Abdul Haris Nasution: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di hari + pada hari) |
fix |
||
Baris 4:
|name = {{PAGENAME}}
|image = Abdul Harris Nasution.jpg
|office =
|order = ke-2
|term_start =
|term_end =
|president = [[Soekarno]]<br>[[Soeharto]]
|predecessor = [[Chaerul Saleh]]
|successor = [[Idham Chalid]]
|office2 =
|order2 = ke-12
|term_start2 =
|term_end2 =
|president2 = [[Soekarno]]
|predecessor2= [[Djoeanda Kartawidjaja]]
Baris 89:
=== Periode kedua sebagai KSAD ===
Pada
Pada 1957, Presiden Soekarno mulai memperkenalkan konsep [[Demokrasi Terpimpin]] untuk retorikanya dalam menanggapi kekecewaan dengan pendekatan [[Sistem parlementer|Demokrasi Parlementer]] yang telah diadopsi Indonesia sejak November 1945. Dalam hal ini, ia menemukan ikatan yang sama dengan Nasution dan tentara, yang tidak lupa cara di mana warga sipil mengganggu urusan militer pada tahun 1952. Pada 14 Maret 1957, setelah menerima pengunduran diri Perdana Menteri [[Ali Sastroamidjojo]] dan [[Kabinet Ali Sastroamidjojo II|kabinetnya]], Soekarno mengumumkan [[keadaan darurat]].
|