Tapir asia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Nampak, +Tampak; -nampak, +tampak; -Nampaknya, +Tampaknya; -nampaknya, +tampaknya)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 46:
[[Berkas:Malayan Tapir Habitat 2003.png|ka|jmpl|250px|Peta penyebaran tapir di alam liar, data sekitar tahun 2003]]
 
Dahulu, tapir Asia dapat ditemukan diseluruh [[hutan hujan]] dataran rendah di [[Asia Tenggara]] termasuk [[Kamboja]], [[Indonesia]], [[Laos]], [[Malaysia]], [[Myanmar]] [[Burma]], [[Thailand]], dan [[Vietnam]]. Namun populasinya menurun tahun-tahun belakangan ini, dan seperti jenis-jenis tapir lainnya juga terancam [[kepunahan]].<ref>{{IUCN2006|assessors=Kawanishi ''et al''|year=2003|id=21472|title=Tapirus indicus|downloaded=11 May 2006}} Database entry includes justification for why this species is vulnerable</ref> Karena ukurannya, tapir memiliki sedikit pemangsa alami, bahkan tapir jarang dimangsa oleh harimau. <ref>bin Momin Khan, Mohd Khan. [http://www.tapirback.com/tapirgal/iucn-ssc/tsg/action97/ap97-02.htm "Status and Action Plan of the Malayan Tapir ''(Tapirus indicus)''"] ''Tapirs: Status Survey and Conservation Action Plan'' published by IUCN Tapir Specialist Group, 1997, page 2</ref>Ancaman utama bagi tapir Asia adalah kegiatan manusiatermasuk penebangan hutan untuk pertanian, banjir akibat dibendungnya sungai untuk membuat pembangkit listrik tenaga air, dan perdagangan ilegal.<ref>[http://www.unep-wcmc.org/index.html?http://www.unep-wcmc.org/species/data/species_sheets/malayan.htm~main Fact sheet on Malayan Tapir - ''Tapirus indicus''], [[World Conservation Monitoring Centre|UNEP World Conservation Monitoring Centre]], in association with the [[World Wide Fund for Nature|World Wildlife Foundation]]</ref>. Di Thailand, sebagai contoh, penangkapan dan penjualan seekor tapir muda dapat bernilai US$5500.<ref>bin Momin Khan, Mohd Khan. [http://www.tapirback.com/tapirgal/iucn-ssc/tsg/action97/ap97-02.htm "Status and Action Plan of the Malayan Tapir ''(Tapirus indicus)''"] ''Tapirs: Status Survey and Conservation Action Plan'' published by IUCN Tapir Specialist Group, 1997, page 2</ref> Di daerah seperti Sumatra, dimana populasinya kebanyakan [[Muslim]] , tapir jarang diburu untuk dimakan karena kemiripan tubuhnya dengan babi membuat daging tapir tabu, namun di beberapa daerah mereka diburu untuk olahraga atau tidak sengaja tertembak karena dikira binatang lain.<ref>Simon, Tamar. [http://www.exn.ca/Stories/1999/07/22/53.asp “The Tapir: A Big Unknown”] article from [http://discoverychannel.ca/_home/index.shtml Discovery Channel Canadian website], July 22, 1999.</ref> Status dilindungi di Thailand, Malaysia dan Indonesia, yang ditujukan pada pembunuhan tapir dengan sengaja tapi tidak ditujukan pada isu hilangnya habitat, telah membatasi pemulihan atau menjaga polulasi tapir. Populasi Tapir Asia di Lembaga Konservasi ex-''situ'' di Indonesia tercatat sebanyak 17 ekor yang tersebar di Taman Margasatwa Ragunan, Taman Safari Cisarua, Taman Safari Prigen, Kebun Binatang Gembira Loka dan Kebun Binatang Taman Sari Bandung. Populasi yang terdapat di alam belum diketahui, namun diduga terus menurun.<ref>Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati. 2007. Strategi Dan Kebijakan Program Pengembangbiakan (Breeding Program) Satwa Liar Dilindungi. ''Dep Hut'' 19:491–507.</ref>
 
== Variasi ''brevetianus'' ==
sejumlah kecil tapir Asia melanistik (serba-hitam) telah diamati. Tahun 1942, seekor tapir serba-hitam dikirim ke kebun binatang [[Rotterdam]] dan diklasifikasikan sebagai subspesies yang disebut ''Tapirus indicus brevetianus'' yang dinamai berdasarkan penemunya Kapten K. Brevet.<ref>Shuker, Dr. Karl P. N. ''Mysteries of Planet Earth,'' pages 11-12</ref> Pada tahun 2000, dua ekor tapir melanistik diamati selama studi harimau di Suaka Hutan Jerangau di Malaysia Semenanjung. <ref>Mohd, Azlan J. [http://www.tapirspecialistgroup.org/Downloads/newsletters/newsletter1101.pdf "Recent Observations of Melanistic Tapirs in Peninsular Malaysia"].Pada September 2003, peneliti Kanada William Sommers menyaksikan kelahiran seekor tapir hitam di alam liar. ''Tapir Conservation: The Newsletter of the IUCN/SSC Tapir Specialist Group'', June 2002, Volume 11, Number 1, pages 27-28</ref> Penyebab variasi ini mungkin ketidaknormalan genetis yang mirip dengan macan kumbang yang muncul pada populasi macan tutul, Akan tetapi, kecuali kalau dan hingga individu ''brevetianus'' dapat dipelajari, penjelasan yang tepat untuk sifat tersebut tetap tidak diketahui.
 
== Catatan ==