Ras Melayu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-  + )
Farhan Curious (bicara | kontrib)
fixed
Baris 27:
== Pengaruh kolonial ==
Pandangan mengenai Bangsa Melayu, dikemukakan oleh [[Thomas Stamford Raffles]] yang karyanya hingga sekarang memiliki pengaruh signifikan di antara para penutur bahasa Inggris. Raffles mungkin orang paling penting yang mempromosikan ide mengenai Bangsa Melayu, yang tidak terbatas hanya pada kelompok etnis Melayu saja. Menurutnya Bangsa Melayu juga merangkul sebagian besar rakyat di kepulauan Asia Tenggara. Raffles membentuk visi Melayu sebagai "bangsa", sejalan dengan pandangan gerakan Romantik Inggris pada waktu itu. Setelah ekspedisinya ke pedalaman [[Suku Minangkabau|Minangkabau]], tempat kedudukan [[Kerajaan Pagaruyung]], ia menyatakan bahwa Minangkabau adalah sumber kekuatan dan asal bangsa Melayu, yang kemudian penduduknya tersebar luas di Kepulauan Timur. Dalam tulisannya kemudian ia mengkategorikan Melayu dari sebuah etnis menjadi bangsa.<ref name="MalayIdentity2001">{{cite journal|last=Reid|first=Anthony| journal=[[Journal of Southeast Asian Studies]]|title=Understanding Melayu (Malay) as a Source of Diverse Modern Identities| volume=32|issue=3|year=2001|pages=295–313|url=|doi=10.1017/S0022463401000157}}</ref>
 
== Di Malaysia ==
Di Malaysia, sensus awal kolonial mengelompokan beberapa etnis seperti "[[Suku Melayu|Melayu]], [[Suku Bawean|Boyan]], [[Suku Aceh|Aceh]], [[Bugis]], Manilamen dan [[Siam]]". Sensus 1891 hanya mengelompokan etnis ke dalam tiga "[[ras manusia|ras]]", di mana pengelompokan tersebut masih digunakan oleh Malaysia hingga saat ini, yaitu: Cina, 'Tamil dan pribumi lain India', dan 'Melayu dan pribumi lainnya di Nusantara'. Hal ini berdasarkan pandangan Eropa pada saat itu bahwa ras adalah kategori ilmiah biologis. Untuk sensus tahun 1901, pemerintah menyarankan agar kata "ras" diganti dengan "kebangsaan".<ref name="MalayIdentity2001"/>
 
Setelah beberapa periode, identitas individu dibentuk berdasarkan konsep Bangsa Melayu (ras Melayu). Pada generasi muda, konsep ini dilihat sebagai sarana persatuan dan solidaritas terhadap kekuasaan kolonial dan para imigran non-Melayu. Bangsa Malaysia, kemudian dibentuk dari Bangsa Melayu yang memiliki posisi sentral dan menentukan di dalam negeri.<ref name="MalayIdentity2001"/>
 
== Di Filipina ==
Di [[Filipina]], banyak orang menganggap istilah "Melayu" untuk merujuk kepada penduduk pribumi negara, serta penduduk negara tetangga seperti Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Namun H. Otley Beyer, antropolog Amerika, mengusulkan bahwa Filipina sebenarnya adalah Melayu yang bermigrasi dari Malaysia dan Indonesia. Ide ini pada gilirannya disebarkan oleh sejarawan Filipina dan masih diajarkan di banyak sekolah. Namun, konsensus umum di kalangan ahli antropologi kontemporer, arkeolog, dan ahli bahasa mengusulkan hal sebaliknya, yaitu bahwa selama periode prasejarah, nenek moyang bangsa [[Austronesia]] yang berasal dari [[Taiwan]], bermigrasi ke Malaysia dan Indonesia melalui Filipina.
 
