Filsafat fisika: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes
k Bot: Penggantian teks otomatis (-  + )
Baris 13:
Manusia sejak awal kemunculannya merupakan makhluk hidup dengan rasa penasaran yang tinggi terhadap fenomena alam yang terjadi disekelilingnya, seperti : seperti terbit tenggelamnya matahari, kemunculan gerhana, pergantian musim, pola yang dibentuk rasi bintang dan lain-lain<ref name=":1">{{Cite web|url=https://www.trentu.ca/physics/history_895.html|title=A Brief History and Philosophy of Physics|website=www.trentu.ca|access-date=2017-10-09}}</ref>. Pengamatan terhadap suatu fenomena alam yang terjadi dapat memudahkan aktivitas manusia sendiri. Seperti memilih waktu untuk bercocok tanam yang tepat, navigasi pelayaran, migrasi hewan buruan dan masih banyak lagi. Dengan segala keterbatasannya pada zaman tersebut manusia mencoba menjelaskan mengapa fenomena tersebut terjadi. Penjelasan yang berkaitan dengan hal-hal mistis pun bermunculan. Seperti pada zaman Yunani kuno misalnya, fenomena alam seperti petir dikaitkan dengan [[Zeus]] sang dewa petir.<ref name=":1" />
 
Penjelasan yang berkaitan dengan hal-hal mistis mudah diterima oleh kalangan awam, namun hampir tidak memiliki aspek aplikatif terkecuali mengandalkan kebetulan. Sains secara umum menawarkan penjelasan rasional terhadap keteraturan alam semesta <ref name=":1" />. Pun, perkembangan ilmu pengetahuan pada peradaban manusia terjadi tidak secara serempak, misalnya [[Bangsa Maya|suku Maya]] di [[Meksiko]] telah mengembangkan pengertian angka desimal dan nol (0) sebelum banga [[Eropa]] mengenalnya.<ref>Cole, M.D.,  ''The Maya'', 3rd ed. (Thames and Hudson, London) 1984.</ref> Pencarian penjelasan rasional terhadap fenomena alam di eropa dimulai pada abad ke-6 SM. Diperakarsai filsuf-filsuf Yunani seperti [[Pythagoras]] dengan [[Teorema Pythagoras|teorema geometri]] dan teori musiknya<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/162502037|title=Roots to research : a vertical development of mathematical problems|last=D.|first=Sally, Judith|date=2007|publisher=American Mathematical Society|isbn=0821844032|location=Providence, R.I.|oclc=162502037}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/61691613|title=Music in theory and practice|last=Bruce.|first=Benward,|date=2003|publisher=McGraw-Hill|isbn=9780072942620|edition=7th ed|location=Boston|oclc=61691613}}</ref>, atau  [[Leukippos|Leucippus]] (~440 SM.), [[Demokritos|Democritus]] (~420 SM.) dan [[Epikuros|Epicurus]] (342-270 SM.) yang mengemukakan hipotesis bahwa setiap materi tersusun dari atom yang tidak dapat terbagi lagi.<ref name=":1" /><ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/244768656|title=The atomists, Leucippus and Democritus : fragments : a text and translation with a commentary|last=Leucippus.|last2=1936-|first2=Taylor, C. C. W. (Christopher Charles Whiston),|date=1999|publisher=University of Toronto Press|isbn=0802043909|location=Toronto [Ont.]|oclc=244768656}}</ref> [[Aristoteles]] (~384 - 322 SM) dan [[Empedokles|Empedocles]] (~490-430 SM) mengemukakan lima elemen penyusun yakni : air, api, udara, tanah dan [[Ether|aether]].<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/221108071|title=History of western philosophy : and its connection with political and social circumstances from the earliest times to the present day|last=1872-1970.|first=Russell, Bertrand,|date=1991|publisher=Routledge|isbn=0415078547|edition=2nd ed|location=London|oclc=221108071}} hlm 62, 72.</ref><ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/308104|title=Aristotle: the growth and structure of his thought,|last=1933-|first=Lloyd, G. E. R. (Geoffrey Ernest Richard),|date=1968|publisher=Cambridge U.P|isbn=0521094569|location=London,|oclc=308104}}</ref> Aristoteles juga mengemukakan hipotesis tentang gerak dan bumi sebagai pusat alam semesta<ref>Aristotle (translated by J.L Stocks). {{Cite web|url=https://ebooks.adelaide.edu.au/a/aristotle/heavens/|title=On the Heavens|website=ebooks.adelaide.edu.au|language=en|access-date=2017-10-09}} hlm 1-2.</ref>
 
