Aztek: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 279:
Walaupun Kekaisaran Aztek sudah runtuh, beberapa anggota elit tertinggi masih dapat menikmati statusnya pada zaman kolonial. Contohnya adalah pewaris utama Motecuzoma II dan para penerusnya. Anak Motecuzoma yang bernama [[Pedro Moctezuma]] mempunyai seorang anak laki-laki yang menikah dengan perempuan dari golongan ningrat Spanyol, dan anak yang terlahir dari pernikahan tersebut lalu mendapatkan gelar Conde de Moctezuma. Dari tahun 1696 hingga 1701, gelar [[Spanyol Baru|Virreyes de Nueva España]] dipegang oleh [[José Sarmiento de Valladares, Adipati Atrisco Pertama|pemilik gelar Conde de Moctezuma]]. Pada tahun 1766, pemegang gelar Conde de Moctezuma menjadi [[Grande|Grande Spanyol]]. Pada tahun 1865 (pada masa [[Kekaisaran Meksiko Kedua]]), gelar Conde de Moctezuma (saat itu dipegang oleh Antonio María Moctezuma-Marcilla de Teruel y Navarro) diangkat menjadi [[Adipati Moctezuma de Tultengo|Adipati]], dan gelar ''de Tultengo'' kemudian ditambahkan oleh Raja [[Juan Carlos I dari Spanyol|Juan Carlos I]] pada tahun 1992.{{sfn|Chipman|2005|pp=75-95}} Sementara itu, dua anak perempuan Motecuzoma (Doña [[Isabel Moctezuma]] dan adik perempuannya, Doña Leonor Moctezuma) mendapatkan ''encomiendas'' dari Hernán Cortes. Doña Leonor Moctezuma pernah menikah dua kali dengan orang Spanyol, dan mewariskan hak ''encomiendas'' kepada putrinya yang terlahir dari pernikahan keduanya.{{sfn|Himmerich y Valencia|1991|pp=195-96.}}
 
Pada zaman kolonial, orang-orang Nahua juga masih dapat mempertahankan berbagai aspek dalam kehidupan sosial dan politik mereka. Bangsa Spanyol membentuk dua masyarakat politik yang saling terpisah, yaitu ''republica de indios'' dan ''república de españoles''. Para penduduk asli masuk ke dalam ''republica de indios''. Sementara itu, ''Repúblicarepública de españoles'' tidak hanya mencakup orang-orang Eropa, tetapi juga orang-orang Afrika dan orang-orang berdarah campuran. Orang Spanyol mengakui para elit di kalangan penduduk asli sebagai bangsawan dalam sistem kolonial Spanyol, tetap mempertahankan perbedaan status yang sudah ada dari zaman prapenaklukan, dan menggunakan para bangsawan ini sebagai penengah antara pemerintah kolonial Spanyol dengan rakyat jelata. Mereka tetap dibiarkan menjadi elit asalkan mereka mau masuk agama [[Katolik]] dan tetap setia kepada [[Imperium Spanyol|Kerajaan Spanyol]]. Masyarakat berpemerintahan Nahua pada zaman kolonial memiliki otonomi yang cukup besar dalam mengatur urusan setempat. Para penguasa Spanyol tidak terlalu memahamumemahami sistem politik pribumi, tetapi mereka menyadari pentingnya peran para elit pribumi dan sistem yang sudah ada dari sebelumnya. Mereka mengubah sistem politik dengan menjadikan ''[[altepetl]]'' sebagai satuan dasar pemerintahan. Pada zaman kolonial, ''altepetl'' diganti namanya menjadi ''cabecerascabecera'' (walaupun mereka masih menggunakan nama ''altepetl'' dalam dokumentasi bahasa Nahuatl di tingkatan setempat), sementara permukiman-permukiman luar yang diperintah oleh ''cabecera'' disebut ''sujeto''. Di ''cabecera'', orang Spanyol membentuk dewan kota seperti di Iberia yang disebut ''[[cabildo (dewan)|cabildo]]'', yang biasanya tetap meneruskan peranperanan yang pernah diemban oleh kelompok penguasa pada zaman prakolonial.{{sfn|Lockhart|1992|páges=30-33}}{{sfn|Ouweneel|1995}} Akibat kemerosotan jumlah penduduk yang dipicu oleh wabah penyakit, pola-pola permukiman pun berubah dan kota-kota baru pun didirikan. Kota-kota tersebut seringkali diisi dengan orang-orang yang dipindahkan secara paksa berdasarkan kebijakan ''congregación'' yang diberlakukan oleh Spanyol. Para penduduk asli yang tinggal di wilayah yang jarang dipindah untuk membentuk komunitas yang baru, sehingga mempermudah upaya Spanyol dalam menyebarkan agama Katolik dan mengeksploitasi tenaga kerja dari kalangan pribumi.{{sfn|Haskett|1991}}{{sfn|Gibson|1964|loc=''passim''}}
 
== Tinggalan sejarah ==