Partai Sosialis Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di tahun + pada tahun)
Baris 86:
Sedangkan untuk sayap buruh, partai membentuk [[Kongres Buruh Seluruh Indonesia]] (KBSI) dan membentuk sayap tani bernama Gerakan Tani Indonesia (GTI). Kongres Buruh Seluruh Indonesia (KBSI) terbentuk karena keterlibatan federasi serikat buruh [[Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia]] (SOBSI) dalam [[Peristiwa Madiun 1948]], yang mendorong beberapa anggota nonkomunis memilih keluar. Mereka menilai perlu ada federasi buruh yang baru dan independen. KBSI merupakan fusi antara Persatuan Organisasi Buruh (POB), di mana kelompok Sjahrir berada, menjalin hubungan dengan organisasi serikat buruh nonkomunis lainnya seperti Gabungan Sarekat Buruh Indonesia (GSBI) yang nasionalis, Badan Pekerja Sarekat Sekerdja (BPSS), dan Gabungan Organisasi Buruh Sumatra Utara (GOBSU). Mereka menggelar kongres bersama pada 10-12 Mei 1953 dan memutuskan berfusi dalam kongres tersebut. Secara ringkas KBSI didirikan sebagai penggabungan dari berbagai federasi nasional dan regional kecil yang telah bekerja bekerja sama selama beberapa tahun di dalam Dewan Serikat-Serikat Buruh Indonesia (DSBI), yang terdiri dari serikat-serikat nonkomunis.<ref>Tedjasukmana, Iskandar (1958). ''The Political Character of the Indonesian Trade Union Movement'', Monograph Series (dalam bahasa Inggris). Ithaca, New York: Southeast Asia Program, Department of Far Eastern Studies Cornell University. hlm. 45 </ref> KBSI sendiri dipimpin oleh orang yang bukan berlatar PSI. Ketua KBSI adalah Mr. Rahendra Koesnan, mantan menteri<ref>Namanya biasa ditulis Rh. Koesnan. Pernah menjadi Ketua PGRI, lalu menjadi Menteri Perburuhan dan Urusan Sosial (Kini bernama Menteri Tenaga Kerja) pada Kabinet Hatta I, Kabinet Hatta II, dan Kabinet Susanto. Pada saat kepemimpinannya di KBSI, sempat timbul ketegangan antara kelompok nonsosialis dengan kelompok sosialis (pro-PSI). Kemudian pada Desember 1953; Koesnan mengundurkan diri, yang diikuti beberapa serikat buruh nonsosialis. Mr. Koesna Poeradiredja naik menjadi ketua umum menggantikan dirinya.</ref> yang condong ke PNI, dan Mr. Koesna Poeradiredja dari nonpartai. Rahendra Koesnan juga dikenal sebagai pendiri dari [[Persatuan Guru Republik Indonesia]] (PGRI). Salah satu petinggi KBSI lainnya adalah Rivai S Atmadja.<ref>{{Cite web|url=https://historia.id/modern/articles/kongres-buruh-seluruh-indonesia-serikat-buruhnya-kaum-sosialis-P3erw|title=Kongres Buruh Seluruh Indonesia, Serikat Buruhnya Kaum Sosialis|website=Historia - Obrolan Perempuan Urban|language=id-ID|access-date=2018-05-01}}</ref>
 
Sama halnya dengan pendirian KBSI yakni perpecahan kelompok sosialis kanan dan sosialis kiri (komunis), Gerakan Tani Indonesia (GTI) juga mengalami hal serupa. GTI didirikan oleh kelompok nonkomunis pasca fusi antara Barisan Tani Indonesia (BTI), Rukun Tani Indonesia (RTI, yang merupakan sayap tani kalangan komunis), bersama Sarekat Tani Indonesia (Sakti) dipada tahun 1953. Nama BTI yang kemudian dipertahankan dalam fusi. Pada periode inilah BTI menjadi identik dengan PKI, sebab organisasi massa tani ini telah berafiliasi dengan PKI. Moch. Tauchid sebagai salah satu pendiri BTI dipada tahun 1945 bersama kawan-kawan sosialisnya (pengikut Sjahrir) memutuskan keluar dari BTI. Pada tahun itu pula, tepatnya tanggal 17 September 1953, ia kemudian mendirikan dan mengetuai Gerakan Tani Indonesia (GTI).<ref>Mochammad Tauchid. (2009). ''Masalah Agraria; Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia.'' Yogyakarta: STPN Press-Persaudaraan Warga Tani (Pewarta). hlm. 648-649</ref> Semua organisasi sayap partai ini didirikan sepanjang bulan Mei 1953 hingga September 1955.<ref>{{Cite web|url=http://historia.id/historiografis/habitat-orang-kita-di-atas-panggung-politik|title=Habitat Orang Kita di Atas Panggung Politik|website=historia.id|language=id|access-date=2017-09-08}}</ref> Pada kongres kedua di Jakarta pada bulan Juni 1955, terpilih 50 orang anggota Dewan Pimpinan Partai PSI, salah satunya adalah Koeswari.
