Perang Banjar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Baris 61:
 
[[Pangeran Antasari]] juga menggalang kerja sama dengan [[Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura|Kesultanan Kutai Kertanegara]] melalui kerabatnya di [[Tenggarong]]. [[Pangeran Antasari]] menyurati pangeran-pangeran lainnya dari Kutai seperti Pangeran Nata Kusuma, Pangeran Anom, dan Kerta. Mereka semua adalah mata rantai penyelundupan senjata api dari [[Kutai Kartanegara|Kutai]] ke [[Tanah Dusun]] ([[Kalimantan selatan|Banjar]]). Namun, ketika Perang Banjar dilanjutkan oleh keturunan Pangeran Antasari, Sultan Kutai [[Aji Muhammad Sulaiman]] tidak merespons positif permintaan bantuan dari [[Pangeran Perbatasari]]. Bahkan, Pangeran Perbatasari diserahkan kepada Belanda pada 1885.<ref name="HB">{{cite book|last=Sjamsuddin|first=Helius|authorlink=Helius Syamsuddin|date=2001|title=Pegustian & Temenggung Akar Sosial, Politik, Etnis, dan Dinasti Perlawanan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah 1859–1906|language=bahasa Indonesia|publisher=Balai Pustaka & Penerbit Ombak}}</ref>
 
Benteng-benteng pertahanan yang terkenal di hulu dan hilir Teweh:
# Benteng Gunung Sulit
# Benteng Guyu
# Benteng Bayan Begok
# Benteng Laing Umbung
# Benteng Pangin
# Benteng Takko, dekat perbatasan Kutai
# Benteng Bamunan
# Benteng Terumbang
 
== Tokoh-tokoh ==