== Di Amerika Serikat ==
Baris 41 ⟶ 33:
Banyak undang-undang anti-perkawinan antara suku bangsa secara bertahap dicabut setelah [[Perang Dunia Kedua]], dimulai dengan [[California]] pada tahun 1948. Pada tahun 1967, semua larangan terhadap perkawinan antar-ras yang tersisa dinilai tidak konstitusional oleh Mahkamah Agung Amerika Serikat dan karena itu kemudian dicabut.
 
== Di Filipina ==
<!-- tunggu referensi
Di [[Filipina]], banyak orang menganggap istilah "Melayu" untuk merujuk kepada penduduk pribumi negara, serta penduduk negara tetangga seperti Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Namun H. Otley Beyer, antropolog Amerika, mengusulkan bahwa Filipina sebenarnya adalah Melayu yang bermigrasi dari Malaysia dan Indonesia. Ide ini pada gilirannya disebarkan oleh sejarawan Filipina dan masih diajarkan di banyak sekolah. Namun, konsensus umum di kalangan ahli antropologi kontemporer, arkeolog, dan ahli bahasa mengusulkan hal sebaliknya, yaitu bahwa selama periode prasejarah, nenek moyang bangsa [[Austronesia]] yang berasal dari [[Taiwan]], bermigrasi ke Malaysia dan Indonesia melalui Filipina.
berasal dari [[Kerajaan Malayu]], sebuah kerajaan Hindu-Budha pada abad ke-7 di hulu sungai Batanghari, Jambi di pulau Sumatera, jadi secara geografis semula hanya mengacu kepada wilayah kerajaan tersebut yang merupakan sebagian dari wilayah pulau Sumatera. Dalam perkembangannya pemakaian istilah Melayu mencakup wilayah geografis yang lebih luas dari wilayah Kerajaan Malayu tersebut, mencakup negeri-negeri di pulau Sumatera sehingga pulau tersebut disebut juga Bumi Melayu seperti disebutkan dalam [[Kakawin Nagarakretagama]]. Ibukota Kerajaan Melayu semakin mundur ke pedalaman karena serangan [[Sriwijaya]] dan masyarakatnya diaspora keluar Bumi Melayu, belakangan masyarakat pendukungnya yang mundur ke pedalaman berasimilasi ke dalam masyarakat [[Minangkabau]] menjadi ''klan Malayu'' ([[Suku Malayu|suku Melayu Minangkabau]]) yang merupakan salah satu marga di Sumatera Barat. Sriwijaya berpengaruh luas hingga ke Filipina membawa penyebaran Bahasa Melayu semakin meluas, tampak dalam prasasti [[Keping Tembaga Laguna]]. Bahasa Melayu kuno yang berkembang di Bumi Melayu tersebut berlogat "o" seperti Melayu Jambi, Minangkabau, Kerinci, Palembang dan Bengkulu. Semenanjung Malaka dalam Nagarakretagama disebut Hujung Medini artinya Semenanjung Medini. Dalam perkembangannya orang Melayu migrasi ke Semenanjung Malaysia (= Hujung Medini) dan lebih banyak lagi pada masa perkembangan kerajaan-kerajaan Islam yang pusat mandalanya adalah [[Kesultanan Malaka]], istilah Melayu bergeser kepada Semenanjung Malaka (= Semenanjung Malaysia) yang akhirnya disebut Semenanjung Melayu atau Tanah Melayu. Tetapi nayatalah bahwa istilah Melayu itui berasal dari Indonesia. Bahasa Melayu yang berkembang di sekitar daerah Semenanjung Malaka berlogat "e". Kesultanan Malaka dimusnahkan oleh Portugis tahun [[1512]] sehingga penduduknya diaspora sampai ke kawasan timur kepulauan [[Nusantara]].
 
