Tommy Soeharto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ian medah (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Ian medah (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 30:
 
== Kehidupan awal ==
Tommy lahir di Jakarta tanggal 15 Juli 1962 sebagai anak kelima dari Mayor- Jenderal SuhartoSoeharto dan [[Siti Hartinah]], biasa dipanggil Ibu Tien. Kakak-adiknya adalah [[Siti HardiyantiHardijanti Rukmana|Siti Hardiyanti]] Astuti '(Tutut' Rukmana]]), [[Sigit Harjojudanto]] (Sigit), [[Bambang Trihatmodjo]] (Bambang), [[Siti 'Titiek' Hediati Hariyadi]] (Titiek), dan [[Siti Hutami 'Mamiek' Endang Adiningsih]] (Mamiek).
 
Nama tengahnya diambil dari nama operasi militer Indonesia, [[Operasi Trikora|Komando Mandala Pembebasan Irian Barat]], yang dibentuk bulan Januari 1962 dan dipimpin oleh Mayor- Jenderal SuhartoSoeharto untuk mengusir Belanda dari wilayah Nugini Belanda (Papua Barat). Dalam autobiografinya, SuhartoSoeharto menulis bahwa nama tengah Tommy merupakan pengingat operasi Mandala.<ref>{{cite book|last1=Soeharto|title=Soeharto, My Thoughts, Words, and Deeds: An Autobiography|date=1989|publisher=Citra Lamtoro Gung Persada|isbn=9798085019|page=89|edition=First}}</ref>
 
Pada tanggal 27 September 1965, saat masih berusia tiga tahun, Tommy mengalami luka bakar di wajah dan tubuhnya. Sebelumnya ia bermain dengan adiknya, Mamiek, di rumah keluarga di Jalan Haji Agus Salim, Jakarta Pusat. Ia kemudian menabrak ibunya yang sedang membawa panci berisi sop buntut panas ke ruang makan. Ibunya segera mengoleskan minyak hati ikan kod ke kulit Tommy yang melepuh.<ref>{{cite book|last1=Gafur|first1=Abdul|title=Siti Hartinah Soeharto, first lady of Indonesia|date=1992|publisher=Citra Lamtoro Gung Persada|isbn=9798085124|page=202|edition=First}}</ref> Ia dilarikan ke RSPAD Gatot Subroto di [[Senen]].<ref name="(H.)Endah2010">{{cite book|author1=Probosutedjo (H.)|author2=Alberthiene Endah|title=Saya dan Mas Harto: memoar romantika Probosutedjo|url=https://books.google.com/books?id=_vsMWIE1GYsC|year=2010|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-979-22-5749-6|page=250}}</ref> Suharto menjenguk Tommy selama tiga malam berturut-turut. Ini salah satu momen bersejarah di Indonesia karena pada malam hari tanggal 30 September 1965, sejumlah elemen militer melaksanakan [[Gerakan 30 September|rencana kudeta]] dan menembak mati enam jenderal sekitar pukul 04:00 tanggal 1 Oktober. Sebelum pembunuhan terjadi, SuhartoSoeharto masih berada di rumah sakit. Pada tengah malam, Tien meminta SuhartoSoeharto pulang untuk menjaga Mamiek yang ditinggal sendiri bersama seorang pembantu. Ia pulang sekitar pukul 00:15 dan tidur. Ia dibangunkan sekitar pukul 04:30 dan menerima kabar penembakan tersebut. Tommy bersama ibunya meninggalkan rumah sakit pada 1 Oktober malam ditemani adik ipar SuhartoSoeharto, Probosutedjo, dan ajudannya, Wahyudi. Tommy beserta kakak-adiknya dipindahkan ke rumah Wahyudi di Kebayoran Baru karena lebih aman.<ref>{{cite book|last1=Gafur|first1=Abdul|title=Siti Hartinah Soeharto, first lady of Indonesia|date=1992|publisher=Citra Lamtoro Gung Persada|isbn=9798085124|page=209|edition=First}}</ref>
 
Setelah lulus SMP di Jakarta, Tommy masuk Akademi Penerbangan Sipil. Ia kemudian kuliah pertanian di Amerika Serikat, tetapi tidak selesai. Ia pulang ke Indonesia untuk merintis karier bisnisnya.<ref name="Elson2001">{{cite book|author=Robert Edward Elson|title=Suharto: A Political Biography|url=https://books.google.com/books?id=ElTYvtijU6AC&pg=PA248|date=13 November 2001|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-77326-3|pages=248–}}</ref>