====== Zaman pertengahan ======
[[Berkas:Biruni-russian.jpg|kiri|jmpl|Gambar [[Al-Biruni]] pada perangko Uni Soviet (1973)]]
Pada awal [[Abad Pertengahan|zaman pertengahan]], ilmu pengetahuan secara umum termasuk fisika dan kajian filsafatnya mengalami perlambatan perkembangan di Eropa<ref>David C. Lindberg, "The Medieval Church Encounters the Classical Tradition: Saint Augustine, Roger Bacon, and the Handmaiden Metaphor", in David C. Lindberg and Ronald L. Numbers, ed.  ''When Science & Christianity Meet'', (Chicago: University of Chicago Pr., 2003), p.8</ref> alih-alih sains mencapai kejayaanya diluar eropa yakni pada [[Zaman Kejayaan Islam|zaman keemasan Islam]] di Timur Tengah.<ref>King, David A. (1983). "The Astronomy of the Mamluks".  ''Isis''.  '''74''': 531–555.  doi:[https://doi.org/10.1086%2F353360 10.1086/353360].</ref><ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/35666761|title=A history of Arabic astronomy : planetary theories during the golden age of Islam|last=George.|first=Saliba,|date=1994|publisher=New York University Press|isbn=0814780237|location=New York|oclc=35666761}}</ref> Filsuf sekaligus ilmuwan terkemuka Islam banyak bermunculan pada periode ini seperti diantaranya : [[Ibnu Sina]], [[Umar Khayyām|Omar Khayyam]], [[Al-Biruni|Abū Rayḥān al-Bīrūnī]],   [[Al-Farabi]] dan lain-lain. Ibnu Sina misalnya menentang gagasan tentang gerak yang diajukan oleh Aristoteles ; menurut Aristoteles keadaan alami benda adalah diam, sehingga benda yang bergerak akan menjadi diam pada suatu saat, sementara Ibnu Sina percaya benda yang bergerak menjadi diam akibat adanya suatu agen eksternal yang melawan gerak benda seperti gesekan udara.<ref>Sayili, Aydin. "Ibn Sina and Buridan on the Motion the Projectile". Annals of the New York Academy of Sciences vol. 500(1). p.477-482.</ref><ref>Espinoza, Fernando. "An Analysis of the Historical Development of Ideas About Motion and its Implications for Teaching". Physics Education. Vol. 40(2).</ref> Sementara itu   [[Al-Biruni|Abū Rayḥān al-Bīrūnī]] menyatakan bahwa perubahan gerak diakibatkan oleh percepatan atau perlambatan<ref>"[http://www-history.mcs.st-andrews.ac.uk/Biographies/Al-Biruni.html Biography of Al-Biruni"]. University of St. Andrews, Scotland</ref>.   [http://www.iranicaonline.org/articles/abul-barakat-al-bagdadi-awhad-al-zaman-hebatallah-b Abu'l-Barakāt al-Baghdādī] menentang teori Aristoteles yang menyatakan bahwa gaya mengakibatkan gerakan dengan kecepatan konstan. Al-Baghdādī memandang bahwa kecepatan dan percepatan adalah yang berbeda, dan besar suatu gaya berbanding lurus terhadap besar percepatan yang dihasilkan alih-alih terhadap kecepatan<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/14217211|title=Studies in Arabic versions of Greek texts and in mediaeval science|last=1908-1990.|first=Pines, Shlomo,|date=1986|publisher=Magnes Press, Hebrew University|isbn=9652236268|location=Jerusalem|oclc=14217211}}</ref>.
 
