Mehmed II: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 140:
 
Kesepakatan tersebut ditetapkan setelah pihak Utsmani sudah mencapai pinggiran Venesia. Berdasar perjanjian, Venesia diizinkan untuk mempertahankan Ulcinj, Antivan, dan Durrës. Shkodra diambil alih Utsmani setelah pengepungan selama berbulan-bulan, begitu juga wilayah lain di pesisir [[Dalmasia]]. Venesia juga harus melepaskan kendali atas pulau-pulau di kawasan Yunani, yaitu Negroponte ([[Euboia]]) dan [[Lemnos]]. Selain itu, pihak Venesia juga harus membayar 100.000 dukat sebagai ganti rugi<ref>''Conflict and Conquest in the Islamic World'': Alexander Mikaberidze, page 917, 2011</ref> dan membayar upeti 10.000 dukat setiap tahun untuk memperoleh hak dagang istimewa di Laut Hitam. Perjanjian ini melemahkan kedudukan Venesia di kawasan [[Syam]].<ref>[http://www.bartleby.com/67/538.html ''The Encyclopedia of World History'' (2001) - Venice] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070705062303/http://www.bartleby.com/67/538.html |date=5 July 2007 }} "The great war against the Turks (See 1463–79). Negroponte was lost (1470). The Turks throughout maintained the upper hand and at times raided to the very outskirts of Venice. In the Treaty of Constantinople (1479), the Venetians gave up Scutari and other Albanian stations, as well as Negroponte and Lemnos. Thenceforth the Venetians paid an annual tribute for permission to trade in the Black Sea."</ref>
 
== Pendudukan Karaman ==
Menjelang keruntuhan [[Kesultanan Rûm|Kesultanan Seljuk Rum]], beberapa adipati Turki-Muslim di kawasan [[Anatolia]] yang menjadi bawahan Seljuk menyatakan kemerdekaan mereka masing-masing, salah satunya adalah [[Osman I|Osman Ghazi]]. Pada masa Sultan [[Bayezid I]], upaya penaklukan para adipati merdeka untuk menyatukan wilayah Anatolia ini sudah dimulai, tetapi kekalahan Utsmani dalam Pertempuran Ankara pada 1402 menghancurkan upaya penyatuan ini.
 
Salah satu kadipaten yang masih bertahan cukup lama di Anatolia selain Utsmani (yang telah berubah menjadi kekaisaran seiring berjalannya waktu) adalah Karaman. Sejak tahun 1424, Karaman dipimpin oleh Ibrahim II Bey, putra Mehmed II Bey, putra Nefise Hatun, putri Sultan [[Murad I]]. Di tahun-tahun terakhir kekuasaannya, terjadi perebutan antara dua putranya, Ishak dan Pir Ahmed. Putra Ibrahim yang lebih muda, Pir Ahmed, menyatakan dirinya sebagai Bey (Adipati) Karaman di [[Konya]]. Ibrahim pergi ke kota kecil di wilayah barat Karaman dan dia mangkat di sana pada 1464. Dengan bantuan Uzun Hasan, Ishak dapat naik takhta, tetapi kekuasaannya tidak bertahan lama lantaran Pir Ahmed meminta bantuan Sultan Mehmed II setelah dia menjanjikan pada Utsmani untuk memberikan sebagian wilayah Karaman. Pada Pertempuran Dağpazarı, Pir Ahmed mengalahkan Ishak dan memenuhi janjinya untuk memberikan sebagian wilayah Karaman kepada Utsmani. Namun saat Utsmani memusatkan perhatian pada pertempuran mereka di Eropa, Pir Ahmed menduduki kembali wilayah yang dia berikan. Saat kembali, Mehmed kemudian menduduki Karaman (Larende) dan Konya pada 1466. Pir Ahmed kemudian mengungsi ke timur. Pada tahun-tahun berikutnya, salah satu wazir (menteri) Utsmani, Gedik Ahmed Pasya, menduduki wilayah pesisir Karaman.
 
Pir Ahmed dan saudaranya, Kasım, pergi ke Aq Qoyunlu, dan ini memberikan pembenaran Uzun Hasan untuk campur tangan dalam masalah ini. Pasukan Aq Qoyunlu menyerang sebagian besar wilayah Anatolia dan Pir Ahmed dapat menduduki Karaman lagi atas bantuan Uzun Hasan. Namun kekuasaannya tidak bertahan lama lantaran Mehmed melancarkan serangan yang berujung pada kemenangan telak di pihak Utsmani pada 1473 pada Pertempuran Otlukbeli dan memaksa Pir Ahmed untuk kembali pergi. Meski berusaha melanjutkan pertempuran, pada akhirnya Pir Ahmed menyerang setelah keluarganya dibawa ke Konstantinopel oleh Ahmed Pasya.
 
Meskipun beberapa kali kalah dalam pertempuran melawan Utsmani, Aq Qoyunlu di bawah kepemimpinan Uzun Hasan dapat menjadi salah satu kekuatan berpengaruh di kawasan timur Anatolia. Namun hubungannya dengan pihak Kristen dan kadipaten Turki lain menjadikan Uzun Hasan sebagai salah satu ancaman bagi kekuasaan Utsmani. Dengan Theodora, Uzun Hasan memiliki seorang putri bernama Martha (Halima) yang kelak menjadi ibu dari [[Ismail I]], pendiri [[Dinasti Safawiyah|Dinasti Syi'ah Safawiyah]], dinasti penguasa Persia yang kelak menjadi pesaing berat Kekaisaran Utsmani.
 
== Penyerangan Moldovia ==