The Mysterious Numbers of the Hebrew Kings: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 126:
 
Meskipun ada kritik-kritik ini penanganan metodologi Thiele tetap menjadi titik awal umum dari penanganan ilmiah untuk subjek ini,<ref>'Karya Thiele telah menjadi suatu batu penjuru bagi diskusi kronologi termutakhir (cf. De Vries IDB 1: 580–99; IDBSup: 161–66);', Freedman, D. N. (1996). Vol. 1: The Anchor Yale Bible Dictionary (1006). New York: Doubleday.</ref> dan karyanya dianggap telah menetapkan tahun perpecahan [[Kerajaan Israel (kerajaan bersatu)|Kerajaan Israel bersatu]].<ref>'Mengikuti karya revolusioner Thiele, ''[[The Mysterious Numbers of the Hebrew Kings]], suatu konsensus telah muncul bahwa kerajaan di bawah Salomo terbagi sesaat setelah kematiannya pada tahun 931 SM. Tahun ini harus menjadi titik awal semua rekonstruksi kronologi dari peristiwa-peristiwa sebelumnya.', Merrill, Eugene H, ‘Fixed Dates in Patriarchal Chronology’, Bibliotheca Sacra Volume 137. 1980 (547) (237). Dallas, TX: Dallas Theological Seminary.</ref><ref>Finegan, ''Handbook'' p. 249.</ref><ref>[[Gershon Galil]], ''The Chronology of the Kings of Israel and Judah'' (Leiden: Brill, 1996), p. 14.</ref><ref>McFall, "Translation Guide," p. 33-34.</ref><ref>T. C. Mitchell in ''Cambridge Ancient History'', "Israel and Judah until the Revolt of Jehu," pp. 445-446.</ref><ref>Israel Finkelstein and Neil Asher Silberman, ''The Bible Unearthed'' (New York: Free Press, 2001), p. 131 ([https://books.google.com/books?id=lu6ywyJr0CMC&pg=PA131&lpg=PA131&dq=Finkelstein+%22Bible+Unearthed%22+931&source=bl&ots=lQA3Mtd86F&sig=TbXfcHSMjYvizXXLb_jqKnluap8&hl=en&ei=sKzSSbG2B8nfnQf1n-jJBQ&sa=X&oi=book_result&resnum=1&ct=result Link]).</ref> Kesimpulan ini telah mendapat dukungan independen dari hasil karya J. Liver,<ref>J. Liver, "The Chronology of Tyre at the Beginning of the First Millennium B.C.," ''Israel Exploration Journal'' 3 (1953), p. 113-120</ref> [[:en:Frank Moore Cross|Frank M. Cross]],<ref>Frank M. Cross, "An Interpretation of the Nora Stone," ''Bulletin of the American School of Oriental Research'' 208 (1972) p. 17, n. 11.</ref> dan orang-orang lain yang mempelajari kronologi raja-raja [[Tirus, Lebanon|Tirus]].<ref>A summary of these studies is found in William H. Barnes, ''Studies in the Chronology of the Divided Monarchy of Israel'' (Atlanta: Scholars Press, 1991), pp. 29-55, and also in Rodger C. Young, "Three Verifications of Thiele's Date for the Beginning of the Divided Kingdom," ''Andrews University Seminary Studies'' 45 (2007), pp. 179-187.</ref> Karya Thiele telah mendapatkan pengakuan meluas dan digunakan lintas disiplin ilmu. Tahun 931 SM hasil perhitungannya, terkait dengan sinkronisme antara Rehabeam dan Firaun [[Sisak]] dalam [[1 Raja-raja 14:25]], digunakan oleh para ahli Egyptology untuk menetapkan tanggal absolut bagi [[Dinasti kedua puluh dua Mesir|Dinasti ke-22 Mesir]], dan karyanya juga telah digunakan oleh para sarjana dalam disiplin-disiplin ilmu lain untuk menetapkan tanggal-tanggal Asyur dan Babel.<ref>'Dalam sebuah artikel tahun 1996, Kenneth Strand menulis, “Apa yang umumnya tidak diberikan perhatian sepatutnya adalah dampak penjelasan Thiele terhadap kronologi Ibrani untuk periode sejarah ini dalam menyediakan suatu koreksi bagi berbagai tanggal dalam sejarah Asyur dan Babel kuno.”28 Tujuan artikel Strand ini adalah untuk menunjukkan bahwa metodologi Thiele telah mencapai prestasi lebih dari sekadar menghasilkan kronologi koheren dari suatu data alkitabiah. Kronologinya, begitu diproduksi, terbukti berguna dalam membereskan sejumlah problem besar dalam sejarah Asyur dan Babel. Sebagaimana ditunjukkan oleh Strand, hasil ini sangat bertentangan dengan yang disampaikan oleh sejumlah kritikus Thiele, yaitu bahwa Thiele sekadar mengocok data alkitabiah sampai sesuai dengan tanggal yang secara umum diterima dari bangsa-bangsa sekitarnya.', Young, Roger, 'Inductive And Deductive Methods As Applied To OT Chronology', Master's Seminary Journal Volume 18. 