 
== Parlemen ==
Baris 92:
Setelah pembubaran [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS) dan kembali ke bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia, pada tahun 1950 (terhitung sejak Maret 1951) partai ini memiliki 17 kursi (7,3% kursi parlemen) dari 232 kursi di [[Dewan Perwakilan Rakyat Sementara]] (DPRS).<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=uk-Edtb-m6kC&printsec=frontcover&dq=ricklefs&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjrvKv5ocrZAhVF7WMKHUMjADEQ6AEIMDAB#v=onepage&q=ricklefs&f=false|title=Sejarah Indonesia Modern 1200–2008|last=Ricklefs|first=M. C.|date=2008|publisher=PT. Serambi Ilmu Semesta|year=|isbn=9791600120|location=Jakarta|pages=503|language=id}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=VAH0W9uxoqoC&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false|title=The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia|last=Feith|first=Herbert|date=|publisher=Equinox Publishing|year=2007|isbn=9793780452|location=Jakarta|pages=128|language=en}}</ref> Pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1955|Pemilihan Umum 1955]] PSI berada pada peringkat delapan dengan hanya memenangkan 2% suara dengan memperoleh lima kursi (1,9% kursi parlemen) di [[DPR]]<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=uk-Edtb-m6kC&printsec=frontcover&dq=ricklefs&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjrvKv5ocrZAhVF7WMKHUMjADEQ6AEIMDAB#v=onepage&q=ricklefs&f=false|title=Sejarah Indonesia Modern 1200–2008|last=Ricklefs|first=M. C.|date=2008|publisher=PT. Serambi Ilmu Semesta|year=|isbn=9791600120|location=Jakarta|pages=520|language=id}}</ref><ref name=":0">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=SawyrExg75cC&pg=PA328&dq=sjahrir+prri+permesta&hl=de&sig=Xvy1bC5SNiHKfMUICFLRmJqF2Lw&redir_esc=y#v=onepage&q=sjahrir%20prri%20permesta&f=false|title=Historical Dictionary of Indonesia|last=Cribb|first=Robert|last2=Kahin|first2=Audrey|date=2004|publisher=Scarecrow Press, Inc|year=|isbn=9780810849358|location=Lanham, Maryland|pages=328|language=en}}</ref><ref>Alfian. 1975, ''Hasil Pemilihan Umum untuk Dewan Perwakilan Rakyat,'' Jakarta: LEKNAS LIPI, hlm. 9</ref> Sedangkan untuk pemilihan anggota Konstituante (lembaga yang dibentuk untuk menyusun konstitusi pengganti UUDS 1950) yang diikuti 35 peserta dari partai dan perorangan/independen pada 15 Desember 1955, PSI hanya memperoleh sepuluh kursi (1,84% kursi parlemen) dari 514 kursi Konstituante. Dalam kampanye [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1955|Pemilihan Umum 1955]], PSI menyandingkan lambang bintang-nya dengan gambar lain menyesuaikan dengan ciri khas masing-masing daerah, misalnya [[Ganesa|Ganesha]] untuk wilayah Bali (seperti dalam foto), lalu [[Mandau]] untuk wilayah Kalimantan.<ref>Almenak "Waspada" 1955: Gatining Pantjasila Mawahju Buwana. (1954). Yogyakarta-Jakarta: Jajasan Penerbitan "Pesat". untuk contoh gambar lihat; http://koleksibarangdjadoel.blogspot.com/2012/10/almenak-waspada-1955.html</ref><ref>https://kpud-cilacapkab.go.id/assets/data_web/data_pemilu/pileg/1955/TANDA_GAMBAR_PARTAI_POLITIK_DAN_PERORANGAN_PESERTA_PEMILU_1955.pdf</ref> Penyumbang suara terbesar PSI adalah Bali, yakni 226.453 suara.