Kota Magelang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Angayubagia (bicara | kontrib)
update pemerintahan dan merapikan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 30:
| web={{URL|http://www.magelangkota.go.id/}}
}}
 
'''Kota Magelang''' ({{lang-jv|ꦩꦒꦼꦭꦁ}}) adalah salah satu [[kota]] di [[provinsi]] Jawa Tengah.
 
== LetakSejarah ==
Hari Jadi Kota Magelang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 6 Tahun 1989, bahwa tanggal 11 April 907 Masehi merupakan hari jadi. Penetapan ini merupakan tindak lanjut dari seminar dan diskusi yang dilaksanakan oleh Panitia Peneliti Hari Jadi Kota Magelang bekerjasama dengan Universitas Tidar Magelang dengan dibantu pakar sejarah dan arkeologi Universitas Gajah Mada, Drs.MM. Soekarto Kartoatmodjo, dengan dilengkapi berbagai penelitian di Museum Nasional maupun Museum Radya Pustaka-Surakarta.
Kota Magelang mengawali sejarahnya sebagai desa perdikan Mantyasih, yang saat ini dikenal dengan Kampung Meteseh di Kelurahan Magelang. Di kampung Meteseh saat ini terdapat sebuah lumpang batu yang diyakini sebagai tempat upacara penetapan Sima atau Perdikan.
 
Untuk menelusuri kembali sejarah Kota Magelang, sumber prasasti yang digunakan adalah prasasti Poh, prasasti Gilikan dan prasasti Mantyasih. Ketiganya merupakan [[prasasti]] yang ditulis di atas lempengan tembaga.
 
Parsasti POH dan Mantyasih ditulis zaman Mataram Hindu saat pemerintahan Raja Rake Watukura Dyah Balitung (898-910 M), dalam prasasti ini disebut-sebut adanya Desa Mantyasih dan nama Desa Glangglang. Mantyasih inilah yang kemudian berubah menjadi Meteseh, sedangkan Glangglang berubah menjadi Magelang.
 
Dalam Prasasti Mantyasih berisi antara lain, penyebutan nama Raja Rake Watukura Dyah Balitung, serta penyebutan angka 829 Çaka bulan Çaitra tanggal 11 Paro-Gelap Paringkelan Tungle, Pasaran Umanis hari Senais Sçara atau Sabtu, dengan kata lain Hari Sabtu Legi tanggal 11 April 907. Dalam Prasasti ini disebut pula Desa Mantyasih yang ditetapkan oleh Sri Maharaja Rake Watukura Dyah Balitung sebagai Desa Perdikan atau daerah bebas pajak yang dipimpin oleh pejabat patih. Juga disebut-sebut ''Gunung Susundara'' dan ''Wukir Sumbing'' yang kini dikenal dengan [[Gunung Sindoro]] dan [[Gunung Sumbing]].
 
Begitulah Magelang, yang kemudian berkembang menjadi kota selanjutnya menjadi ibukota [[Karesidenan Kedu]] dan juga pernah menjadi ibukota [[Kabupaten Magelang]]. Setelah masa kemerdekaan kota ini menjadi kotapraja dan kemudian kotamadya dan di era Reformasi, sejalan dengan pemberian otonomi seluas-luasnya kepada daerah, sebutan [[kotamadya]] ditiadakan dan diganti menjadi kota.
 
Ketika Inggris menguasai Magelang pada abad ke 18, dijadikanlah kota ini sebagai pusat pemerintahan setingkat Kabupaten dan diangkatlah Mas Ngabehi Danukromo sebagai Bupati pertama. Bupati ini pulalah yang kemudian merintis berdirinya Kota Magelang dengan membangun Alun - alun, bangunan tempat tinggal Bupati serta sebuah masjid. Dalam perkembangan selanjutnya dipilihlah Magelang sebagai Ibukota Karesidenan Kedu pada tahun 1818.
 
Setelah pemerintah Inggris ditaklukkan oleh Belanda, kedudukan Magelang semakin kuat. Oleh pemerintah Belanda, kota ini dijadikan pusat lalu lintas perekonomian. Selain itu karena letaknya yang strategis, udaranya yang nyaman serta pemandangannya yang indah Magelang kemudian dijadikan Kota Militer: Pemerintah Belanda terus melengkapi sarana dan prasarana perkotaan. Menara air minum dibangun di tengah-tengah kota pada tahun 1918, perusahaan listrik mulai beroperasi tahun 1927, dan jalan-jalan arteri diperkeras dan diaspal.
 
