Dalem Baturenggong: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Angayubagia (bicara | kontrib)
k update
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 1:
{{wikify|date=Juni 2012}}
'''Dalem Baturenggong''', juga disebut '''Waturenggong''' atau '''Enggong''', adalah seorang Raja (Dalem) dari Bali yang diyakini telah memerintah pada abad ke-16 pertengahan. Dia berada di tertentu yang terkait dengan zaman keemasan [[Kerajaan Gelgel|kerajaan Gelgel Bali]], dengan ekspansi politik dan renovasi budaya dan agama. Dalam historiografi Bali, ia mewakili visi epik kerajaan yang berfungsi sebagai model bagi penguasa berikutnya di pulau itu.<ref>{{cite book|author= Adrian Vickers, |title= Bali, A Paradise Created. |publisher= Singapore: Periplus |year=1989, pp. |pages=41-5.45}}</ref>
 
== Pemerintahan yang makmurMakmur ==
Dalem Baturenggong dikenal sepenuhnya dari sumber kemudian hari yang banyak. Dia secara singkat terdaftar sebagai raja dalam teks Usana Bali dan agama Rajapurana Besakih, di bawah nama Enggong.<ref>{{cite book|author= David Stuart-Fox, |title= Pura Besakih; A Study of Balinese Religion and Society. |publisher= PhD Thesis, ANU, Canberra |year=1987, p. |pages=146-8.148}}</ref> Keterangan lengkap ditemukan pada abad ke-18 Babad Dalem sejarah. Menurut teks ini dia adalah putra dari Dalem Ketut, Raja pertama dari Gelgel, yang memerintah sekitar jatuhnya kerajaan Majapahit Jawa (awal abad 16). Dia berpose sebagai lawan Islam dan musuh Pasuruan dan Mataram di Jawa. Prestise Nya sangat ditingkatkan dengan kedatangan Nirartha Brahmana dari Jawa, yang mendirikan hubungan ideal antara imam dan pelindung dan dilaksanakan kegiatan sastra yang luas. Nirartha adalah tanggal pada tahun 1537 dari salah satu teks, yang tanggal kemudian akan menjadi floruit perkiraan pemerintahan Dalem Baturenggong itu <ref>Adrian Vickers, Bali, A Paradise Created. Singapore: Periplus 1989, pp. 41-2, 49-50, 218.</ref>.
 
== Ekspansi Militer ==
Raja yang diusulkan untuk menikahi putri Sri Juru, Raja Blambangan di Jawa Timur, namun sang putri menolak. Seorang tentara Bali Oleh karena itu dikirim ke Blambangan, di mana ia terjebak dan membunuh Sri Juru. Anak-anak dibunuh raja melarikan diri ke Pasuruan di pantai utara Jawa, dan Blambangan dibawa di bawah kekuasaan raja Bali. Selanjutnya, Lombok dan Sumbawa Barat dibawa di bawah kekuasaan Dalem Baturenggong. Raja meninggalkan dua putra, Dalem Bekung dan Dalem Seganing, yang memerintah pada gilirannya setelah kematiannya.<ref>{{cite book|author= C.C. Berg, |title= De middeljavaansche historische traditië. |publisher=Santpoort: Mees |year=1927, pp. |pages=138-44.}}</ref>
 
Rincian pemerintahan-Nya yang mulia tidak dapat diverifikasi dari sumber-sumber kontemporer. Hanya penulis Mendes Pinto Fernao Portugis (c. 1509-1583), dalam karyanya Peregrinacam, menuduh bahwa Bali adalah sebuah pulau kafir tergantung pada kerajaan Demak Jawa Islam, tetapi memberontak di c. 1546.<ref>{{cite book|author= Fernão Mendes Pinto, |title= The Travels of Mendes Pinto. |publisher= Chicago & London: The University of Chicago Press |year=1989, p. |pages=392.}}</ref> Informasi ini mungkin tidak cukup dapat dipercaya. Namun, sumber-sumber Eropa dari abad 16 dan 17-an menggambarkan kerajaan Gelgel mengingatkan dalam hal sejarah, dan tampaknya mensyaratkan ekspansi politik yang kuat antara jatuhnya Majapahit (1527M) dan kunjungan pertama Belanda ke Bali (1597) .
 
== Lihat pula ==