<ref>{{Cite news|url=https://twitter.com/potretlawas/status/994218339525320704|title=Potret Lawas on Twitter|newspaper=Twitter|language=id|access-date=2018-09-02}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=0zx3DAAAQBAJ&pg=PT398&dq=partai+sosialis+indonesia+bali&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjZyfb_hZzdAhVMRY8KHVLrCTwQ6AEIMjAC#v=onepage&q=partai%20sosialis%20indonesia%20bali&f=false|title=Malam Bencana 1965 Dalam Belitan Krisis Nasional: Bagian II Konflik Lokal|last=Abdullah|first=Taufik|last2=Abdurrachman|first2=Sukri|last3=Gunawan|first3=Restu|date=2012|publisher=Yayasan Pustaka Obor Indonesia|year=2012|isbn=9789794618028|location=Jakarta|pages=368|language=id}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=DLvrCgAAQBAJ&pg=PA69&dq=psi+dibubarkan&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi6i4eWhpzdAhXLso8KHSkLADAQ6AEIODAD#v=onepage&q=psi%20dibubarkan&f=false|title=Sejarah Kota Denpasar 1945-1979|last=Agung|first=A. A. Gde Putra|last2=Parimartha|first2=I. Gde|last3=Budharta|first3=Ida Bagus Gde|last4=Rama|first4=Ida Bagus|date=|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan; Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional|year=1986|isbn=|location=Jakarta|pages=69 dan 132 (pada lampiran 2)|language=id}}</ref>
 
PSI mengadakan kongres partai pertamanya di Bandung pada tahun 1952. Hanya tiga bulan sebelum pemilihan umum, PSI menggelar kongres kedua di Jakarta, tepatnya pada bulan Juni 1955.<ref>Wijono. ''The General Elections in Indonesia and the Partai Sosialis Indonesia'', in ''Socialist Asia'', Vol IV, November 1955/February 1956, Nos. 3-4. hlm. 13</ref> Kongres yang di kemudian hari disebut Syahrir dalam sebuah artikel sebagai ajang tamasya dan pesta bagi para peserta.<ref>Tim Buku TEMPO. {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=-kWD3BfruRMC&pg=PA110&dq=kongres+partai+sosialis+indonesia&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjWhJaj1pTWAhWJ6Y8KHUYnAdsQ6AEIOTAD#v=onepage&q=kongres%20partai%20sosialis%20indonesia&f=false|title=Sjahrir: Peran Besar Bung Kecil|last=|first=|date=|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)|year=2010|isbn=9789799102683|location=Jakarta|pages=110|language=id}} </ref> Dalam kongres pertama dipada tahun 1952 tersebut, PSI hanya memiliki 3.049 anggota tetap dan 14.480 calon anggota. Ketika kongres kedua pada Juni 1955, anggota PSI bertambah menjadi 50.000 orang.<ref>Tim Buku TEMPO. {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=-kWD3BfruRMC&printsec=frontcover&dq=sjahrir&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjGhOqcm8bZAhXBs48KHT1HDkoQ6AEIKDAA#v=onepage&q=kongres%20kedua&f=false|title=Sjahrir: Peran Besar Bung Kecil|last=|first=|date=|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)|year=2010|isbn=9789799102683|location=Jakarta|pages=53|language=id}}</ref>
 
== Pembubaran ==