====== Zaman Renaisans dan pengembangan metode ilmiah ======
Zaman ini dipandang sebagai kelahiran kembali ([[Abad Renaisans|renaisans]]) dari ilmu pengetahuan serta kajiannya di Eropa.<ref name=":1" /> Penemuan kembali literatur pembelajaran sains yang dikembangkan oleh peradaban Islam dan Yunani kuno mempengaruhi masyarakat Eropa pada masanya, sekaligus menjadi fondasi dari perkembangan sains pada masa renaisans di Eropa.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/33948732|title=The foundations of modern science in the Middle Ages : their religious, institutional, and intellectual contexts|last=1926-|first=Grant, Edward,|date=1996|publisher=Cambridge University Press|isbn=0521567629|location=Cambridge|oclc=33948732}} Hlm 55-63, 87-104.</ref> Melalui teori heliosentris, [[Nicolaus Copernicus|Copernicus]] mendobrak pemikiran masyarakat tentang pertanyaan akan eksistensi manusia di alam semesta. Sebelumnya pada model [[Klaudius Ptolemaeus|Ptolemaeus]], bumi dan manusia ditempatkan spesial yang mana menjadi pusat dari alam semesta itu sendiri<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/535467|title=The Copernican revolution : planetary astronomy in the development of Western thought|last=S.|first=Kuhn, Thomas|date=1957|publisher=Harvard University Press|isbn=0674171039|location=Cambridge|oclc=535467}} Hlm 5-20</ref>. Pada model Copernicus, bumi merupakan bagian dari tujuh planet yang telah diketahui yang mengelilingi matahari dengan lintasan berbentuk lingkaran. Meskipun mendapat penolakan<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/30668444|title=Galileo and the church : political inquisition or critical dialogue?|last=Rivka.|first=Feldhay,|date=1995|publisher=Cambridge University Press|isbn=9780521344685|location=Cambridge|oclc=30668444}}Hlm 205-207.</ref><ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/747411317|title=The Copernican question : prognostication, skepticism, and celestial order|last=S.,|first=Westman, Robert|date=2011|publisher=University of California Press|isbn=9780520254817|location=Berkeley|oclc=747411317}} Hlm 195-196</ref> gagasan dari Copernicus menginspirasi ilmuwan-ilmuwan pada masanya seperti Tycho Brahe dan Johaness Kepler untuk melakukan observasi dan perhitungan lebih lanjut. Nantinya, Kepler akan menemukan bahwa lintasan planet berbentuk elips alih-alih berbentuk lingkaran<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/44777310|title=Physics, the human adventure : from Copernicus to Einstein and beyond|last=James.|first=Holton, Gerald|last2=James.|first2=Holton, Gerald|date=2001|publisher=Rutgers University Press|isbn=0813529085|edition=[3rd ed.]|location=New Brunswick, N.J.|oclc=44777310}}</ref>. Karya Copernicus juga dianggap sebagai tonggak lahirnya [[revolusi ilmiah]] di Eropa.<ref>{{Cite news|url=http://www.oxfordbibliographies.com/view/document/obo-9780195399301/obo-9780195399301-0006.xml|title=Scientific Revolution - Renaissance and Reformation - Oxford Bibliographies - obo|language=en|access-date=2017-10-09}}</ref>
 
Selain Copernicus, Galileo Galilei juga merupakan tokoh penting dari revolusi ilmiah. Galileo menekankan pentingnya matematika dalam pengkajian suatu fenomena alam.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/546066|title=Discoveries and opinions of Galileo.|last=1564-1642.|first=Galilei, Galileo,|date=1957|publisher=Doubleday|isbn=0385092393|edition=[1st ed.]|location=Garden City, N.Y.,|oclc=546066}}Hlm. 237-238</ref> Galileo juga menciptakan teleskop dengan 30x pembesaran yang mana akan menjadi instrumen utama dalam pengamatan satelit atau bulan Jupiter.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/3770650|title=Galileo at work : his scientific biography|last=Stillman.|first=Drake,|date=1978|publisher=University of Chicago Press|isbn=0226162265|location=Chicago|oclc=3770650}}Hlm 146.</ref><ref>In  ''Sidereus Nuncius''  (Favaro,  [http://moro.imss.fi.it/lettura/LetturaWEB.DLL?VOL=3&VOLPAG=81 1892, 3:81]  [https://web.archive.org/web/20120127104726/http://moro.imss.fi.it/lettura/LetturaWEB.DLL?VOL=3&VOLPAG=81 Archived]  27 January 2012 at the  Wayback Machine.  (in Latin)) Galileo stated that he had reached this conclusion on 11 January.  Drake (1978, p. 152), however, after studying unpublished manuscript records of Galileo's observations, concluded that he did not do so until 15 January.</ref> Pengamatan bulan Jupiter oleh galileo mengakibatkan revolusi di bidang astronomi. Pendapat lama dimana bumi sebagai pusat alam semesta dimana seluruh benda-benda langit mengelilingi bumi mulai diragukan akibat ada benda langit (yaitu bulan Jupiter) yang pusat revolusinya tidak terhadap bumi.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/552963366|title=From Eudoxus to Einstein : a history of mathematical astronomy|last=M.)|first=Linton, C. M. (Christopher|date=2004|publisher=Cambridge University Press|isbn=9780521827508|location=Cambridge, UK|oclc=552963366}}</ref> Galileo berkontribusi pada mekanika dengan percobaan geraknya dan menyimpulkan bahwa massa tidak mempengaruhi kecepatan benda seperti pendapat lama Aristoteles. Serta tanpa suatu gaya hambat, suatu benda akan terus menerus bergerak lurus. Kemudian hasil percobaan Galileo dikembangkan dan dirumuskan secara matematis oleh Isaac Newton dalam [[Hukum gerak Newton|hukum Geraknya]]. Hasil pengamatan Galileo dan Kepler tentang benda langit dijelaskan oleh Isaac Newton dengan [[Hukum gravitasi universal Newton|hukum gravitasinya]]. Newton juga kemudian memberikan pandangan tentang konsep ruang dan waktu mutlak.<ref name="Rynasiewicz 2014">{{Cite book|url=https://plato.stanford.edu/archives/sum2014/entries/newton-stm/|title=The Stanford Encyclopedia of Philosophy|last=Rynasiewicz|first=Robert|date=2014|publisher=Metaphysics Research Lab, Stanford University|editor-last=Zalta|editor-first=Edward N.|edition=Summer 2014}}</ref>[[Berkas:Apparent retrograde motion.gif|jmpl|Perbedaan teori heliosentris [[Nicolaus Copernicus|Copernicus]] (kiri) dan [[Geosentrisme|geosentris]] (kanan) saat menjelaskan gerak dari planet [[Mars]] terhadap Bumi (lintasan merah). |pus|512x512px]]
== Filsafat ruang (dan) waktu ==
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ruang dan waktu merupakan bahasan sentral dalam filsafat fisika. Pembahasan ruang dan waktu pun terus berkembang dari masa ke masa. Mulai dari kajian yang bersifat [[metafisika]] hingga yang dibahas langsung secara matematis dan empiris.
 
