Selim I: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 49:
Mendengar bahwa Bayezid telah mengalahkan pasukan Selim, Ahmed menyatakan dirinya sebagai Sultan Anatolia dan mulai melancarkan serangan kepada keponakannya (yang ayahnya telah meninggal) dan menduduki [[Konya]]. Meski sudah diperintahkan Bayezid untuk kembali ke wilayah penugasannya, Ahmed menolak dan bahkan berusaha menduduki ibukota, tetapi gagal lantaran dihadang para prajurit yang menginginkan sultan yang lebih cakap. Selim kembali dari Krimea dan, dengan dukungan dari pasukan [[Yanisari]], mendesak Bayezid untuk menyerahkan takhta kepada Selim pada 25 April 1512.<ref>Joseph von Hammer: ''Geschichte der osmanischen Dichtkunst'' (condensation Mehmet Ata) Millitet yayınları, İstanbul pp 229-236</ref><ref>NicolaeJorga:Geschichte des Osmanischen, (trans. by Nilüfer Epçeli), Yeditepe yayınevi, İstanbul, {{ISBN|975-6480-19-X}}, p.263-264</ref> Bayezid dikirim ke Demotika untuk menghabiskan masa pensiunnya di sana, tetapi keadaannya sudah tua dan sakit-sakitan saat itu. Sebelum tiba di tempat tujuan, Bayezid meninggal di Büyükçekmece pada 26 Mei 1512.
 
== MasaAwal kekuasaan ==
Pada awal masa kekuasaan Selim, Ahmed masih memegang kendali atas Anatolia selama beberapa bulan. Kedua belah pihak bertempur di dekat Yenişehir, Bursa, pada 24 April 1513. Pihak Ahmed dikalahkan. Ahmed sendiri ditahan dan kemudian dihukum mati setelahnya. Putra Ahmed, Şehzade Murad, mengungsi ke [[Dinasti Safawiyah|Kekaisaran Safawiyah]]. Kaisar Safawiyah, [[Ismail I]], berusaha menggunakan Murad untuk mengumpulkan masa melawan pemerintahan Selim.{{sfn|Savory|2007|page=40}} Namun rencana itu akhirnya gagal dan Murad mendapat suaka di Safawiyah.{{sfn|Savory|Karamustafa|1999|pages=628-636}} Şehzade Korkud sendiri juga dihukum mati pada 1513 karena diduga telah menyiapkan pemberontakan melawan Selim.
 
== Penaklukan Timur Tengah ==
Salah satu perhatian besar pada masa kekuasaan Selim adalah Ismail I yang menjadikan Dinasti Safawiyah sebagai kekuatan baru di kawasan tersebut, juga mengubah agama negara dari Sunni ke [[Dua Belas Imam|Syi'ah Dua Belas Imam]], menjadikannya ancaman besar bagi Utsmani yang Sunni. Pada 1510, Safawiyah telah menguasai kawasan Iran dan [[Azerbaijan (Iran)|Azerbaijan]],<ref>BBC, ([http://www.bbc.co.uk/religion/religions/islam/history/safavidempire_1.shtml LINK])</ref> [[Dagestan]] selatan, [[Mesopotamia]], [[Armenia]], [[Khorasan Raya]], [[Kawasan Anatolia Timur|Anatolia Timur]], dan menjadikan [[Kerajaan Kakheti]] dan Kartli di kawasan [[Kaukasus]] sebagai negara bawahannya.<ref>{{cite web|url=http://www.iranchamber.com/history/safavids/safavids.php|title=History of Iran:Safavid Empire 1502 - 1736|accessdate=16 December 2014}}</ref><ref>{{cite web|url=https://books.google.nl/books?id=PxQpmg_JIpwC&pg=PA165&lpg=PA165&dq=shah+ismail+conquers+armenia&source=bl&ots=2wTC8D_n0o&sig=r0bkSV6_zxzbOWKK5gKnbeD6lkQ&hl=nl&sa=X&ei=OJaOVLG4KJKVasSUgaAE&ved=0CFEQ6AEwBg#v=onepage&q=shah%20ismail%20conquers%20armenia&f=false|title=Edge of Empires: A History of Georgia|accessdate=15 December 2014}}</ref>
 
[[Berkas:Nakkaş Selim.jpg|jmpl|180px|kiri|Sultan Selim I]]
Oleh karena itu, iaSelim menyerang KerajaanKekaisaran [[Safawiyah]] dan berhasil menduduki [[Tabriz]], [[Mesopotamia]], dan sebagian wilayah [[Armenia]] (tahun 1515). Setelah itu Iada menyerang dan menghancurkan [[Kesultanan Mamluk]] dalam Pertempuran Marj Dabiq dan al-Raydaniyya, yang menyebabkan menyatunya [[Suriah]], [[Palestina]] dan [[Mesir]] kedalamke dalam wilayah Kesultanan Usmaniyah. Otomatis kota suci [[Mekkah]] dan [[Madinah]] masuk kedalam kekuasaannya. Ia lalu mengangkat dirinya sebagai [[Khadim''Khādim ulal-Ḥaramayn Haremeyn]],aš-Šarīfayn'' "(Pelayan dari Kedua Kota Suci").
Sejak awal pemerintahannya, Sultan [[Selim I]] cenderung menyingkirkan lawan-lawan politiknya walaupun berasal dari saudara-saudaranya atau anak-anak mereka. Meski keras hati, namun dia masih senang berteman dengan orang-orang alim dan sangat menyukai sastra [[Persia]] dan Sejarah. Di jamannya, Ia menghentikan gerakan Jihad ke [[Eropa]], dan mengalihkannya ke Timur, untuk menyelamatkan wilayah-wilayah suci umat Islam dari rongrongan [[Portugis]] dan [[Spanyol]] dan juga membendung arus penyebaran aliran [[Syiah]] di [[Anatolia]] dan [[Irak]] yang disponsori oleh [[Dinasti Safawiyah]] dari [[Persia]].
 
