Mehmed II: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 17:
|house-type = Wangsa
|father = [[Murad II]]
|mother = Hüma Valide Hatun
|religion = [[Sunni Islam]]
|birth_date = 30 Maret 1432
Baris 67:
Mehmed juga memerintahkan pendirian bangunan Muslim dan komersial, seperti Masjid Rum Mehmed Pasya. Dari sini, kota berkembang dengan cepat. Pada akhir masa kekuasaannya, Konstantinopel berubah menjadi ibukota kekaisaran yang megah. Menurut sejarawan Utsmani kontemporer, Mevlânâ Mehmed Neşri, "Sultan Mehmed membuat keseluruhan Istanbul." Lima puluh tahun mendatang, Konstantinopel kembali menjadi kota terbesar di Eropa.
 
Di dunia Arab, Konstantinopel dieja dengan sebutan Qusṭanṭīniyya ([[Abjad Arab|Hijaiyah]]: قسطنطنية). Setelah Utsmani mengambil alih kota, nama Kostantiniyye yang merupakan ejaan Turki Utsmani dari kata Qusṭanṭīniyya digunakan sebagai nama resmi kota ini dalam bahasa Turki Utsmaniyah.<ref>G. Necipoğlu. "From Byzantine Constantinople to Ottoman Kostantiniyye: Creation of a Cosmopolitan Capital and Visual Culture under Sultan Mehmed II" Ex. cat. "From Byzantion to Istanbul: 8000 Years of a Capital", June 5 – September 4, 2010, Sabanci University Sakip Sabanci Museum, Istanbul. Istanbul: Sakip Sabanci Museum, 2010 p. 262</ref> Nama Islambol (berarti "Islam keseluruhannya") dibuat setelah penaklukan Konstantinopel dan digunakan untuk merujuk kota ini sebagai bentuk pernyataan kedudukan kota ini sebagai ibukota Kekaisaran Utsmani Islam. Penulis kontemporer menyatakan bahwa Sultan Mehmed sendiri yang membentuk nama itu.<ref name="IA">Necdet Sakaoğlu (1993/94a): "İstanbul'un adları" ["The names of Istanbul"]. In: 'Dünden bugüne İstanbul ansiklopedisi', ed. Türkiye Kültür Bakanlığı, Istanbul.</ref> Beberapa sumber Utsmani menyatakan bahwa Islambol adalah nama umum yang digunakan saat itu. Antara abad ketujuh belas dan delapan belas, nama itu digunakan secara resmi. Penggunaan pertama kata Islambol dalam uang logam dilakukan pada tahun 1703 pada masa pemerintahan Sultan [[Ahmed III]]. Meski begitu, nama Kostantiniyye juga masih digunakan hingga abad kedua puluh.
 
== Penaklukan Serbia (1454–1459) ==
Baris 180:
Mehmed juga menghimpun berbagai seniman Italia, humanis, dan cendekiawan Yunani di istananya. Salah satu seniman itu adalah Gentile Bellini, pelukis Italia alumnus Venesia, yang diperintahkan untuk membuat lukisan Mehmed,<ref>{{cite web|url=https://www.nationalgallery.org.uk/paintings/gentile-bellini-the-sultan-mehmet-ii|title=Gentile Bellini {{!}} The Sultan Mehmet II {{!}} NG3099 {{!}} National Gallery, London|website=www.nationalgallery.org.uk|language=en-GB|access-date=2017-04-09}}</ref> juga lukisan dinding Sang Sultan yang sekarang telah lenyap.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=RQM5JjFqlmsC&lpg=PA103&vq=frescoes&pg=PA272#v=snippet&q=Bellini%20frescoes&f=false|title=Venetian Narrative Painting in the Age of Carpaccio|last=Brown|first=Patricia Fortini|publisher=Yale University Press|year=1994|isbn=9780300047431|edition=3|location=New Haven|page=272|language=en}}</ref>
 
