Jalur kereta api Purwosari–Boyolali: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 51:
Pada tahun 1892, perusahaan [[Solosche Tramweg Maatschappij]] mulai membangun jalur trem dari [[Stasiun Jebres]] ke arah barat menuju [[Stasiun Purwosari]] berlanjut hingga [[Stasiun Kartasura]] dan berakhir di [[Stasiun Boyolali]], jalur inilah yang menjadi modal awal SoTM berkarir.
 
Diawal masa operasi jalurnya, [[Solosche Tramweg Maatschappij]] menggunakan empat ekor kuda sebagai penarik satu gerbong trem. Trem yang berpenumpang 20 orang tersebut setiap 4 km harus diganti kudanya, mengingat beban yang ditarik. Pada masa itu, pelanggan trem SoTM didominasikan oleh kaum-kaum ''priyayi'' maupun juragan perkebunan di Boyolali. Memasuki tahun 1905, SoTM mengalami keterpurukan, banyak kuda-kuda penarik trem yang mati, sehingga pada tahun yang sama, SoTM melakukan kerjasama terhadap NISM untuk melakukan modernisasi berupa pengadaan lokomotif uap, namun hal ini justru membuat SoTM semakin terpuruk hingga akhirnya pada tanggal 1 Januari 1911, SoTM resmi diakuisisi oleh NISM yang membuat jalur ini beralih kepemilikan.<ref>{{Cite book|title=Sejarah Kereta Api Kota Solo 1864 - 1930|last=Widi Wardoyo|first=Waskito|publisher=Kendi|year=2018|isbn=978-602-25130-4-9|location=Temanggung|pages=71}}</ref> Di bawah naungan NISM, jalur ini mengalami revitilasi dan pembaharuan yang kemudian digunakan untuk melayani angkutan dari [[Pabrik Gula Colomadu]] dan [[Pabrik Gula Gembongan]], disisi lain jalur ini juga digunakan untuk layanan penumpang.
 
Pada tahun 1973 [[Kereta Api Indonesia|PJKA]] menutup jalur ini karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan moda transportasi lainnya.