Bahasa Melayu Purba sendiri diduga berasal dari pulau Kalimantan, jadi diduga pemakai bahasa Melayu ini bukan penduduk asli Sumatera tetapi dari pulau Kalimantan. Suku Dayak yang diduga memiliki hubungan dengan suku Melayu kuno di Sumatera misalnya Dayak Salako, Dayak Kanayatn (Kendayan), dan Dayak Iban yang semuanya berlogat "a" seperti bahasa Melayu Baku. Penduduk asli Sumatera sebelumnya kedatangan pemakai bahasa Melayu tersebut adalah nenek moyang suku Nias dan suku Mentawai. Dalam perkembangannya istilah Melayu kemudian mengalami perluasan makna, sehingga muncul istilah Kepulauan Melayu untuk menamakan kepulauan Nusantara. Secara persfektif historis juga dipakai sebagai nama bangsa yang menjadi nenek moyang penduduk kepulauan Nusantara, yang dikenal sebagai rumpun Indo-Melayu terdiri Proto Melayu (Melayu Tua/Melayu Polinesia) dan Deutero Melayu (Melayu Muda). Setelah mengalami kurun masa yang panjang sampai dengan kedatangan dan perkembangannya agama Islam, suku Melayu sebagai etnik mengalami penyempitan makna menjadi sebuah etnoreligius (Muslim) yang sebenarnya didalamnya juga telah mengalami amalgamasi dari beberapa unsur etnis.
-->
== Di Indonesia ==
Di [[Indonesia]], istilah "Melayu" lebih diasosiasikan ke [[suku Melayu]] daripada ras Melayu. Hal ini dikarenakan Indonesia telah memiliki suku bangsa [[Pribumi-Nusantara|pribumi]] lain yang telah memiliki serta membangun kebudayaan dan identitas mereka yang dipercaya bahwa mereka mempunyai tradisi dan bahasa yang sangat berbeda dengan [[orang Melayu|orang-orang Melayu pesisir]]. Terutama [[orang Minang]] dan [[orang Jawa]] yang tidak merasa sebagai Melayu. Melayu tidak lebih dari salah satu banyak sukubangsa di Indonesia yang mempunyai kedudukan yang sama dengan Jawa (termasuk sub-etnis mereka seperti Osing, Tengger, & Cirebon), Sunda (termasuk sub-etnis mereka seperti Baduy), Minangkabau, suku-suku Batak, Bugis, suku-suku Dayak, Aceh, Bali, Toraja, dll. Istilah yang lebih diterima untuk menyebut komunitas ini adalah [[Austronesia]], dan juga prespektif dari negara Indonesia, sebagai [[Pribumi-Nusantara|Pribumi]]. .
Baris 52 ⟶ 42:
 
Saat ini, identitas bersama yang mengikat orang Melayu adalah kesamaan [[bahasa]] (dengan varian dialek yang ada di antara mereka), [[Islam]] dan budaya mereka.<ref>[http://melayuonline.com/eng/about/dig/2 http://melayuonline.com/eng/about/dig/2 Melayu Online: Theoretical Framework]</ref>
 
 
== Di Malaysia ==
Di Malaysia, sensus awal kolonial mengelompokan beberapa etnis seperti "[[Suku Melayu|Melayu]], [[Suku Bawean|Boyan]], [[Suku Aceh|Aceh]], [[Bugis]], Manilamen dan [[Siam]]". Sensus 1891 hanya mengelompokan etnis ke dalam tiga "[[ras manusia|ras]]", di mana pengelompokan tersebut masih digunakan oleh Malaysia hingga saat ini, yaitu: Cina, 'Tamil dan pribumi lain India', dan 'Melayu dan pribumi lainnya di Nusantara'. Hal ini berdasarkan pandangan Eropa pada saat itu bahwa ras adalah kategori ilmiah biologis. Untuk sensus tahun 1901, pemerintah menyarankan agar kata "ras" diganti dengan "kebangsaan".<ref name="MalayIdentity2001"/>
 
Setelah beberapa periode, identitas individu dibentuk berdasarkan konsep Bangsa Melayu (ras Melayu). Pada generasi muda, konsep ini dilihat sebagai sarana persatuan dan solidaritas terhadap kekuasaan kolonial dan para imigran non-Melayu. Bangsa Malaysia, kemudian dibentuk dari Bangsa Melayu yang memiliki posisi sentral dan menentukan di dalam negeri.<ref name="MalayIdentity2001"/>
 
