Abdurrahman Shihab: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 61:
=== Kehidupan pribadi ===
[[Berkas:Abdurrahman Shihab and Family.jpg|jmpl|Abdurrahman Shihab bersama istri dan anak-anaknya sekitar tahun 1950-an]]
Setelah tinggal selama 10 tahun di Sidenreng Rappang, Abdurrahman menikah dengan seorang [[suku Bugis|gadis Bugis]] putri bangsawan setempat bernama Asma Aburisy.{{sfn|Tribun Timur 2017, Wasiat AGH Habib (1)}} Dari pernikahannya dengan Asma, Abdurrahman dikaruniai 13 anak, di antaranya adalah Nur Shihab, Ali Shihab, [[Umar Shihab]], [[Muhammad Quraish Shihab]], Wardah Shihab, dan [[Alwi Shihab]], enam anak pertamanya tersebut lahir di Rappang, Kabupaten Sidenreng Rappang.{{sfn|M. Quraish Shihab 2014, Profile}} Sedangkan tujuh anak lainnya lahir di Kampung Buton, [[Makassar]], karena setelah kelahiran Alwi, Abdurrahman membawa serta keluarganya ke Jalan Sulawesi Lorong 194/7 Kota Makassar.{{sfn|Majalah Tempo|2015|p=50}} Ketujuh anaknya yang lahir di Kampung Buton di antaranya adalah Nina Shihab, Sida Shihab, [[Ahmad Nizar Shihab]], Abdul Mutalib Shihab, Salwa Shihab, Ulfa Shihab, dan Latifah Shihab.{{sfn|M. Quraish Shihab 2014, Profile}}
 
Dari ketigabelas anaknya, beberapa di antaranya ada yang mengikuti jejak Abdurrahman sebagai seorang mufassir (ahli tafsir), akademikus, hingga politikus. Seperti anak ketiganya, [[Umar Shihab|Umar]], merupakan seorang ulama yang duduk di jajaran anggota [[Majelis Ulama Indonesia]]. Sedangkan [[Muhammad Quraish Shihab|Quraish]] dan [[Alwi Shihab|Alwi]] merupakan seorang ahli tafsir dan keduanya pernah duduk di kursi pemerintahan sebagai seorang menteri. Selain sebagai ahli tafsir yang menulis karya monumental [[Tafsir Al-Mishbah]], Quraish juga merupakan [[Menteri Agama Indonesia|Menteri Agama]] pada [[Kabinet Pembangunan VII]] era [[Soeharto]], sedangkan Alwi merupakan [[Menteri Luar Negeri Indonesia|Menteri Luar Negeri]] pada [[Kabinet Persatuan Nasional]] era [[Abdurrahman Wahid]] dan [[Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia|Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat]] pada [[Kabinet Indonesia Bersatu]] era [[Susilo Bambang Yudhoyono]]. Sebagai seorang politikus, Alwi bahkan pernah menjadi ketua umum [[Partai Kebangkitan Bangsa]] periode 2002–2005, dan pada tahun 2006 ia menjadi salah satu pendiri [[Partai Kebangkitan Nasional Ulama]]. Sementara itu, [[Ahmad Nizar Shihab|Nizar]], merupakan seorang dokter ahli [[anestesi]] dan pernah menjadi anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia]] periode 2009–2014.
 
== Referensi ==