Letusan Kambrium: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 38:
|isbn=1602061440
|oclc=176630493
}}</ref> Kebingungan yang berlangsung mengenai kemunculan [[fauna]] Kambrium yang tampak mendadak dan tiba-tiba berkisar pada tiga poin: apakah diversifikasi organisme kompleks sungguh terjadi pada periode yang relatif pendek pada
== Kemungkinan penyebab "letusan" ini ==
Meski ada bukti yang menunjukkan bahwa hewan yang cukup kompleks ([[bilateria]] [[triploblastik]]) ada sebelum letusan Kambrium, kecepatan evolusi pada
=== Perubahan lingkungan ===
Baris 89:
| author4 = McKay, C.P
| bibcode=2005AsBio...5..415C
}}</ref> Namun, hewan tidak terpengaruh saat kondisi oseanografik yang mirip terjadi pada
==== Bumi bola salju ====
Baris 134:
Beberapa teori didasarkan pada konsep bahwa modifikasi kecil terhadap perkembangan hewan saat tumbuh dari [[embrio]] ke dewasa dapat mengakibatkan perubahan yang sangat besar pada bentuk dewasa akhir. Contohnya, gen [[hox]] mengontrol lokasi pertumbuhan organ-organ pada embrio. Apabila beberapa gen hox diterapkan, wilayah tertentu akan berkembang menjadi otot; jika gen hox yang berbeda diterapkan di wilayah tersebut (perubahan kecil), bisa jadi malah mata yang tumbuh (perubahan fenotip yang besar).
Berdasarkan teori ini, perubahan kecil dapat mengakibatkan dampak yang besar. Berdasarkan bukti dari metazoa prakambrium<ref name="Marshall2006Explaining" /> yang dipadu dengan data molekuler,<ref name="deRosa1999">{{cite journal | author = de Rosa, R., Grenier, J.K., Andreeva, T., Cook, C.E., Adoutte1, A., Akam, M., Carroll, S.B. and Balavoine, G. | year = 1999 | doi = 10.1038/21631 | journal = Nature | volume = 399 | page = 772|title=Hox genes in brachiopods and priapulids and protostome evolution | pmid = 10391241 | month = June | issue = 6738 | issn = 0028-0836 | pages = 772–6}}</ref> sebagian besar arsitektur genetik yang dapat memainkan peran penting dalam letusan Kambrium sudah mapan pada
Paradoks ini diungkapkan dalam teori yang bertumpu kepada fisika perkembangan. Kemunculan kehidupan multiseluler yang sederhana memampukan perubahan konteks dan skala spasial di mana proses dan efek fisik baru dimunculkan oleh gen yang sebelumnya berevolusi untuk fungsi-fungsi uniseluler. Kekompleksan morfologis kemudian muncul karena [[organisasi diri]].<ref name="Newman2008">{{cite journal | author = Newman, S.A. and Bhat, R. | year = 2008 | doi = 10.1088/1478-3975/5/1/015008| journal = Physical Biology | volume = 5 | page = 0150580|title=Dynamical patterning modules: physico-genetic determinants of morphological development and evolution | pmid = 18403826 | month = April | issue = 1 | issn = 1478-3967}}</ref>
|