Anomi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Tambahan terjemahan
Baris 14:
Kemudian pada tahun 1897, dalam penelitiannya terhadap bunuh diri, Durkheim mengasosiasikan anomie dengan pengaruh ketiadaan norma atau norma yang terlalu kaku. Namun, ketiadaan norma atau norma yang terlalu kaku tersebut adalah gejala anomie, yang disebabkan oleh ketiadaan adaptasi diferensial yang memungkinkan norma berkembang secara alami karena regulasi diri, baik sehingga norma terbentuk dari ketiadaan norma maupun norma yang menjadi kaku dan kuno berubah.
 
Pada tahun 1983, Robert K. Merton menghubungkan anomie dengan ''deviance'' dan berargumen bahwa tidak bersambungnya budaya dengan struktur berkonsekuensi disfungsional menyebabkan ''deviance''dalam masyarakat. Ia mendeskripsikan lima tipe ''deviance'' dalam istilah penerimaan atau penolakan tujuan sosial dan alat adat dalam menggapainya.<ref>{{Cite journal|last=Merton|first=Robert K.|date=1938-10|title=Social Structure and Anomie|url=https://www.jstor.org/stable/2084686?origin=crossref|journal=American Sociological Review|volume=3|issue=5|pages=672|doi=10.2307/2084686|issn=0003-1224}}</ref>
 
== Etimologi ==
Kata ini, "pemakaian kembali dengan ejaan Perancis 'anomy'",<ref>{{Cite web|url=https://www.etymonline.com/word/anomie|title=anomie {{!}} Origin and meaning of anomie by Online Etymology Dictionary|website=www.etymonline.com|language=en|access-date=2019-01-01}}</ref> berasal dari bahasa [[Bahasa Yunani Kuno|Yunani]] ἀνομία "tanpa hukum",<ref>{{Cite web|url=https://www.etymonline.com/word/anomy|title=anomy {{!}} Origin and meaning of anomy by Online Etymology Dictionary|website=www.etymonline.com|language=en|access-date=2019-01-01}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Perseus:text:1999.04.0057:entry=a)nomi/a|title=Henry George Liddell, Robert Scott, A Greek-English Lexicon, ἀνομ-ία|website=www.perseus.tufts.edu|access-date=2019-01-01}}</ref> yaitu [[Awalan|prefiks]] [[privatif alfa]] (a-"tanpa") dan "nomos" (hukum). Pengguna bahasa Yunani membedakan "nomos" (νόμος, hukum) dan "arché" (ἀρχή; aturan pemula, aksiom, prinsip). Misalnya, [[penguasa monarki]] adalah pemerintah tunggal tetapi ia masih merupakan subjek, tidak bebas dari, hukum yang ada, i.e. nomos. Pada [[demokrasi]] [[negara kota]] yang asli, [[:en:Majority_rule|aturan mayoritas]] adalah bagian arché karena berdasar pada kekuasaan, sistem kebiasaan, yang mungkin atau tidak mungkin menciptakan hukum, i.e. nomos. Maka dari itu, maksud awal anomie adalah mendefinisikan apa saja atau siapa saja yang bertentangan atau di luar hukum, atau kondisi yang mana hukum yang berlaku tidak diterapkan menghasilkan keadaan yang tidak sah atau tanpa hukum.
 
Pemahaman bahasa Inggris kontemporer terhadap "anomie" dapat mencakup fleksibilitas yang sangat besar atas "[[Norma (sosiologi)|norma]]" dan sebagian orang menggunakan ketiadaan norma untuk mencerminkan situasi yang mirip dengan [[Anarkisme|anarki]]. Namun, digunakan oleh Durkheim dan teoris kemudian, anomie adalah reaksi yang bertentangan terhadap atau pengunduran diri dari kontrol sosial masyarakat yang berkaitan dengan pengaturan, dan merupakan konsep yang sepenuhnya terpisah dari anarki, yangn tersusun atas ketiadaan peran penguasa dan pengikut.
 