== Geografi ==
=== Letak ===
Kota ini terletak di tengah [[kabupaten Magelang]]. Karena memang dulunya Kota Magelang adalah ibukota dari [[Kabupaten Magelang]] sebelum mendapat kebijakan untuk mengurus rumah tangga sendiri sebagai sebuah kota baru. Kota Magelang memiliki posisi yang strategis, karena berada di jalur utama Semarang-Yogyakarta. Kota Magelang berada di 15 km sebelah Utara [[Mungkid (Kota)|Kota Mungkid]], 75 km sebelah selatan [[Kota Semarang|Semarang]], dan 43 km sebelah utara [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]].
 
=== Iklim ===
{{Weather box
|metric first=yes
Baris 83 ⟶ 101:
}}
 
== Sejarah dan hari jadiPemerintahan ==
=== Daftar Wali Kota ===
Hari Jadi Kota Magelang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 6 Tahun 1989, bahwa tanggal 11 April 907 Masehi merupakan hari jadi. Penetapan ini merupakan tindak lanjut dari seminar dan diskusi yang dilaksanakan oleh Panitia Peneliti Hari Jadi Kota Magelang bekerjasama dengan Universitas Tidar Magelang dengan dibantu pakar sejarah dan arkeologi Universitas Gajah Mada, Drs.MM. Soekarto Kartoatmodjo, dengan dilengkapi berbagai penelitian di Museum Nasional maupun Museum Radya Pustaka-Surakarta.
{{utama|Daftar Wali Kota Magelang}}
Kota Magelang mengawali sejarahnya sebagai desa perdikan Mantyasih, yang saat ini dikenal dengan Kampung Meteseh di Kelurahan Magelang. Di kampung Meteseh saat ini terdapat sebuah lumpang batu yang diyakini sebagai tempat upacara penetapan Sima atau Perdikan.
{{:Daftar Wali Kota Magelang}}
 
=== Dewan Perwakilan ===
Untuk menelusuri kembali sejarah Kota Magelang, sumber prasasti yang digunakan adalah prasasti Poh, prasasti Gilikan dan prasasti Mantyasih. Ketiganya merupakan [[prasasti]] yang ditulis di atas lempengan tembaga.
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Magelang}}
 
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Magelang}}
Parsasti POH dan Mantyasih ditulis zaman Mataram Hindu saat pemerintahan Raja Rake Watukura Dyah Balitung (898-910 M), dalam prasasti ini disebut-sebut adanya Desa Mantyasih dan nama Desa Glangglang. Mantyasih inilah yang kemudian berubah menjadi Meteseh, sedangkan Glangglang berubah menjadi Magelang.
 
Dalam Prasasti Mantyasih berisi antara lain, penyebutan nama Raja Rake Watukura Dyah Balitung, serta penyebutan angka 829 Çaka bulan Çaitra tanggal 11 Paro-Gelap Paringkelan Tungle, Pasaran Umanis hari Senais Sçara atau Sabtu, dengan kata lain Hari Sabtu Legi tanggal 11 April 907. Dalam Prasasti ini disebut pula Desa Mantyasih yang ditetapkan oleh Sri Maharaja Rake Watukura Dyah Balitung sebagai Desa Perdikan atau daerah bebas pajak yang dipimpin oleh pejabat patih. Juga disebut-sebut ''Gunung Susundara'' dan ''Wukir Sumbing'' yang kini dikenal dengan [[Gunung Sindoro]] dan [[Gunung Sumbing]].
 
Begitulah Magelang, yang kemudian berkembang menjadi kota selanjutnya menjadi ibukota [[Karesidenan Kedu]] dan juga pernah menjadi ibukota [[Kabupaten Magelang]]. Setelah masa kemerdekaan kota ini menjadi kotapraja dan kemudian kotamadya dan di era Reformasi, sejalan dengan pemberian otonomi seluas-luasnya kepada daerah, sebutan [[kotamadya]] ditiadakan dan diganti menjadi kota.
 
Ketika Inggris menguasai Magelang pada abad ke 18, dijadikanlah kota ini sebagai pusat pemerintahan setingkat Kabupaten dan diangkatlah Mas Ngabehi Danukromo sebagai Bupati pertama. Bupati ini pulalah yang kemudian merintis berdirinya Kota Magelang dengan membangun Alun - alun, bangunan tempat tinggal Bupati serta sebuah masjid. Dalam perkembangan selanjutnya dipilihlah Magelang sebagai Ibukota Karesidenan Kedu pada tahun 1818.
 
