Manajemen modal kerja: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Logawiah (bicara | kontrib)
Membuat Artikel Baru
Tag: tanpa kategori [ * ] VisualEditor
(Tidak ada perbedaan)

Revisi per 30 Oktober 2018 04.53

Manajemen modal kerja adalah aktivitas yang berkait dengan pengelolaan keuangan, dalam hal ini adalah anggaran dana, yang terdapat di dalam sebuah perusahaan. Tidak jauh dari manajemen keuangan di dalam perusahaan, dana yang dimaksud adalah dana yang digunakan untuk menopang ranah-ranah pembiayaan dari kegiatan operasional perusahaan sehingga diperoleh modal kerja yang optimal.

Modal kerja yang optimal dapat diperoleh jika kuantitas yang digunakan tidak terlalu kecil atau tidak terlalu besar. Jika modal yang digunakan terlalu kecil, hal ini akan mengganggu aktivitas operasional yang sedang berjalan di perusahaan. Sementara itu, jika modal yang digunakan terlalu besar, modal yang ada dapat mengurangi profitabilitas modal.[1]

Kebutuhan modal kerja harus ditentukan pertama kali ketika menjalankan manajemen modal kerja. Setelah itu, beberapa unsur yang terdapat di dalam modal kerja, seperti: kas, piutang, dan sediaan, perlu dikontrol sedemikian rupa.

Kebutuhan Modal Kerja

Secara umum, fungsi dari modal kerja adalah untuk menutup beban pembiayaan. Selain itu, modal kerja juga menutup rentang antara penerimaan kembali dana dan pengeluaran yang digunakan untuk pembiayaan operasional. Rentang waktu ini disebut dengan satu putaran usaha.

Waktu yang digunakan untuk perputaran usaha menentukan besaran modal kerja yang diperlukan. Makin besar modal kerja yang diperlukan berarti makin lama pula rentang waktu perputaran usaha. Ragam usaha dan keefektifan pengelolaan (manajemen) mempengaruhi rentang waktu perputaran. Rentang waktu perputaran makin pendek maka makin tinggi keefektifan pengelolaan.

Sebagai contoh, rentang/jangka waktu perputaran untuk perusahaan industri baju adalah jauh lebih singkat daripada jangka waktu perputaran industri konstruksi pesawat terbang. Begitu pula dengan rentang industri yang lain. Jangka waktu perputaran untuk perusahaan alas kaki, seperti sandal, jauh lebih pendek daripada jangka waktu perputaran yang terjadi di industri manufaktur alat transportasi umum.

Kuantitas modal kerja yang dibutuhkan ditentukan pula oleh kuantitas aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dapat diukur dari kuantitas penjualan yang ada. Dengan kata lain, jika penjualan meningkat tinggi, modal kerja yang dibutuhkan pun makin besar. Berdasar dari hal ini, dapat dibuat formulasi guna menghitung modal kerja, yaitu dengan membandingkan persentase penjualan dengan perputaran usaha. Hal ini dapat dibuat formulasinya sebagai berikut.

Modal Kerja = Penjualan / Perputaran Usaha

Dengan kata lain, modal kerja adalah penjualan dibagi perputaran usaha.

Referensi

Lumbantoruan, Magdalena; Soewantoyo, B. (1992). Ensiklopedia Ekonomi, Bisnis, dan Manajemen. Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka. hlm. 382. ISBN - Periksa nilai: length |isbn= (bantuan). 

  1. ^ Lumbantoruan, Magdalena; Soewartoyo, B. (1992). Ensiklopedia Ekonomi, Bisnis, dan Manajemen. Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka. hlm. 382. ISBN - Periksa nilai: length |isbn= (bantuan).