Kabupaten Purworejo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib)
k →‎Sejarah: kembalikan wkf yang terhapus
Angayubagia (bicara | kontrib)
update pemerintahan dan merapikan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 38:
Kabupaten Purworejo Kabupaten Purworejo terletak pada posisi 109o 47’28” – 110o 8’20” Bujur Timur dan 7o 32’ – 7o 54 Lintang Selatan. Secara topografis merupakan wilayah beriklim tropis basah dengan suhu antara 19 C – 28 C, sedangkan kelembaban udara antara 70% - 90% dan curah hujan tertinggi pada bulan Desember 311 mm dan bulan Maret 289 mm<ref>[http://www.purworejokab.go.id/profil-daerah/geografi Letak Geografis dan Topologis Kabupaten Purworejo]</ref>. Sungai-sungai yang ada di Kabupaten Purworejo antara lain Sungai Wawar/ [[Kali Medono]], [[Sungai Bogowonto]], [[Sungai Jali]], Sungai Gebang, Sungai Bedono, Sungai Kedunggupit, Sungai Kodil, dan Sungai Kalimeneng berhulu di [[Pegunungan Serayu Selatan]]. Sedangkan Sungai Jebol, Sungai Ngemnan, Sungai Dulang dan Sungai Kaligesing berhulu di [[Pegunungan Menoreh]]. Gunung-gunung yang ada di Kabupaten Purworejo diantaranya Gunung Pupur Gunung Mentosari (1.059 m), Gunung Rawacacing (1.035 m), Gunung Gambarjaran (1.035 m) di [[Pegunungan Serayu Selatan]]. Sedangkan di [[Pegunungan Menoreh]] terdapat Gunung Gepak (859 m)dan Gunung Ayamayam (1.022 m).
 
== Pembagian administratifSejarah ==
[[Prasasti Kayu Ara Hiwang]] ditemukan di Desa Boro Wetan (Kecamatan Banyuurip), jika dikonversikan dengan kalender Masehi adalah tanggal 5 Oktober 901. Ini menunjukkan telah adanya pemukiman sebelum tanggal itu. [[Perjalanan Bujangga Manik|Bujangga Manik]], dalam petualangannya yang diduga dilakukan pada abad ke-15 juga melewati daerah ini dalam perjalanan pulang dari [[Bali]] ke [[Pakuan]]. Sampai sekarang, kapan tepatnya tanggal ulang tahun berdirinya Kabupaten Purworejo, masih jadi bahan perdebatan. Ada yang berpatokan pada pada tanggal prasasti diatas, ada juga yang berpatokan pada diangkatnya bupati Purworejo I pada 30 Juni 1830.
 
Pada masa Kesultanan Mataram hingga abad ke-19 wilayah ini lebih dikenal sebagai '''Bagelen''' (dibaca /ba·gə·lɛn/). Saat ini Bagelen malah hanya merupakan kecamatan di kabupaten ini.
 
Setelah Kadipaten Bagelen diserahkan penguasaannya kepada Hindia Belanda oleh pihak [[Kesultanan Yogyakarta]] (akibat [[Perang Diponegoro]]), wilayah ini digabung ke dalam [[Karesidenan Kedu]] dan menjadi kabupaten. Belanda membangun pemukiman baru yang diberi nama Purworejo sebagai pusat pemerintahan (sampai sekarang) dengan tata kota rancangan insinyur Belanda, meskipun tetap mengambil unsur-unsur tradisi Jawa. Kota baru ini adalah kota tangsi militer, dan sejumlah tentara Belanda asal [[Pantai Emas]] (sekarang Ghana), [[Afrika Barat]], yang dikenal sebagai [[Belanda Hitam]] dipusatkan pemukimannya di sini. Sejumlah bangunan tua bergaya ''indisch'' masih terawat dan digunakan hingga kini, seperti Masjid Jami' Purworejo (tahun 1834), rumah dinas bupati (tahun 1840), dan bangunan yang sekarang dikenal sebagai Gereja GPIB (tahun 1879).
 
[[Alun-alun]] Purworejo, seluas 6 hektare, konon adalah yang terluas di [[Pulau Jawa]].{{fact|date=18 Juli 2010}}
 
== Pemerintahan ==
=== Daftar Bupati ===
{{utama|Daftar Bupati Purworejo}}
{{:Daftar Bupati Purworejo}}
 
=== Dewan Perwakilan ===
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Purworejo}}
 
=== Kecamatan ===
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Purworejo}}
Kabupaten Purworejo terdiri atas 16 [[kecamatan]], yang dibagi lagi atas sejumlah 469 [[desa]] dan 25 [[kelurahan]]. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan [[Purworejo, Purworejo|Purworejo]].
 