Di masa sebelumnya, anggota dewan sultan biasanya diisi oleh para pejabat dari keluarga bangsawan berpengaruh. Sebagaimana yang terjadi di negara-negara lain, para bangsawan ini terkadang lebih mendahulukan kepentingan keluarga asalnya daripada kesetiaan mereka pada penguasa. Mehmed mengubah kekaisarannya yang semula menggunakan adat lama ini,<ref name="Architectural History Foundation">{{cite book|last1=Necipoğlu|first1=Gülru|title=Architecture, Ceremonial, and Power: The Topkapi Palace in the Fifteenth and Sixteenth Centuries|date=1991|publisher=Architectural History Foundation|page=21|accessdate=2 March 2016}}</ref> menggesernya menjadi pemerintahan terpusat pada sultan dengan mengangkat para pejabat tingginya dari latar belakang ''[[Devşirmedevşirme]]'',<ref name="Architectural History Foundation"/> sehingga kesetiaan mereka hanya terpaku pada sultan. Wazir agungnya, Zagan Pasya, berlatar belakang ''devşirme'',<ref name="Meḥemmed Ii">{{cite journal|last1=İnalcık|first1=Halil|title=Meḥemmed Ii|journal=Encyclopaedia of Islam|volume=Second Edition|url=http://referenceworks.brillonline.com.turing.library.northwestern.edu/entries/encyclopaedia-of-islam-2/mehemmed-ii-SIM_5111|accessdate=2 March 2016}}</ref> begitu pula penerusnya, Mahmud PashaPasya Angelović.<ref name="Mehmed the Conqueror and His Time">{{cite book|last1=Babinger|first1=Franz|title=Mehmed the Conqueror and His Time|date=1978|publisher=Princeton UP|location=Princeton, NJ|page=114}}</ref> Pemusatan kewenangan ini dilakukan dan diresmikan melalui hukum yang dikeluarkan pada 1477–1481 yang berisikan daftar pejabat utama Utsmani beserta peran, tanggung jawab, gaji, hukuman, dan cara mereka berhubungan baik antar satu sama lain maupun dengan sultan.<ref>{{cite book|last1=Necipoğlu|first1=Gülru|title=Architecture, Ceremonial, and Power: The Topkapi Palace in the Fifteenth and Sixteenth Centuries|date=1991|publisher=Architectural History Foundation|page=16|accessdate=2 March 2016}}</ref> Pemusatan wewenang yang dijalankannya mampu membuat Mehmed menjadi sultan pertama yang membuat dan menerapkan hukum berdasar kewenangan mandirinya semata.<ref name="Meḥemmed Ii"/> Dengan para pejabat yang tak diragukan kesetiaannya pada sultan, Mehmed dapat mewakilkan wewenang dan kekuatannya pada para wazir (menteri) sebagai bagian dari kebijakannya untuk memulai pengasingan diri.<ref>{{cite book|last1=Necipoğlu|first1=Gülru|title=Architecture, Ceremonial, and Power: The Topkapi Palace in the Fifteenth and Sixteenth Centuries|date=1991|publisher=Architectural History Foundation|page=15|accessdate=2 March 2016}}</ref> Mehmed membangun dinding untuk menutup istananya, dan tidak seperti pendahulunya, Mehmed tidak lagi dapat dijangkau oleh kalangan umum maupun pejabat rendah. Para wazirnya yang berhubungan dengan pihak militer dan duta asing, dua hal penting dalam hal pemerintahan, utamanya dengan banyaknya jumlah peperangan yang dilangsungkan Mehmed pada masa kekuasaannya.<ref>{{cite book|last1=Necipoğlu|first1=Gülru|title=Architecture, Ceremonial, and Power: The Topkapi Palace in the fifteenth and sixteenth Centuries|date=1991|publisher=Architectural History Foundation|page=18|accessdate=2 March 2016}}</ref>
 
Dalam masalah keagamaan, Mehmed memberikan ruang kebebasan beragama pada rakyatnya yang majemuk asalkan mereka mematuhi perintahnya. Setelah penaklukan Bosnia, Mehmed mengeluarkan "Ahdname Milodraž", piagam perjanjian kepada [[Fransiskan|Ordo Fransiskan Bosnia]] yang berisikan pemberian kebebasan pada mereka untuk bergerak bebas dalam kekaisaran, kebebasan menjalankan ibadah di gereja dan biara-biara mereka, dan dilindungi dari penganiyaan, penghinaan, dan penyiksaan resmi maupun tidak resmi.<ref>{{cite web|url=http://www.croatianhistory.net/etf/ahd.html |title=Croatia and Ottoman Empire, Ahdnama, Sultan Mehmet II |publisher=Croatianhistory.net |date= |accessdate=2013-09-17}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.lightmillennium.org/2004_14th_issue/eihsanoglu_stevens.html |title=A Culture of Peaceful Coexistence: The Ottoman Turkish Example; by Prof. Dr. Ekmeleddin IHSANOGLU |publisher=Light Millennium |date= |accessdate=2013-09-17}}</ref>
Baris 198:
 
Mehmed sendiri kemudian dikebumikan di ''[[türbe]]'' di kompleks [[Masjid Fatih, Istanbul|Masjid Fatih]].
 
