Bahasa Besemah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Tatuk Bucuk (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 17:
|iso1=|iso2=|iso3=
|linglist=pse-pas
|lingname=Pasemah, Besemah
|notice=IPA}}
'''Bahasa Besemah''', atau ([[Kamus Besar Bahasa Indonesia|KBBI]]: '''Basemah''')<ref>[http://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Basemah Kamus Besar Bahasa Indonesia: Basemah]</ref> juga disebut '''Pasemah''', adalah sebuah [[bahasa Austronesia]] dari [[rumpun bahasa Melayik]]. Bahasa ini dipertuturkan oleh setidaknya 400.000 orang di dataran tinggi barat daya Sumatra, terutama di provinsi Sumatra Selatan dan Bengkulu.<ref>McDowell, Jonathan (2007) ''The Malays of southern Sumatra: Unity in diversity'', the Eleventh International Symposium on Malay/Indonesian Linguistics, Manokwari, Indonesia.</ref>
 
== Klasifikasi ==
Baris 126:
== Sosiolinguistik ==
=== Penggunaan ===
Bahasa Besemah dituturkan oleh komunitas yang homogen (umumnya oleh [[Suku Basemah|suku Besemah]]), tidak seperti ragam bahasa Melayu lain semisal [[bahasa Palembang]], bahasa Melayu Riau, atau [[bahasa Indonesia]] dialek Jakarta yang menjadi ''lingua franca''. Namun, sebagaimana halnya ragam-ragam bahasa di atas, bahasa Besemah umumnya digunakan secara diglossik atau bahkan poliglossik bersama bahasa Indonesia dan bahasa Palembang--yang dipakai luas di Sumatra Selatan.
 
Bahasa Indonesia baku digunakan di setiap situasi formal, termasuk dalam pidato dan ceramah pernikahan, pemakaman, serta khutbah Jumat di masjid-masjid. Bahasa Palembang adalah sebuah [[koine]] yang berasal dari bahasa Melayu yang digunakan di [[kota Palembang]] serta daerah urban lainnya di Sumatra Selatan di mana terjadi pertemuan antara suku-suku [[Melayu]], [[Jawa]], [[Minangkabau]], [[Batak]], serta [[Tionghoa-Indonesia]]. Maka bahasa Palembang pun digunakan oleh penutur bahasa Besemah untuk komunikasi antaretnis. Sementara bahasa Besemah digunakan sesama penutur asli di rumah serta dalam kehidupan sehari-hari di perdesaan.<ref name="brad">McDonnell, Bradley (2012) ''The Besemah Language Documentation Project.'' Santa Barbara: University of California Santa Barbara.</ref>
Baris 133:
Bahasa Besemah kurang bisa dicocokkan ke dalam klasifikasi kerentanan kepunahan bahasa yang ada. Jika dilihat sekilas, bahasa ini bisa dikategorikan sebagai bahasa vital karena (1) anak muda masih mempelajari bahasa tersebut secara aktif, dan (2) masih memiliki penutur yang lumayan banyak (sekitar 400.000). Keduanya merupakan tanda yang baik bagi bahasa Besemah, namun ada beberapa faktor lain yang menunjukkan bahwa bahasa Besemah mungkin tidak se-stabil yang diperkirakan. Faktor-faktor tersebut adalah: bahasa kontak, multilingualisme, sikap terhadap bahasa asli, serta tidak adanya pendidikan formal atau ejaan baku bagi bahasa Besemah.<ref name="brad">McDonnell, Bradley (2012) ''The Besemah Language Documentation Project.'' Santa Barbara: University of California Santa Barbara.</ref>
 
== Catatan kakiReferensi ==
{{reflist}}