Ratna Indraswari: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
k Bot: Penggantian teks otomatis (-  + )
Baris 40:
 
== Karier ==
Ratna pernah berkuliah di Fakultas Ilmu Administrasi [[Universitas Brawijaya]], [[Kota Malang|Malang]], namun tidak dirampungkannya, ia memilih untuk menekuni dunia penulisan. Dengan perjuangan keterbatasan fisik seperti itulah cerpen dan novelnya lahir, dan memiliki karakter yang sangat khas dengan kewanitaannya. 
 
Dalam perjalanan hidupnya, sebagai difabel, Ratna mengaku pernah mengalami masa-masa yang disebutnya sebagai "kemarahan usia remaja". Ratna sudah menandatangani kontrak dengan sebuah penerbit di Jakarta. Novel tersebut belum berjudul, menggarap romantika dunia aktivis di tengah pergolakan reformasi 1998 <ref>Oase Kompas, {{cite web|http://oase.kompas.com/read/2011/03/29/16344278/Ratna|title=Ratna Meninggalkan Novel Kemulut 1998 |publisher=Kompas.com |date=2011-03-29 |accessdate=2012-02-02}}</ref> yang belum sempat diselesaikannya, karena ajal menjemput.
Baris 66:
 
== Penghargaan ==
Atas peran aktifnya dalam dunia sastra, tercatat beberapa kali Ratna meraih beberapa penghargaan dalam dunia sastra, antara lain, tiga kali berturut-turut  cerpennya masuk dalam antologi cerpen pilihan [[Kompas (surat kabar)|Kompas]] (1993-1996), cerpen pilihan harian [[Surabaya Post]] (1993) serta juara tiga lomba penulisan cerpen dan cerbung majalah [[Femina]] (1996-1997).  Karyanya juga terpilih masuk dalam Antologi Cerpen Perempuan [[Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara|ASEAN]] (1996).
 
Di samping rajin menulis, sejak 1977 Mbak Ratna juga aktif menjadi ketua Yayasan Bhakti Nurani Malang dan Direktur I LSM Entropic Malang (1991). Karena aktivitas sosialnya inilah ia mendapat kesempatan mengikuti berbagai seminar internasional, seperti Disable People International di [[Sydney|Sydney, Australia]], (1993),  Kongres Internasional Perempuan di [[Beijing]], RRC (1995), Leadership Training MIUSA di Eugene Oregon, [[Amerika Serikat]] (1997), Kongres Perempuan Sedunia di [[Washington, D.C.|Washington DC]], Amerika Serikat (1997), serta pernah mendapat predikat Wanita Berprestasi dari Pemerintah RI (1994).
 
Ada sebuah penghargaan “lucu” yang pernah diterima Ratna dan membuatnya terbahak.  Pada tanggal 26 Juni 1996, Ratna mendapat piagam penghargaan yang ditandangani Menteri Negara Peranan Wanita Tutty Alawiyah AS dalam acara “Temu Tokoh Seribu Wajah Wanita Indonesia”. Dalam piagam tertera “prestasi” Ratna, yakni “kepemimpinan dan manajemen peningkatan peran wanita”. Merasa tak berhak menerima penghargaan dengan kriteria tak jelas itu, Ratna lalu mengembalikan piagam penghargaan itu lewat jasa pos ke kantor Menteri Peranan Perempuan di Jakarta.
 
== Ratna sebagai sastrawan ==
Menulis bagi Ratna hanyalah salah satu kegiatan, tetapi berbuat nyata dan menginspirasi  orang lain adalah “tugas besar” yang terus ditunaikannya semasa hidupnya, sekalipun dari atas kursi roda. Salah satunya, pada tahun 2001, Ratna membentuk Forum Kajian Ilmiah Pelangi yang bermarkas di rumahnya, Jl. Diponegoro 3.A Malang. Forum ini mampu menjadi oase, kantong budaya, karena mengakomodasi berbagai elemen masyarakat dalam diskusi beragam persoalan aktual setiap bulannya.
 
Semasa hidupnya, hampir setiap hari, khususnya pada siang hari, rumah Ratna selalu dikunjungi tamu dari berbagai latar belakang. Semuanya disambut dengan ramah, meskipun ia harus menghentikan sementara proses penulisan cerpen atau novelnya. Ratna menyebut kunjungan tamu-tamu ini sebagai 'gangguan yang indah".
 
Dari dialog dengan para tamu, anak-anak muda, pasangan suami-istri, membaca koran, majalah, buku, dan lain-lain, lahirlah ide-ide untuk menulis cerpen. Menurut Ratna, ide bisa diperoleh dari mana saja, tetapi tetap harus ada usaha untuk menemukannya.  Setelah gagasan itu matang, mulailah Ratna menulis. Lebih tepat: mendiktekan kalimat demi kalimat kepada asisten pribadinya. Biasanya tidak butuh waktu lama bagi Ratna untuk melahirkan sebuah cerpen. 
 
Dalam karya-karyanya, seluruh tokoh protagonis dalam cerpen Ratna adalah perempuan. Tokoh-tokohnya tak terbatas pada kaum marginal, tetapi wanita-wanita dari segala kelas. Tampak jelas Ratna adalah seorang pembela kaum perempuan. Namun tidak hanya tema pembelaan kaum perempuan yang ditulisnya, novel Lemah Tanjung merupakan karya pembelaan Ratna kepada [[lingkungan hidup]].<ref>[http://blog.ub.ac.id/bachtiardm/2011/04/05/selamat-jalan-mbak-ratna/ Profil Ratna Indraswari Ibrahim, sastrawan pejuang lingkungan hidup dari kota Malang]</ref>