== Gelar ==
Setelah penaklukan Konstantinopel, Mehmed mengambil gelar Kaisar Romawi (''Qayser-i Rûm'') atas dasar bahwa Konstantinopel telah menjadi ibukota Kekaisaran Romawi Timur sejak 330 M, dan pihak yang menguasai kota ini akan menjadi penguasa kekaisaran.<ref>{{cite web|url=http://www.milliyet.com.tr/2004/12/19/pazar/yazortay.html |title=Milliyet İnternet - Pazar |publisher=Milliyet.com.tr |date=2004-12-19 |accessdate=2017-04-09}}</ref> Klaim ini ditolak oleh Gereja Katolik Roma dan hampir semua pihak Eropa barat, tetapi diakui Gereja Ortodoks Timur. Patriark Gennadius II sendiri mengakui Mehmed sebagai pewaris takhta Romawi.<ref>{{Cite news|url=http://global.britannica.com/biography/Gennadios-II-Scholarios|title=Gennadios II Scholarios {{!}} patriarch of Constantinople|work=Encyclopedia Britannica|access-date=2017-04-09|language=en}}</ref><ref>{{cite web|url=https://www.quora.com/Was-the-Ottoman-Empire-the-legitimate-successor-of-the-Roman-Empire|title=Was the Ottoman Empire the legitimate successor of the Roman Empire? - Quora|website=www.quora.com|language=en|access-date=2017-04-09}}</ref><ref>{{cite web|url=https://www.patriarchate.org/list-of-ecumenical-patriarchs?p_p_id=101_INSTANCE_u1pdiOuFkFSc&p_p_lifecycle=0&p_p_state=normal&p_p_mode=view&p_p_col_id=column-1&p_p_col_pos=1&p_p_col_count=2&_101_INSTANCE_u1pdiOuFkFSc_delta=20&_101_INSTANCE_u1pdiOuFkFSc_keywords=&_101_INSTANCE_u1pdiOuFkFSc_advancedSearch=false&_101_INSTANCE_u1pdiOuFkFSc_andOperator=true&p_r_p_564233524_resetCur=false&_101_INSTANCE_u1pdiOuFkFSc_cur=6|title=List of Ecumenical Patriarchs - The Ecumenical Patriarchate|website=www.patriarchate.org|language=en-US|access-date=2017-04-09}}</ref> Mehmed juga menyatakan dirinya sebagai keturunan keponakan [[Ioannes II Komnenos|Kaisar Ioannes II]], Ioannes Tzelepes Komnenos, melalui Nilüfer Hatun, istri [[Orhan]] dan ibunda [[Murad I]].<ref name="Norwich 1995 413–416">{{Cite book|last=Norwich|first=John Julius|authorlink=John Julius Norwich|year=1995|title=Byzantium:The Decline and Fall| pages=81–82|publisher=Alfred A. Knopf|location=New York|isbn=0-679-41650-1}}</ref> Gelar "Kaisar Romawi" ini kemudian juga diteruskan menjadi salah satu gelar resmi dari para Sultan Utsmani sepeninggal Mehmed.
 
Mehmed juga mengambil gelar 'Padişah' (پادشاه, dieja 'pa-di-syah') yang diambil dari bahasa Persia yang dapat disejajarkan dengan 'kaisar' dalam bahasa Indonesia. Dengan menggunakan gelar ini, Mehmed menyatakan kedudukannya lebih tinggi dari para raja. Sebagai catatan, gelar kaisar atau maharaja memiliki kedudukan lebih tinggi dari raja. Dia adalah pemimpin Utsmani pertama yang menyandang gelar ini. Pada keberjalanannya, masyarakat Utsmani sendiri lebih sering menggunakan gelar ''padişah'' untuk menyebut pemimpin mereka, sementara pihak Barat dan Indonesia lebih sering menggunakan 'sultan', gelar yang secara resmi disandang pemimpin Utsmani sejak [[Murad I]].
 
Mehmed juga menyatakan dirinya sebagai khalifah, gelar untuk pemimpin umat Muslim, walaupun beberapa pendapat menyatakan bahwa Murad I adalah pemimpin Utsmani pertama yang menggunakan gelar ini.<ref>{{cite book |last1=Lambton |first1=Ann |author-link1=Ann Lambton |last2=Lewis |first2=Bernard |author-link2=Bernard Lewis |title=The Cambridge History of Islam: The Indian sub-continent, South-East Asia, Africa and the Muslim west |volume=2 |url=https://books.google.com.pk/books?id=4AuJvd2Tyt8C |page=320 |publisher=Cambridge University Press |year=1995 |isbn=9780521223102|access-date= }}</ref> Meski begitu, Wangsa Abbasiyah saat itu sebenarnya masih menyandang gelar khalifah secara berkesinambungan sejak pertengahan abad kedelapan, kecuali masa kekosongan tiga tahun setelah [[Pengepungan Baghdad (1258)|penaklukan Baghdad oleh Mongol]] pada 1258. Status pemimpin Utsmani sebagai khalifah semakin jelas dan tak tersaingi pada masa cucu Mehmed, Sultan Selim I, yang berhasil menaklukan Kesultanan Mamluk Mesir dan Khalifah Abbasiyah yang hidup dalam perlindungan mereka menyerahkan kedudukan khalifah kepada Selim.
 
== Rujukan ==