Kabupaten Wakatobi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 120.188.38.224 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh RIAL HADI RAHMAWAN
Tag: Pengembalian
k Bot: Penggantian teks otomatis (-  + )
Baris 41:
 
=== Masa reformasi ===
Pada tanggal 18 Desember 2003 wakatobi   resmi ditetapkan sebagai salah satu kabupaten pemekaran di Sulawesi Tenggara yang terbentuk berdasarkan Undang – Undang  Nomor   29 tahun 2003 tentang pembentukan [[Kabupaten Bombana]], Kabupaten Wakatobi dan [[Kabupaten Kolaka Utara]]. 
 
Saat pertama kali terbentuk Wakatobi hanya terdiri dari lima kecamatan yaitu [[Kecamatan Wangi-Wangi]], [[Kecamatan Wangi Selatan]], [[Kecamatan Kaledupa]], [[Kecamatan Tomia]] dan [[Kecamatan Binongko]].
Baris 47:
Pada tahun 2005 melalui [[Peraturan Daerah]] Kabupaten Wakatobi Nomor 19 Tahun 2005 dibentuk [[Kecamatan Kaledupa Selatan]] dan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Wakatobi Nomor 20 Tahun 2005 dibentuk [[Kecamatan Tomia Timur]].
 
pada tahun 2007 melalui Peraturan Daerah Kabupaten Wakatobi Nomor  41 Tahun 2007 dibentuk [[Kecamatan Togo Binongko]]] sehingga jumlah kecamatan di Kabupaten Wakatobi menjadi 8 [[kecamatan]] yang terbagi menjadi 100 desa dan kelurahan (25 [[kelurahan]] dan 75 [[desa]]).
 
=== Pemerintahan di awal pembentukan ===
Pemerintahan Kabupaten Wakatobi sebagai daerah otonom secara resmi ditandai dengan pelantikan Syarifudin Safaa, SH, MM sebagai pejabat Bupati Wakatobi pada tanggal 19 Januari 2004 sampai dengan tanggal 19 Januari 2006. Kemudian dilanjutkan oleh H. LM. Mahufi Madra, SH, MH sebagai  pejabat bupati selanjutnya  sejak tanggal 19 Januari 2006 sampai dengan tanggal 28 Juni 2006.
 
=== Pemerintahan hasil pemilu kepala daerah ===
Berdasarkan hasil pemilihan kepala daerah secara langsung maka pada tanggal 28 Juni 2006 Bupati dan Wakil Bupati Wakatobi yang terpilih yaitu Ir. Hugua dan Ediarto Rusmin, BAE dilantik oleh [[Gubernur Sulawesi Tenggara]] Ali Mazi, SH atas nama [[Menteri]] Dalam Negeri berdasarkan Surat Keputusan [[Menteri Dalam Negeri]] Nomor 132.74-314 tanggal 13 Juni 2006 tentang pengesahan pengangkatan Bupati Wakatobi Ir. Hugua dan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri  Nomor : 132.74-315 tanggal 13 Juni 2006 tentang pengesahan pengangkatan Wakil Bupati Wakatobi Ediarto Rusmin, BAE untuk masa bhakti 2006-2011.
 
Saat ini kepemimpinan daerah di Kabupaten Wakatobi dijabat oleh pasangan bupati dan wakil bupati Ir. Hugua dan H. Arhawi, SE sejak dilantik oleh Gubernur Sulawesi Tenggara H. Nur Alam, SE pada tanggal 28 Juni 2011 atas nama Menteri Dalam Negeri berdasarkan Surat [[Keputusan Menteri]] Dalam Negeri Nomor : 132.74-403, tanggal 30 Mei 2011 tentang pengesahan pengangkatan Bupati Wakatobi Ir. Hugua dan Wakil Bupati Wakatobi H. Arhawi, SE untuk masa bhakti 2011-2016.
Baris 141:
BENTENG TINDOI
 
Benteng Tindoi   merupakan salah satu objek wisata budayaberada di Kecamatan Wangi-Wangi, berjarak ± 5 Km, dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda   empat selama ±15 menit dari pusat kota.
 
BENTENG LIYA dan MESJID KERATON LIYA
Baris 151:
BENTENG MANDATI TONGA
 
Benteng Mandati Tonga terletak di Desa Mandati Kecamatan Wangi-Wangi Selatan. Benteng tersebut berbentuk persegi panjang dengan luas   ± 1 hektare. Pagar tertinggi benteng sekitar 7 meter terletak di bagian barat dan selatan.
 
BENTENG TOGO MOLENGO
 
Benteng Togo Molengo terletak di Puncak Gunung Pulau Kapota,  dapat ditempuh ± 20 menit menggunakan perahu tradisional dari Wangi-Wangi,   lalu dengan kendaraan roda dua ±10 menit.
 
MERCUSUAR
Baris 194:
BENTENG PALAHIDU
 
  Benteng Palahidu merupakan salah satu peninggalan sejarah masyarakat Binongko yang berada di Desa Palahidu Kecamatan Binongko. Benteng Palahidu terletak di atas tebing bagian utara pinggir pantai Pulau Binongko.
 
BENTENG WALI
 
  Benteng Wali adalah salah situs sejarah peninggalan masyarakat Togo Binongko.
 
 
=== Pulau Kaledupa ===
 
Pulau Kaledupa memiliki pesona budaya yang  tetap terjaga dan diletarikan oleh masyarakat setempat.
 
Berikut objek wisata budaya yang ada di Pulau Kaledupa.
Baris 239:
TRADISI BOSE – BOSE
 
Tradisi Bose – Bose adalah tradisi yang dilakukan dengan menghiasi perahu dengan hiasan berwarna-warni, dan dimuati sajian masakan tradisional,  seperti Liwo, lalu diarak mengelilingi pantai dari Dermaga Patipelong menuju Dermaga Usuku sampai ke Selat One Mobaa, sambil menabuh gendang. Pesta adat ini dilaksanakan bertujuan agar semua dosa dapat hanyut bersama riaknya air laut.
 
TARI SAJO MOANE
Baris 325:
7 H. LA ODE ARIFUDIN, S.Sos (PDIP)
 
8 HALIADI  HABIRUN (PAN)
 
9 H. SUNAIDI (PAN)