Setelah pemerintah Inggris ditaklukkan oleh Belanda, kedudukan Magelang semakin kuat. Oleh pemerintah Belanda, kota ini dijadikan pusat lalu lintas perekonomian. Selain itu karena letaknya yang strategis, udaranya yang nyaman serta pemandangannya yang indah Magelang kemudian dijadikan Kota Militer: Pemerintah Belanda terus melengkapi sarana dan prasarana perkotaan. Menara air minum dibangun di tengah-tengah kota pada tahun 1918, perusahaan listrik mulai beroperasi tahun 1927, dan jalan-jalan arteri diperkeras dan diaspal.
 
== Pembagian wilayah ==
Kota Magelang terdiri atas 3 [[kecamatan]], yakni [[Magelang Utara, Magelang|Magelang Utara]], [[Magelang Selatan, Magelang|Magelang Selatan]] dan [[Magelang Tengah, Magelang|Magelang Tengah]], yang dibagi lagi sejumlah [[kelurahan]].
 
== Perwakilan ==
{| class="wikitable" style="float:right;margin:0 0 0.5em 1em;font-size:90%"
!colspan="2" style="background:#DCDCDC;" | DPRD Kota Magelang<br />2014-2019
Baris 140 ⟶ 147:
|-
|}
 
Pada [[pemilihan umum legislatif Indonesia 2014|Pemilu Legislatif 2014]] lalu, DPRD Kota Magelang berjumlah 25 orang dengan perwakilan sembilan partai politik.
 
=== Kecamatan ===
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Magelang}}
Kota Magelang terdiri atas 3 [[kecamatan]], yakni [[Magelang Utara, Magelang|Magelang Utara]], [[Magelang Selatan, Magelang|Magelang Selatan]] dan [[Magelang Tengah, Magelang|Magelang Tengah]], yang dibagi lagi sejumlah [[kelurahan]].
 
== Pendidikan ==
Baris 160 ⟶ 170:
 
== Pariwisata ==
MeskipunMeski kecil, kota Magelang memiliki banyak tempat menarik yang layak dikunjungi, antara lain:
 
=== Wisata kuliner ===
Di Kota Magelang terdapat beberapa tempat jajan yang mempunyai kekhasan tersendiri, baik dari cita rasa makanan yang dihidangkan, maupun nilai historis yang dikandung di tempat tersebut. Menelusuri tempat jajan di Kota Magelang, ada yang khusus buka disiang hari dan malam hari. <!-- iklan?
Baris 175 ⟶ 184:
Petualangan ini bisa dinikmati setiap hari dari pukul 08.00 sampai 14.00 tentu saja dengan melihat kondisi perairan di Sungai Progo. Anda akan didampingi oleh pemandu yang telah berpengalaman serta memperoleh fasilitas lain seperti makan, asuransi dan tranportasi kembali ke pos pemberangkatan.
 
=== Pecinan atau Jl. Pemuda & pusatPusat belanjaBelanja ===
Jalan Pemuda atau yang lebih dikenal dengan nama Pecinan sering disebut Malioboro-nya Magelang. Pecinan ini merupakan pusat perbelanjaan sekaligus bisnis yang ada di Kota Magelang. Di sisi kiri dan kanan jalan sepanjang 1,5 [[kilometer]] ini berdiri banyak toko dan minimarket serta [[restoran]].
Pecinan terdiri atas 2 ruas jalan. Ruas pertama adalah ruas jalan untuk kendaraan bermotor yang merupakan ruas jalan satu arah. Sedangkan satunya lagi merupakan jalan khusus untuk [[becak]]. Ruas jalan ini dulunya dilalui [[kereta api]] yang kini sudah tidak ada lagi di Magelang.
Baris 221 ⟶ 230:
# Museum Diponegoro, museum ini merupakan tempat penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Jendral de Kock pada tanggal 20 Oktober 1830.
 
== Rupa-rupaLainnya ==
* Visi Kota Magelang 2010-2015 adalah: Terwujudnya Kota Magelang sebagai Kota Jasa yang Maju, Profesional, Sejahtera, Mandiri dan Berkeadilan.
* Magelang memiliki slogan sebagai ''Kota Sejuta Bunga''
Baris 233 ⟶ 242:
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.magelangkota.go.id/ Situs web resmi Pemkot Magelang]
{{commonscat|Magelang}}
* {{id}} [http://www.magelangkota.go.id/ Situs web resmi Pemkot Magelang]
 
{{Kota Magelang}}
{{Jawa Tengah}}