<!-- tunggu referensi
berasal dari [[Kerajaan Malayu]], sebuah kerajaan Hindu-Budha pada abad ke-7 di hulu sungai Batanghari, Jambi di pulau Sumatera, jadi secara geografis semula hanya mengacu kepada wilayah kerajaan tersebut yang merupakan sebagian dari wilayah pulau Sumatera. Dalam perkembangannya pemakaian istilah Melayu mencakup wilayah geografis yang lebih luas dari wilayah Kerajaan Malayu tersebut, mencakup negeri-negeri di pulau Sumatera sehingga pulau tersebut disebut juga Bumi Melayu seperti disebutkan dalam [[Kakawin Nagarakretagama]]. Ibukota Kerajaan Melayu semakin mundur ke pedalaman karena serangan [[Sriwijaya]] dan masyarakatnya diaspora keluar Bumi Melayu, belakangan masyarakat pendukungnya yang mundur ke pedalaman berasimilasi ke dalam masyarakat [[Minangkabau]] menjadi ''klan Malayu'' ([[Suku Malayu|suku Melayu Minangkabau]]) yang merupakan salah satu marga di Sumatera Barat. Sriwijaya berpengaruh luas hingga ke Filipina membawa penyebaran Bahasa Melayu semakin meluas, tampak dalam prasasti [[Keping Tembaga Laguna]]. Bahasa Melayu kuno yang berkembang di Bumi Melayu tersebut berlogat "o" seperti Melayu Jambi, Minangkabau, Kerinci, Palembang dan Bengkulu. Semenanjung Malaka dalam Nagarakretagama disebut Hujung Medini artinya Semenanjung Medini. Dalam perkembangannya orang Melayu migrasi ke Semenanjung Malaysia (= Hujung Medini) dan lebih banyak lagi pada masa perkembangan kerajaan-kerajaan Islam yang pusat mandalanya adalah [[Kesultanan Malaka]], istilah Melayu bergeser kepada Semenanjung Malaka (= Semenanjung Malaysia) yang akhirnya disebut Semenanjung Melayu atau Tanah Melayu. Tetapi nayatalah bahwa istilah Melayu itui berasal dari Indonesia. Bahasa Melayu yang berkembang di sekitar daerah Semenanjung Malaka berlogat "e". Kesultanan Malaka dimusnahkan oleh Portugis tahun [[1512]] sehingga penduduknya diaspora sampai ke kawasan timur kepulauan [[Nusantara]].
 
Bahasa Melayu Purba sendiri diduga berasal dari pulau Kalimantan, jadi diduga pemakai bahasa Melayu ini bukan penduduk asli Sumatera tetapi dari pulau Kalimantan. Suku Dayak yang diduga memiliki hubungan dengan suku Melayu kuno di Sumatera misalnya Dayak Salako, Dayak Kanayatn (Kendayan), dan Dayak Iban yang semuanya berlogat "a" seperti bahasa Melayu Baku. Penduduk asli Sumatera sebelumnya kedatangan pemakai bahasa Melayu tersebut adalah nenek moyang suku Nias dan suku Mentawai. Dalam perkembangannya istilah Melayu kemudian mengalami perluasan makna, sehingga muncul istilah Kepulauan Melayu untuk menamakan kepulauan Nusantara. Secara persfektif historis juga dipakai sebagai nama bangsa yang menjadi nenek moyang penduduk kepulauan Nusantara, yang dikenal sebagai rumpun Indo-Melayu terdiri Proto Melayu (Melayu Tua/Melayu Polinesia) dan Deutero Melayu (Melayu Muda). Setelah mengalami kurun masa yang panjang sampai dengan kedatangan dan perkembangannya agama Islam, suku Melayu sebagai etnik mengalami penyempitan makna menjadi sebuah etnoreligius (Muslim) yang sebenarnya didalamnya juga telah mengalami amalgamasi dari beberapa unsur etnis.
-->
 
<!--