2007 (1) (112–113). Sun Valley, CA: The Master's Seminary.</ref> Kritik-kritik terhadap rekonstruksi Thiele mengarahkan kepada penelitian lebih lanjut yang lebih menyempurnakan atau bahkan berangkat dari sintesisnya, antara lain oleh Tadmor<ref>'H. Tadmor (EncMiqr 4: 245–310) mendasarkan kronologinya pada pertimbangan yang mirip dengan Begrich dan Thiele, tetapi berasumsi lebih sedikit fluktuasi sistemik.', Freedman, D. N. (1996). Vol. 1: The Anchor Yale Bible Dictionary (1006). New York: Doubleday.</ref> dan McFall.<ref>'It remained then for others to complete the application of principles that Thiele used elsewhere, thereby providing a chronology for the eighth-century kings of Judah that is in complete harmony with the reign lengths and synchronisms given in 2 Kings and 2 Chronicles. The most thorough work in this regard was Leslie McFall’s 1991 article in Bibliotheca Sacra.22 McFall made his way through the reign lengths and synchronisms of Kings and Chronicles, and using an exact notation that indicated whether the years were being measured according to Judah’s Tishri years or Israel’s Nisan years, he was able to produce a chronology for the divided monarchies that was consistent with all the scriptural texts chosen.', Young, Roger, 'Inductive And Deductive Methods As Applied To OT Chronology', Master's Seminary Journal Volume 18. 2007 (1) (105–106). Sun Valley, CA: The Master's Seminary.</ref>
Para sarjanaan pada akhir abad ke-19 sampai pertengahan abaad ke-20 terutama bersikap menghina terhadap catatan alkitabiah raja-raja Israel, memperlakukan catatan-catatan itu sebagai tulisan khayalan dan meremehkan nilai sinkronisasi pemerintahan raja-raja.<ref>'R. Kittel: “Wellhausen menunjukkan dengan berbagai alasan bahwa sinkronisme di dalam Kitab Raja-raja tidak mungkin berasal dari tradisi kuno, tetapi sebaliknya hanya hasil perhitungan artifisial atau buatan...”5 Theodore H. Robinson: “Wellhausen percaya bahwa sinkronisme dalam Kitab Raja-raja itu tidak berharga, hanya kompilasi akhir dari angka-angka yang tersedia.”6 S. R. and G. R. Driver: “Karena diyakini berdasarkan berbagai alasan bahwa sinkronisme ini tidak asli, dan upaya apapun untuk mendasarkan suatu skema kronologi akan diabaikan.”7 Karl Marti: “Hampir pada semua lini, diskrepansi antara sinkronisme dan tahun-tahun pemerintahan tidak dapat diperbaiki.”8 TMSJ 18:1 (Spring 2007) p. 102 Cyrus Gordon: “Kesalahan numerikal dalam Kitab Raja-raja menggagalkan setiap upaya untuk menjelaskannya. Kesalahan-kesalahan ini terutama adalah buatan para penyunting... [P]ara editor tidak melakukan sinkronisme secara cermat.”9', Young, Roger C, 'Inductive And Deductive Methods As Applied To OT Chronology', ''[[Journal of the Evangelical Theological Society]]'' Volume 48. 2005 (2) (233). Lynchburg, VA: The Evangelical Theological Society.