====== Descartes ======
Menurut [[René Descartes|Rene Descartes]] ruang dan materi adalah suatu kesatuan dan tak terbatas adanya. Ukuran dan bentuk merupakan persyaratan utama bagaimana suatu materi didefinisikan atau dibayangkan. Sehingga ruang merupakan implikasi dari aspek spasial yang dimiliki oleh materi. Implikasi langsung dari pendapat Descartes adalah tidak akan mungkin terdapat suatu ruang yang vakum, karena vakum tidak memiliki dimensi atau aspek spasial. Jika setiap daerah dari ruang merupakan perwujudan aspek spasial dari materi, maka tanpa materi tidak akan ada ruang<ref name="Huggett 2017"/>. Untuk menjelaskan gerakan suatu benda, Descartes berpendapat bahwa tidak terdapat ruang mutlak ; artinya jika suatu materi bergerak atau berpindah maka seluruh ruang yang dibentuk oleh materi lainnya akan bergerak relatif terhadap materi tersebut sebagi kompensasi dari perpindahannya.<ref>{{Cite book|url=https://plato.stanford.edu/archives/fall2017/entries/descartes-physics/|title=The Stanford Encyclopedia of Philosophy|last=Slowik|first=Edward|date=2017|publisher=Metaphysics Research Lab, Stanford University|editor-last=Zalta|editor-first=Edward N.|edition=Fall 2017}}</ref> Hukum gerak Descartes dapat dirumuskan menjadi tiga poin sebagai berikut :<ref>{{Cite book|url=https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-94-017-0975-0_4|title=Cartesian Spacetime|last=Slowik|first=Edward|date=2002|publisher=Springer, Dordrecht|isbn=9789048159314|series=International Archives of the History of Ideas / Archives Internationales d’Histoire des Idées|pages=45–74|language=en|doi=10.1007/978-94-017-0975-0_4}} Hlm 45-47. "Thus, his first law of motion states "that each thing, as far as is in its power, always remains in the same state; and that consequently, when it is once moved, it always continues to move  .... Descartes insists that the quantity conserved in collisions equals the sum of the individual products of size and speed of the impacting bodies  ..."
</ref>
# Suatu benda akan tetap diam atau bergerak dengan kecepatan konstan terkecuali mendapat tarikan atau dorongan.
Baris 34:
 