== Anomie sebagai kekacauan pada diri individu ==
 
[[Émile Durkheim]], [[sosiolog]] perintis yang berasal dari [[Prancis]] [[abad ke-19]], menggunakanmengadopsi kata ini dari filsuf Prancis [[Jean-Marie Guyau]] dan menggunakannya dalam bukunya ''Le Suicide'' (1897) yang menguraikan sebab-sebab sosial (bukan individual) [[bunuh diri]] untuk menggambarkan keadaan atau kekacauan dalam diri [[individu]], yang dicirikan oleh ketidakhadiran atauperubahan berkurangnyacepat standar atau nilai-nilai dalam masyarakat (sering disalahartikan sebagai ketiadaan norma), dan perasaan [[alienasi]] dan ketiadaan tujuan yang menyertainya. Anomie sangat umum terjadi apabila [[masyarakat]] sekitarnya mengalami perubahan-perubahan yang besar dalam situasi ekonomi, entah semakin baik atau semakin buruk, dan lebih umum lagi ketika ada kesenjangan besar antara teori-teori dan nilai-nilai ideologis yang umumnya diakui dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini bertentangan dengan teori bunuh diri sebelumnya yang mempertahankan bahwa bunuh diri ditimbulkan oleh peristiwa negatif dalam kehidupan individu dan [[Gangguan depresi mayor|depresi]] yang mengikutinya.
 
Dalam pandangan Durkheim, agama-agama tradisional seringkali memberikan dasar bagi nilai-nilai bersama yang tidak dimiliki oleh individu yang mengalami anomie. Lebih jauh ia berpendapat bahwa [[pembagian kerja]] yang banyak terjadi dalam kehidupan ekonomi modern sejak [[Revolusi Industri]] menyebabkan individu mengejar tujuan-tujuan yang [[egois]] ketimbang kebaikan komunitas yang lebih luas.
 
[[Robert King Merton]] juga mengadopsi gagasan tentang anomie dalam karyanya. Ia mendefinisikannya sebagai kesenjangan antara tujuan-tujuan sosial bersama dan cara-cara yang sah untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Dengan kata lain, individu yang mengalami anomie akan berusaha mencapai tujuan-tujuan bersama dari suatu masyarakat tertentu, namuntetapi tidak dapat mencapai tujuan-tujuan tersebut dengan sah karena berbagai keterbatasan sosialstruktural masyarakat. Akibatnya, individu itu akan memperlihatkan [[perilaku menyimpang]] untuk memuaskan dirinya sendiri.
 
Menurut sebuah survei akademik, uji psikometrik mengonfirmasi hubungan antara anomie dan [[ketidakjujuran akademik]] pada mahasiswa universitas, menunjukkan bahwa universitas perlu membantu perkembangan kode etik pada mahasiswa untuk mengekang hal ini.<ref>"The effect of anomie on academic dishonesty among university students" oleh Albert Caruana, B. Ramaseshan, Michael T. Ewing. ''International Journal of Educational Management'' (2000). Volume 14, isu 1. hal. 23–30.</ref> Dalam penelitian lain, anomie dipandang sebagai "faktor pendorong" dalam pariwisata.<ref>{{Cite journal|last=Dann|first=Graham M. S.|title=Anomie, ego-enhancement and tourism|url=https://www.academia.edu/1534649/Anomie_ego-enhancement_and_tourism|journal=Annals of Tourism Research|language=en|volume=4|issue=4|pages=184–194|issn=0160-7383}}</ref>
 
== Anomie sebagai kekacauan masyarakat ==
Baris 30 ⟶ 37:
[[Friedrich Hayek]] dikenal menggunakan kata ''anomie'' dengan makna ini.
 
''Anomie'' sebagai kekacauan sosial tidak boleh dikacaukandisalahartikan dengansebagai "[[anarkhi]]anarki". Kata "anarkhianarki" menunjukkan tidak adanya penguasa, hierarkhihierarki, dan komando, sementara "anomie" menunjukkan tidak adanya aturan, struktur, dan organisasi. Banyak penentang [[anarkhisme|anarkisme]] mengklaim bahwa anarkhianarki denganbelum sendirinyatentu mengakibatkan anomi.anomie Namundan hampirpemerintahan semuadengan anarkhishierarki akansesungguhnya mengatakan bahwa komando yang hierarkhis sesungguhnyameningkatkan menciptakanketiadaan kekacauanhukum, bukan keteraturan (lih. misalnya [[Discordianism#Law of Eristic Escalation|Law of Eristic Escalation]]). Sebagian penganut [[anarko-primitivisme]] berargumen bahwa masyarakat yang kompleks, khususnya masyarakat industrial dan pascaindustrial, secara langsung menyebabkan kondisi seperti anomie dengan mencabut determinasi diri dan grup rujukan yang relatif kecil, seperti kelompok, marga, atau suku dari individu.
 
Kamus [[Webster 1913]], sebuah versi yang lebih tua, melaporkan penggunaan kata "anomie" dalam pengertian "ketidakpedulian atau pelanggaran terhadap hukum".