</ref> Sebaliknya, para sarjana modern saat ini bersikap jauh lebih positif terhadap kronologi dan sinkronisme raja-raja dalam Kitab 1 dan 2 Raja-raja setelah munculnya karya Thiele dan mereka yang meneruskan pengembangan tesisnya lebih lanjut,<ref>'Pekerjaan paling cermat dalam hal ini dilakukan oleh Leslie McFall dalam artikel tahun 1991 dalam ''Bibliotheca Sacra''.22 McFall mengerjakan secara menyeluruh lama pemerintahan dan sinkronisme Kitab Raja-raja dan Tawarikh, dan menggunakan notasi persis yang mengindikasikan apakah tahun-tahun itu diukur menurut kalender Yehuda yang dimulai pada bulan Tisyri atau kalender Israel yang dimulai pada bulan Nisan, ia mampu menghasilkan suatu kronologi kerajaan terbagi itu secara konsisten dengan teks-teks sejarah manapun. Ini merupakan perkembangan logis dari karya Thiele, dan mencapai "sasaran utama" (''holy grail'') yang telah dicari-cari selama 22 abad, yaitu penjelasan rasional mengenai data kronologi raja-raja Israel yang konsisten dengan teks-teks alkitabiah yang digunakan untuk menyusun kronologi, dan juga konsisten dengan sejumlah tarikh yang sudah ditetapkan dari sejarah Asyur dan Babel.', Young, Roger, 'Inductive And Deductive Methods As Applied To OT Chronology', Master's Seminary Journal Volume 18. 2007 (1) (105–106). Sun Valley, CA: The Master's Seminary.</ref> suatu perubahan sikap yang didukung oleh arkeologi termutakhir.<ref>'Grabbe melihat bahwa nama-nama dan urutan raja-raja Israel dan Yehuda, serta perkiraan penempatan kronologinya, bersesuasian dengan apa yang dapat dilihat dari sumber-sumber di luar Alkitab. Sampai rentang ini, kerangka alkitabiah (artinya terutama Kitab 1 dan 2 Raja-raja) dapat dipercaya: bahkan jika kita tidak memiliki sumber-sumber luar, kita mempunyai keyakinan yang beralasan terhadap urutan alkitabiah Yerobeam I, Nadab, Baesa, Ela, Omri, Ahab, Yehu, dst. di Samaria, serta Daud, Salomo, Rehabeam, Abiam, Asa, Yosafat, dst. di Yerusalem, beserta keterkaitan satu sama lain. Di luar itu, menjadi lebih sukar, dengan tingkat kepercayaan yang menurun terhadap narasi alkitabiah dengan bertambahnya perincian (ini merupakan pernyataan umum, dan kadang kala ada sejumlah perkecualian pada hal-hal tertentu).', Grabbe, L. L. (2007). Reflections on the Discussion. In L. L. Grabbe (Ed.), Ahab Agonistes: The Rise and Fall of the Omri Dynasty (L. L. Grabbe, Ed.) (337). London: T&T Clark.</ref>
 
<!--Sikap ilmiah terhadap catatan Alkitab Israel monarki dari akhir abad kesembilan belas ke abad pertengahan sebagian besar meremehkan, mengobati records sebagai dasarnya fiksi dan mengabaikan nilai regnal synchronisms.<sup class="cx-segment-block"><ref>'Grabbe suggests that the names and sequence of kings in Israel and Judah, and their approximate chronological placement, agrees with what can be gleaned from extra-biblical sources. To this extent the biblical framework (meaning primarily 1 and 2 Kings) is reliable: even if we had no external sources we could have reasonable confidence in the biblical sequence of Jeroboam I, Nadab, Baasha, Elah, Omri, Ahab, Jehu, etc. in Samaria, and David, Solomon, Rehoboam, Abijam, Asa, Jehoshaphat, etc. in Jerusalem, along with their interrelationships. Beyond that it starts to get more and more tricky, with decreasing reliability in the biblical narrative as the detail increases (this is a general statement, and there are sometimes exceptions in specific instances).', Grabbe, L. L. (2007). Reflections on the Discussion. In L. L. Grabbe (Ed.), Ahab Agonistes: The Rise and Fall of the Omri Dynasty (L. L. Grabbe, Ed.) (337). London: T&T Clark.</ref></sup> Sebaliknya, modern sikap ilmiah ke monarki kronologi dan synchronisms dalam 1 dan 2 raja-Raja telah jauh lebih positif setelah pekerjaan Thiele dan orang-orang yang telah mengembangkan tesis lebih lanjut,<ref /> perubahan sikap yang arkeologi baru-baru ini telah memberikan kontribusi.<ref />
-->
 
== Referensi ==