====== Newton ======
Berlawanan dengan [[René Descartes|Descartes]], [[Isaac Newton|Isaac Newto]]<nowiki/>n berpendapat bahwa ruang vakum, waktu mutlak dan ruang mutlak merupakan suatu entitas yang nyata di alam semesta. Ruang mutlak menurut Newton selalu sama dan tidak bisa dipindahkan.<ref name=":2">Definitions in  ''Philosophiae Naturalis Principia Mathematica'', Bk. 1 (1689); trans. Andrew Motte (1729), rev. Florian Cajori, Berkeley: University of California Press, 1934. Hlm. 6-12.</ref> Begitu pula dengan waktu ; menurut Newton waktu berjalan sama (mutlak) disetiap titik di alam semesta dan tidak dipengaruhi aspek fisis eksternal (gaya, masa, kecepatan dan lain-lain).<ref name=":2" /> Newton juga menyatakan bahwa posisi yang ditempati suatu benda adalah suatu besaran dalam ruang yang ditempatinya alih-alih menurut Descartes, ruang merupakan implikasi dari aspek spasial benda. Karakterisasi dari ruang dan waktu menurut Newton dapat dibagi dalam tiga bagian sebagai berikut :<ref name="Rynasiewicz 2014"/>
# Ruang dan waktu mutlak adalah suatu entitas yang berbeda dengan materi dan keadaanya tidak bergantung pada materi atau benda apapun.
# Gerak mutlak dari suatu benda ada dan dapat ditentukan besaran sejati(mutlak)nya.
Baris 43:
 
====== Leibniz ======
[[Gottfried Leibniz|Gotffried von Leibniz]] menentang Newton dengan menyatakan bahwa ruang sepenuhnya adalah entitas yang relatif terhadap kerangka acuan <ref>{{Cite journal|last=Ballard|first=Kaith Emerson|date=1960|title=Leibniz's Theory of Space and Time|url=http://www.jstor.org/stable/2707998|journal=Journal of the History of Ideas|volume=21|issue=1|pages=49–65|doi=10.2307/2707998}} Hlm 55-57. "Space, for Leibniz, is merely the order of coexistence of matter, and is therefore established as a consequence of God's creating and arranging matter. On the relational theory it is literally nonsensical to suggest that, without any difference inthe mutual relations of the various parts, the material universe as a whole could have been created in a different region of space, for space is nothing but the order or relation of the various coexistent parts of the universe, and comes into existence only when those parts are created. Therefore, Leibniz concluded that we ought to replace the rejected absolute theory by a relational theory of space."</ref>. Leibniz juga mengemukakan teori gerak baru yang menghubungkan gerak suatu benda dengan energi kinetik dan potensial yang dimilikinya.<ref name=":0" /> Selain konsep ruang yang relatif, Leibniz dalam korespondensinya dengan [[Samuel Clarke]] juga menganggap waktu merupakan konsep yang relatif.<ref>See H. G. Alexander, ed.,  ''The  Leibniz-Clarke Correspondence'', Manchester: Manchester University Press, pp. 25–26.</ref><ref>{{Cite book|url=https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-540-74865-6_2|title=Euler as Physicist|last=Suisky|first=Dieter|date=2009|publisher=Springer, Berlin, Heidelberg|isbn=9783540748632|pages=33–64|language=en|doi=10.1007/978-3-540-74865-6_2}}Chapter 2, Hlm 12-23.</ref>
 
====== Relativitas Einstein ======
Baris 61:
Keterikatan dalam mekanika kuantum didefinisikan sebagai suatu fenomena yang terjadi antar partikel atau sekelompok partikel, dimana antar partikel tersebut saling mempengaruhi keadaan kuantum satu sama lain walaupun terpisah secara spasial( misalkan milyaran kilometer ) dan tidak ada interaksi fisis apapun yang terjadi antar partikel <ref name=":4">{{Cite news|url=https://www.thoughtco.com/what-is-quantum-entanglement-2699355|title=What It Means When Two Particles Are Entangled|newspaper=ThoughtCo|access-date=2017-10-10}}</ref>. Interpretasi dari keterikatan kuantum seringkali disalah artikan sebagai pengiriman informasi antar partikel secara instan (melebihi kecepatan cahaya). Keterikatan kuantum bergantung pada dua sifat dasar yang dimiliki materi yaitu ''nonlocality'' (tak terlokalisasi) dan ''nonseparability (''tak terpisah).<ref>{{Cite web|url=http://www.informationphilosopher.com/problems/entanglement/|title=Entanglement|website=www.informationphilosopher.com|access-date=2017-10-11}}</ref> Sifat tak terlokalisasi merupakan sifat gelombang yang dimiliki oleh suatu partikel. Dalam bahasan klasik, partikel merupakan entitas yang terlokalisasi yaitu memiliki kepastian posisi tiap satuan waktu, namun pengamatan pada partikel elementer seperti elektron mengindikasikan bahwa partikel pada dasarnya tidak terlokalisasi ; elektron dapat berada dimanapun dalam suatu wilayah tiap satuan waktu dan posisinya tidak dapat dihitung secara pasti, melainkan dalam bentuk probabilitas yang didefinisikan dalam suatu fungsi gelombang.<ref>{{Cite web|url=http://www.informationphilosopher.com/problems/nonlocality/|title=Nonlocality|website=www.informationphilosopher.com|access-date=2017-10-11}}</ref>
 
