Quintus Caecilius Metellus Nepos Iunior: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 1:
'''Quintus Caecilius Metellus Nepos Iunior''' (skt. 100 SM – 55 SM) merupakan seorang putra Quintus Caecilius Metellus Nepos. Dia adalah seorang [[Tribunus plebis]] pada tahun 62  SM, seorang [[pretor]] pada tahun 60  SM, seorang [[Konsul Romawi|konsul]] pada tahun 57  SM dan [[Gubernur Romawi|gubernur]] Hispania Citerior pada tahun 56  SM.
 
Metellus Nepos adalah seorang letnan [[Pompeius]] dalam kampanye tersebut dan melawan [[Perompakan|bajak laut]] di Mediterania pada tahun 67&#x20; SM dan, seperti saudaranya Quintus Caecilius Metellus Celer, dalam [[Perang Mithridates Ketiga]] (73-63 SM) melawan [[Mithridates VI dari Pontos|Mithridates VI]] dari [[Pontus]] dan [[Tigranes yang Agung]] dari [[Kerajaan Armenia|Armenia]]. Dalam perang melawan bajak laut, dia diberi perintah [[Lykia]] dan [[Pamfilia]] (keduanya berada di pantai selatan Turki modern).<ref>Appian, ''The Foreign Wars, The Mithridatic War'', 14.94</ref> Josephus menyebutkan bahwa pada tahun 65 SM, Pompeius mengirim Metellus dan Lollius untuk merebut [[Damaskus]], di Suriah.<ref>Josephus, ''Jewish Antiquities'', 14.1.4</ref> Secara umum dianggap bahwa ini mengacu pada Metellus Nepos.
 
Pada tahun 63 SM, Metellus Nepos terpilih sebagai [[Tribunus plebis]] untuk tahun 62 SM, bersama dengan Cato Muda. Diresmikan pada tanggal 10&#x20; september 63&#x20; SM, dia memulai sebuah kampanye yang keras melawan [[Cicero]], yang dia dituduh di hadapan rakyat secara ilegal membunuh beberapa kaki tangan Catilina tanpa diadili selama Konspirasi Catilinaria. Metellus Nepos, bersama rekannya Bestia dan [[Julius Caesar]], seorang pretor pada saat itu, mencegah Cicero untuk berpidato pada hari terakhir konsulnya, pada tanggal 29&#x20; september 63&#x20; SM, yang membatasi dia pada sumpah adat untuk menyerahkan jabatannya. Cicero malah mengucapkan sumpahnya sendiri, "dengan bersumpah bahwa dengan sangat sebenarnya dia telah menyelamatkan negaranya dan mempertahankan supremasinya," yang dikonfirmasi oleh rakyat.<ref>Plutarch, ''Parallel Lives, the Life of Cicero'', 32.1-3</ref><ref>Cicero, Epistulae ad Familiares, 5.2</ref> Metellus Nepos, mengusulkan sebuah RUU yang diberikan kepada [[Pompeius]], baru-baru ini menang dalam perang melawan Mithridates, untuk dipanggil ke Roma dengan pasukannya untuk memulihkan ketertiban. Usulan tersebut sangat ditentang oleh Cato Muda, yang merupakan optimates. Perselisihan itu mendekati kekerasan, dan Metellus Nepos mempersenjatai beberapa anak buahnya. Menurut Plutarkhos, senat tersebut mengumumkan niat untuk mengeluarkan keputusan akhir untuk menghapus Nepo dari kantornya namun Cato Muda menentangnya, namun dia tidak menyebutkan apakah keputusan tersebut ditegakkan atau tidak.<ref>Plutarch, Parallel Lives, The life of Cato the Younger, 27-29.1-2</ref> Metellus Nepos pergi ke Asia untuk memberi tahu Pompeius tentang peristiwa tersebut, meskipun, sebagai Tribunus plebis, dia tidak berhak absen dari kota.<ref>Cassius Dio, Roman History, 37.43</ref> Tatum berpendapat bahwa Metellus Nepos meninggalkan kota meskipun Tribunus plebis tidak diizinkan melakukannya adalah 'sebuah isyarat yang menunjukkan pelanggaran senat rakyat terhadap suku tersebut.' <ref>Tatum, J. W., The final Crisis (69-44), in A p. 198</ref> Julius Caesar juga mengusulkan sebuah tindakan untuk mengingat kembali Pompeius ke Roma dengan alasan yang sama. Caesar ditangguhkan dari kantornya dengan keputusan terakhir dari senat tersebut.<ref>Suetonius, ''The Lives of the Twelve Caesars, Julius Caesar'', 16</ref> Pada akhirnya, kedua pria tersebut menjatuhkan proposal mereka.
 
Ketika Metellus Nepos adalah seorang pretor pada tahun 60 SM, dia melewati sebuah undang-undang yang menghapuskan bea masuk di Roma dan Italia. Senat marah dan ingin menghapus namanya untuk hukum dan menggantinya dengan yang lain, tapi, untuk alasan apapun, ini tidak dilakukan.<ref>Cassius Dio, ''Roman History'', 37.51.3-4</ref>
 
Pada tahun 57&#x20; SM, ketika Metellus Nepos adalah salah satu konsul, Pompeius mensponsori pemungutan suara untuk mengingat Cicero ke Roma dari pengasingannya. Konsul lainnya, Publius Cornelius Lentulus Spinther, mendukung alasan ini di senat sebagian sebagai bantuan Pompeius dan sebagian karena dia menaruh dendam terhadap Publius Clodius Pulcher, Orang yang telah mengusir Cicero. Metellus Nepos mendukung Clodius, membentuk sebuah perjuangan faksi. Mengetahui bahwa orang-orang mendukung kembalinya Cicero, Clodius memiliki beberapa gladiator yang menyerang majelis umum selama pemungutan suara untuk mengingat Cicero, dan ukurannya tidak lolos. Faksi lawan membalas dengan gladiator mereka sendiri. Ditekankan oleh Spinther dan Pompeius, Nepo berubah pikiran, dan Spinther kemudian memberikan sebuah gerakan untuk kembalinya Cicero, yang dikeluarkan oleh senat. Kedua konsul tersebut kemudian mengajukan mosi kepada orang-orang, yang melewatinya. <ref>Cassius Dio, Roman History, 39.6</ref> Cicero menulis kepadanya sebuah surat yang diminta olehnya untuk membuat sebuah pidato yang menguntungkan dia di senat tersebut dan mengatakan bahwa dia telah menaklukkan dirinya dan mengesampingkan permusuhannya demi Republik. Dia juga mengatakan bahwa jika dia membantunya, dia akan mengabdi.<ref>Cicero, ''Epistulae ad Familiares'', 5.4</ref>
 
Pada tahun 56&#x20; SM Metellus Nepos, dinominasikan sebagai [[Gubernur Romawi|Gubernur]] Hispania Citerior, mendominasi [[A Coruña|La Coruña]], di mana Vaccaei telah mengalahkan ayahandanya.
 
== Lihat pula ==