Subaltern (pascakolonialisme): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Farras (bicara | kontrib)
baru
 
Farras (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
Istilah ''subaltern'' dan ''[[kajian subaltern]]'' merambah kajian pascakolonial melalui tulisan-tulisan [[Kajian Subaltern|Kelompok Kajian Subaltern]], kelompok sejarawan [[anak benua India]] yang mendalami peran aktor politik orang-orang biasa alih-alih peran politik kalangan elit sosial dan ekonomi dalam sejarah anak benua India.{{cn|date=July 2017}} [[Teori sejarah Marx|Sejarawan Marxis]] telah mempelajari sejarah kolonial dari sudut pandang [[proletariat]] menggunakan konsep kelas sosial yang ditentukan oleh relasi ekonomi. Pada tahun 1970-an, ''subaltern'' mulai mengacu pada masyarakat [[kolonisasi|terkolonisasi]] di anak benua India dan memberi perspektif baru mengenai sejarah koloni [[imperialisme|imperial]] dari sudut pandang pihak yang terkolonisasi, bukan pelaku kolonisasi. Pada 190-an, lingkup Kajian Subaltern diterapkan sebagai bentuk "intervensi [[historiografi]] Asia Selatan".
 
Sebagai metode diskursus intelektual, konsep ''subaltern'' kontroversial karena bermula sebagai metode penelitian sejarah [[EurosentrisErosentris]] untuk mempelajari masyarakat non-Barat di Afrika, Asia, dan Timur Tengah. Sejak dibentuk sebagai model penelitian sejarah untuk mempelajari pengalaman kolonial masyarakat anak benua India, kajian subaltern menjlema dari model diskursus intelektual menjadi metode "kritik pascakolonial yang menyeluruh". Istilah "subaltern" dipakai di bidang [[sejarah]], [[antropologi]], [[sosiologi]], [[geografi manusia]], [[kritik sastra]],<ref>Prakash, Gyan. "Subaltern Studies as Postcolonial Criticism", ''The American Historical Review'', December, 1994, Vol. 99, No. 5, 1475–1490, 1476.</ref> [[musikologi]], dan sejarah seni.
 
== Referensi ==