Kekaisaran Brasil: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 155:
* {{harvnb|Lira 1977, Vol 1|pp=224–225}}.</ref> Pada saat yang sama, diktator Paraguay, [[Francisco Solano López]], mencoba mengambil untung atas keadaan di Uruguay pada akhir tahun 1864 dengan mencoba untuk menjadikan negaranya kekuatan regional. Pada November 1864, ia memerintahkan agar kapal uap sipil Brasil direbut (memicu [[Perang Paraguay]]) dan kemudian menyerbu Brasil.{{sfn|Carvalho|2007|p=109}}{{sfn|Lira 1977, Vol 1|p=227}}
 
Intervensi militer Brasil segera berubah menjadi perang besar di Amerika Selatan bagian tenggara. Namun, ancaman meletusnya konflik di dua front (dengan Britania dan Paraguay) sudah hilang kitaketika pada September 1865 pemerintah Britania mengirim utusan yang secara terbuka meminta maaf atas krisis yang terjadi di antara kedua negara.{{sfn|Calmon|1975|p=748}}{{sfn|Lira 1977, Vol 1|p=237}} Serangan Paraguay pada tahun 1864 memperpajang konflik, dan harapan akan kemampuan kabinet progresif dalam memenangkan perang telah pupus.{{sfn|Barman|1999|p=222}} Selain itu, semenjak dibentuk, Liga Progresif dihantui oleh konflik internal antar faksi konservatif moderat dan liberal.{{sfn|Barman|1999|p=222}}{{sfn|Nabuco|1975|p=592}}
 
Kabinet Progresif mengundurkan diri dan kaisar mengangkat Visconde Itaboraí sebagai kepala kabinet baru pada Juli 1868, sehingga mengembalikan kaum konservatif ke kekuasaan.{{sfn|Barman|1999|p=223}} Hal ini mendorong kedua faksi dalam partai progresif untuk bersatu dan mengganti nama partai mereka menjadi Partai Liberal. Faksi progresif ketiga yang lebih kecil dan radikal akan menyatakan diri sebagai republikan pada tahun 1870—yang beralamat buruk bagi kekaisaran.{{sfn|Nabuco|1975|p=666}} Meskipun begitu, "kementerian yang dibentuk oleh viscount Itaboraí merupakan badan yang jauh lebih cakap dari kabinet sebelumnya",{{sfn|Barman|1999|p=223}} dan konflik dengan Paraguay berakhir setelah Brasil dan sekutunya memperoleh kemenangan mutlak pada Maret 1870.{{sfn|Barman|1999|pp=229–230}} Lebih dari 50.000 tentara Brasil gugur dalam pertempuran,{{sfn|Doratioto|2002|p=461}} dan biaya perang tercatat sebelas kali lebih besar dari anggaran tahunan pemerintah.{{sfn|Doratioto|2002|p=462}} Namun, Brasil saat itu sangat sejahtera sehingga pemerintah dapat melunasi semua utang perang dalam waktu sepuluh tahun.{{sfn|Calmon|2002|p=201}}{{sfn|Munro|1942|p=276}} Konflik ini juga menjadi pendorong produksi nasional dan pertumbuhan ekonomi.{{sfn|Barman|1999|p=243}}