Kawasan serbaguna: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 5:
 
== Pola ruang dan bentuk kota yang berkelanjutan sebagai kota kompak (compact city) telah menjadi isu penting. Perhatian besar saat ini, fokus pada hubungan antara bentuk kota dan keberlanjutannya, Kota kompak ini memang digagas tidak sekadar untuk menghemat konsumsi energi, tetapi juga diyakini lebih menjamin keberlangsungan generasi yang akan datang dalam konteks pembangunan. ==
 
=== Pengembangan sebuah kota yang baik seharusnya responsif serta dapat melakukan kontrol terhadap perkembangan kota (growth control) yang pada akhirnya mengakibatkan terbentuknya konsep baru pengembangan kota untuk skala kontrol yang lebih kecil dan managable. Salah satu konsep yang bisa diimplementasikan adalah konsep Superblok. Konsep superblok serta mixed use ini berkembang sekitar awal abad ke 19 di [[Amerika Serikat]] yang dipelopori oleh [[Clarence Stein]] & [[Clarence Perry]] dan di [[Eropa]], khususnya di [[Perancis]], oleh [[Le Corbusier]]. ===
 
== Superblok/mixed use pada dasarnya adalah suatu kawasan urban yang dirancang secara terintegrasi (integrated development), dengan kepadatan bangunan yang cukup tinggi dan merupakan kombinasi fungsi lahan yang bersifat campuran (mixed used), dimana kunci terpenting dalam keberhasilannya adalah berjalannya fungsi mekanisme kontrol yang merupakan implementasi dari regulasi-regulasi pengembangan kawasan superblok itu sendiri. ==
Baris 13 ⟶ 11:
 
Standar luasan suatu kawasan disebut superblok atau bukan, sampai dengan saat ini belum ada. Akan tetapi beberapa kawasan mega superblok, sebagai contoh, yang sudah dibangun di Jakarta adalah kawasan SCBD seluas 47 ha, Mega Kuningan seluas 44 ha, serta Rasuna Epicentrum seluas 53 ha. Dalam ol;/skala yang lebih kecil beberapa gedung atau lot bangunan yang saling terintegrasi dalam satu konsep master plan dapat juga disebut sebagai superblok, misalnya CBD Pluit, Central Park, dll.
 
=== Strategi yang biasanya dilakukan oleh pengembang superblok/mixed use adalah: Branding yaitu perlunya kawasan superblok/mixed use mempunyai identitas tersendiri untuk membedakan dengan kawasan superblok lainnya, Mixed Use Function yaitu tata guna lahan harus bersifat campuran yang memuat fungsi hunian, komersial, area publik, rekreasi, Traffic Circulation yaitu konsep sirkulasi kendaraan yang efisien dan tersedianya transportasi umum yang memadai. ===
 
=== Di kota Semarang saat ini sedang mengembangkan superblok/mixed use yang dikenal sebagai Sentraland Semarang, Mengusung konsep The New Lifestyle in Town, yang menggabungkan fungsi-fungsi perkantoran, apartemen, hotel/kondotel serta retail komersial. Branding/ciri khusus ini dapat pula kita sejajarkan dengan superblok di Ropongi Hill Tokyo yang mengusung tema Lifestyle Superblock atau Suntec City Singapore yang mengusung tema Business & Trade Superblock. ===