Aubertin Mallaby: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pierrewee (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 24:
Mallaby memimpin pasukannya memasuki [[Surabaya]] pada tanggal [[25 Oktober]] [[1945]] untuk melucuti tentara [[Jepang]] sesuai dengan isi [[Perjanjian Yalta]]. Tujuan ini mendapat perlawanan dari pasukan Indonesia karena AFNEI menuntut mereka menyerahkan senjata-senjata yang telah dirampas pihak Indonesia terlebih dahulu dari Jepang. Timbullah beberapa konflik bersenjata antara kedua pasukan, yang salah satunya terjadi pada [[30 Oktober]] 1945 di dekat [[Jembatan Merah]], [[Surabaya]]. [[Mobil]] ''[[Buick]]'' yang ditumpangi Mallaby dicegat oleh pasukan dari pihak Indonesia sewaktu hendak melintasi jembatan dan mengakibatkan terjadi baku tembak yang berakhir dengan tewasnya Mallaby oleh tembakan [[pistol]] seorang pemuda Indonesia yang sampai sekarang tidak diketahui identitasnya, dan terbakarnya mobil Mallaby akibat [[ledakan]] sebuah [[granat]] yang menyebabkan [[jenazah]] Mallaby sulit dikenali.<ref name="batara">Batara R. Hutagalung: "10 November ’45. Mengapa Inggris Membom Surabaya?" Penerbit Millenium, Jakarta Oktober 2001, cetakan xvi, 472 halaman</ref>
 
[[Berkas:Mallaby-car-b1.jpg|rightka|thumbjmpl|225px|Mobil Brigadir Jenderal Mallaby yang terbakar di dekat Gedung International dan [[Jembatan Merah]] Surabaya]]
Kematian Mallaby menyebabkan [[Mayor Jenderal]] [[E.C. Mansergh]], pengganti Mallaby mengeluarkan [[ultimatum]] kepada pasukan Indonesia di Surabaya pada tanggal [[9 November]] 1945 untuk menyerahkan senjata tanpa syarat. Pada tanggal [[10 November]] 1945 pecahlah [[Pertempuran 10 November]] karena pihak Indonesia tidak menghiraukan ultimatum ini.
 
Baris 39:
 
Kubu Indonesia memperhitungkan, pihak Inggris tidak mengetahui kekuatan pasukan serta persenjataan lawannya. Sedangkan telah diketahui dengan jelas, bahwa kekuatan Inggris hanyalah satu brigade, atau sekitar 5.000 orang. Selain itu mereka baru dua hari mendarat pada 25 Oktober 1945 dan dipastikan tak mengerti liku-liku Kota Surabaya.
[[Berkas:Surabaya 1945 scene.png|thumbjmpl|leftkiri|Lokasi terbunuhnya Mallaby di [[Jembatan Merah]].]]
 
Setelah pertemuan rupanya strategi Carl von Clausewitz, pakar teori militer sekutu, yang menjadi keputusan,”Angriff ist die beste Verteidigung” (menyerang adalah pertahanan yang terbaik). maka dengan suara bulat diputuskan tidak menyerah. Perintah diberikan langsung Komandan Divisi Surabaya, Mayor Jenderal Yonosewoyo.