Baris 59 ⟶ 77:
* [[Purworejo, Purworejo|Purworejo]]
 
== SejarahEkonomi ==
[[Prasasti Kayu Ara Hiwang]] ditemukan di Desa Boro Wetan (Kecamatan Banyuurip), jika dikonversikan dengan kalender Masehi adalah tanggal 5 Oktober 901. Ini menunjukkan telah adanya pemukiman sebelum tanggal itu. [[Perjalanan Bujangga Manik|Bujangga Manik]], dalam petualangannya yang diduga dilakukan pada abad ke-15 juga melewati daerah ini dalam perjalanan pulang dari [[Bali]] ke [[Pakuan]]. Sampai sekarang, kapan tepatnya tanggal ulang tahun berdirinya Kabupaten Purworejo, masih jadi bahan perdebatan. Ada yang berpatokan pada pada tanggal prasasti diatas, ada juga yang berpatokan pada diangkatnya bupati Purworejo I pada 30 Juni 1830.
 
Pada masa Kesultanan Mataram hingga abad ke-19 wilayah ini lebih dikenal sebagai '''Bagelen''' (dibaca /ba·gə·lɛn/). Saat ini Bagelen malah hanya merupakan kecamatan di kabupaten ini.
 
Setelah Kadipaten Bagelen diserahkan penguasaannya kepada Hindia Belanda oleh pihak [[Kesultanan Yogyakarta]] (akibat [[Perang Diponegoro]]), wilayah ini digabung ke dalam [[Karesidenan Kedu]] dan menjadi kabupaten. Belanda membangun pemukiman baru yang diberi nama Purworejo sebagai pusat pemerintahan (sampai sekarang) dengan tata kota rancangan insinyur Belanda, meskipun tetap mengambil unsur-unsur tradisi Jawa. Kota baru ini adalah kota tangsi militer, dan sejumlah tentara Belanda asal [[Pantai Emas]] (sekarang Ghana), [[Afrika Barat]], yang dikenal sebagai [[Belanda Hitam]] dipusatkan pemukimannya di sini. Sejumlah bangunan tua bergaya ''indisch'' masih terawat dan digunakan hingga kini, seperti Masjid Jami' Purworejo (tahun 1834), rumah dinas bupati (tahun 1840), dan bangunan yang sekarang dikenal sebagai Gereja GPIB (tahun 1879).
 
[[Alun-alun]] Purworejo, seluas 6 hektare, konon adalah yang terluas di [[Pulau Jawa]].{{fact|date=18 Juli 2010}}
 
== Perekonomian ==
=== Pertanian ===
Aktivitas ekonomi kabupaten ini bergantung pada sektor [[pertanian]], di antaranya padi, jagung, ubi kayu dan hasil palawija lain. Sentra tanaman padi di Kecamatan Ngombol, Purwodadi dan Banyuurip. Jagung terutama dihasilkan di Kecamatan Bruno. Ubi kayu sebagian besar dihasilkan di Kecamatan Pituruh.
Baris 142 ⟶ 151:
{{EndDiv}}
 
=== MakananKuliner khas daerahDaerah ===
Beberapa masakan dan makanan khas Purworejo antara lain:{{br}}
* [[Dawet Hitam]]: sejenis cendol yang berwarna hitam, sangat digemari pemudik dari Jakarta.
Baris 177 ⟶ 186:
Kata dolalak sebenarnya berasal dari notasi Do La La yang merupakan bagian dari notasi do re mi fa so la si do yang kemudian berkembang dalam logat Jawa menjadi Dolalak yang sampai sekarang ini tarian ini menjadi Dolalak.
 
== Tokoh dari Purworejo ==
{{col|2}}
* [[Jan Toorop]], pelukis [[Belanda]].
Baris 210 ⟶ 219:
 
== Pendidikan ==
 
=== Pondok Pesantren ===
* Pondok Pesantren Al-Anwar An-Nuur, Maron, Loano, Purworejo (KHR. Rofiq Chamid, KHR. Chakim Chamid, KHR Machfud Chamid, KH. Syarqowi Siroj)
Baris 486 ⟶ 494:
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://bagelen.net/?p=87#more-87 Potret Sebuah Akulturasi Islam-Jawa]
 
{{Kabupaten Purworejo}}
{{jatengJawa Tengah}}
 
[[Kategori:Kabupaten di Jawa Tengah|Purworejo]]