Setelah [[Selim I]] menjadi penguasa kota-kota suci Islam dan merebut Mesir, maka Khalifah Al-Mutawakkil III dari [[Kairo]] dibawa ke [[Konstantinopel]]. Di sini [[Khalifah]] secara resmi menyerahkan kepada Selim gelar [[Khalifah]] serta lambang-lambangnya, yaitu pedang dan jubah nabi.
Oleh karena itu ia menyerang Kerajaan [[Safawiyah]] dan berhasil menduduki [[Tabriz]], [[Mesopotamia]], dan sebagian wilayah [[Armenia]] (tahun 1515). Setelah itu Ia menyerang dan menghancurkan [[Kesultanan Mamluk]] dalam Pertempuran Marj Dabiq dan al-Raydaniyya, yang menyebabkan menyatunya [[Suriah]], [[Palestina]] dan [[Mesir]] kedalam wilayah Kesultanan Usmaniyah. Otomatis kota suci [[Mekkah]] dan [[Madinah]] masuk kedalam kekuasaannya. Ia lalu mengangkat dirinya sebagai [[Khadim ul Haremeyn]], "Pelayan dari Kedua Kota Suci".
 
Selama pemerintahannya, Salim memperluas wilayah Usmaniyah dari 2,5 juta km2 menjadi 6,5 juta km2. Ia membuat penuh perbendaharaan kerajaan, menguncinya dengan meterainya sendiri dan mengumumkan bahwa, "Barangsiapa membuat penuh perbendaharaan ini melebihi isinya sekarang, ia dapat menggunakan meterainya untuk mengunci perbendaharaan.” Perbendaharaan ini dikunci dengan meterainya hingga runtuhnya Khalifah TurkiKesultanan Utsmani 400 tahun kemudian.
Setelah [[Selim I]] menjadi penguasa kota-kota suci Islam dan merebut Mesir, maka Khalifah Al-Mutawakkil III dari [[Kairo]] dibawa ke [[Konstantinopel]]. Di sini [[Khalifah]] secara resmi menyerahkan kepada Selim gelar [[Khalifah]] serta lambang-lambangnya, yaitu pedang dan jubah nabi.
 
Setelah kembali dari perangnya di Mesir., Iadia mendapat surat dari penduduk Afrika Utara untuk meminta perlindungannya dalam menghadapi pelaut-pelaut Spanyol dan Portugis yang mengacau di Laut Tengah. Oleh karena itu ia menyiapkan ekspedisi untuk memerangi [[Rhodes]] dan di sana ia meninggal pada 9 Syawal 926 H / 22 Septembar 1520 karena sirpence, infeksi kulit. Sebagian sejarahwan percaya bahwa ia diracuni oleh dokter yang merawat infeksinya.
Selama pemerintahannya, Salim memperluas wilayah Usmaniyah dari 2,5 juta km2 menjadi 6,5 juta km2. Ia membuat penuh perbendaharaan kerajaan, menguncinya dengan meterainya sendiri dan mengumumkan bahwa, "Barangsiapa membuat penuh perbendaharaan ini melebihi isinya sekarang, ia dapat menggunakan meterainya untuk mengunci perbendaharaan.” Perbendaharaan ini dikunci dengan meterainya hingga runtuhnya Khalifah Turki Utsmani 400 tahun kemudian.
 
Setelah kembali dari perangnya di Mesir. Ia mendapat surat dari penduduk Afrika Utara untuk meminta perlindungannya dalam menghadapi pelaut-pelaut Spanyol dan Portugis yang mengacau di Laut Tengah. Oleh karena itu ia menyiapkan ekspedisi untuk memerangi [[Rhodes]] dan di sana ia meninggal pada 9 Syawal 926 H / 22 Septembar 1520 karena sirpence, infeksi kulit. Sebagian sejarahwan percaya bahwa ia diracuni oleh dokter yang merawat infeksinya.
 
Selim juga seorang penyair dan ia menulis dengan menggunakan nama julukannya, ''Mahlas Selimi'' Dalam salah satu puisinya, ia menulis: "Sebuah permadani cukup besar untuk diduduki oleh dua orang [[sufi]], tetapi dunia tidak cukup besar untuk dua orang raja.”
Baris 66 ⟶ 68:
==Rujukan==
{{reflist|30em}}
 
===Daftar pustaka===
* {{cite encyclopedia | article = ESMĀʿĪL I ṢAFAWĪ | last1 = Savory | first1 = Roger | url = http://www.iranicaonline.org/articles/esmail-i-safawi | editor-last = | editor-first = | editor-link = | encyclopedia = Encyclopaedia Iranica, Vol. VIII, Fasc. 6 | pages = 628-636 | location = | publisher = | year = 1998 | isbn = |ref=harv}}
* {{cite book|last1=Savory|first1=Roger|title=Iran Under the Safavids|date=2007|publisher=Cambridge University Press|location=Cambridge|isbn=978-0521042512|ref=harv}}
 
{{S-start}}