Sementara itu sifat ''non-separability'', menyatakan fungsi gelombang dari sistem yang terdiri dari dua partikel tidak dapat dipisahkan. Artinya kedua partikel walaupun telah dikatakan "terpisah" sebenarnya kedua partikel tersebut tidak pernah betul-betul terpisah dan tetap saling mempengaruhi hingga dilakukannya pengukuran untuk mengukur posisi tiap partikel.<ref>{{Cite web|url=http://www.informationphilosopher.com/problems/nonseparability/|title=Nonseparability|website=www.informationphilosopher.com|access-date=2017-10-11}}</ref><ref>Karkoktas Vilos(2004). ''Forms of Quantum Nonseparability and Related Philosophical Consequence''s. [https://arxiv.org/ftp/quant-ph/papers/0502/0502099.pdf Archived.] Journal for General Philosophy of Science, 2004, 35, pp. 283-312</ref><ref>Myrvold, Wayne C.  (2010)  ''Nonseparability, Classical and Quantum.'' [http://philsci-archive.pitt.edu/5335/1/HolonomyBJPSFinal.pdf Archived] University of Western Ontario.</ref> Sifat keterikatan partikel memunculkan pertanyaan [[metafisika]] tentang hubungan antara materi di seluruh alam semesta.<ref name=":4" />
 
====== Masalah ketidakpastian dalam pengukuran ======
Dalam mekanika kuantum dikenal prinsip ketidakpastian. Prinsip ini menyatakan jika makin teliti suatu posisi suatu benda dapat diketahui atau diukur, maka momentumnya akan semakin tidak pasti, begitu pula sebaliknya. Fenomena ini sering disalah artikan<ref>  Furuta, Aya (2012), [http://www.scientificamerican.com/article.cfm?id=heisenbergs-uncertainty-principle-is-not-dead "One Thing Is Certain: Heisenberg's Uncertainty Principle Is Not Dead"], Scientific American</ref><ref>{{Cite journal|last=Ozawa|first=Masanao|date=2003|title=Universally valid reformulation of the Heisenberg uncertainty principle on noise and disturbance in measurement|url=https://link.aps.org/doi/10.1103/PhysRevA.67.042105|journal=Physical Review A|volume=67|issue=4|doi=10.1103/physreva.67.042105}}</ref> dengan keterbatasan instrumen pengukur yang mempengaruhi hasil pengukuran, alih-alih ketidakpastian dalam mekanika kuantum merupakan aspek intrinsik partikel yang selama ini dalam pandangan klasik dapat ditentukan posisi dan kecepatannya dengan pasti.<ref>{{Cite journal|last=Rozema|first=Lee A.|last2=Darabi|first2=Ardavan|last3=Mahler|first3=Dylan H.|last4=Hayat|first4=Alex|last5=Soudagar|first5=Yasaman|last6=Steinberg|first6=Aephraim M.|date=2012-09-06|title=Violation of Heisenberg's Measurement-Disturbance Relationship by Weak Measurements|url=https://link.aps.org/doi/10.1103/PhysRevLett.109.100404|journal=Physical Review Letters|volume=109|issue=10|pages=100404|doi=10.1103/PhysRevLett.109.100404}}</ref><ref>{{Citation|last=nptelhrd|title=Lecture - 1 Introduction to Quantum Physics;Heisenberg''s uncertainty principle|date=2008-12-16|url=https://www.youtube.com/watch?v=TcmGYe39XG0|accessdate=2017-10-11}}</ref> Ketidakpastian dalam mekanika kuantum seringkali dipertentangkan dengan konsep [[determinisme]] dalam filsafat.<ref>{{Cite news|url=https://www.scientificamerican.com/article/quantum-physics-free-will/|title=The Quantum Physics of Free Will|last=Musser|first=George|newspaper=Scientific American|language=en|access-date=2017-10-11}}</ref>
 
== Filsafat dalam termodinamika dan mekanika statistika ==