Sumatera Thawalib: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 13:
Pada tahun 1918, melalui jejaring Ichwan, El Yunusy, Jalaluddin Thaib, dan Inyiak Mandua Basa mengubah nama koperasi pelajar tersebut menjadi Sumatera Thawalib dan memperluas ruang lingkup kegiatannya. Perubahan ini sedikit sebanyak diihami oleh organisasi pemuda sekuler-nasionalis yang sudah membuka cabang di Padang dan [[Bukittinggi]].<ref name="De">[https://www.jpnn.com/news/sumatera-thawalib-sekolah-modern-islam-pertama-di-indonesia Sumatera Thawalib, Sekolah Modern Islam Pertama di Indonesia.] ''JPNN''. Retrieved November 29, 2017.</ref> Setelah munculnya pembaharuan di Thawalib, Haji Rasul memperkenalkan sistem kelas ala perguruan Barat pada tahun 1918. Ia menyusun ulang kurikulum, metode mengajar, dan buku referensi yang dipergunakan dalam pembelajaran di Thawalib dengan memasukkan pelajaran-pelajaran umum.
 
Di saat yang sama, surau Parabek juga mulai memperbaharui sistem pendidikannya. Awalnya bernama ''Muzakaratul Ikhwan'' atau ''Jami'atul Ikhwan'', surau ini berakar dari sebuah komunitas pengajian yang dipimpin oleh Syekh [[Ibrahim Musa|Syekh Ibrahim Musa]] sejak September 1920.<ref name="Mo"/><ref name="De"/>
 
=== Pendirian dan pergerakan politik ===
Pada tanggal 15 Januari 1919, bertempat di surau milik Syaikh [[Muhammad Jamil Jambek|Syekh Muhammad Jamil Jambek]] di Bukittinggi, diadakan pertemuan antara pelajar Sumatera Thawalib dengan pelajar Parabek. Pertemuan ini menyetujui terbentuknya sebuah persatuan antara kedua pelajar lembaga pendidikan itu, yang dinamai Sumatera Thawalib, dengan tujuan memperdalam ilmu dan mengembangkan agama Islam. Lembaga ini diletakkan di bawah kepemimpinan sebuah Dewan Pusat dan cabang-cabang di daerah. Peresmian ini dihadiri oleh Haji Rasul, Ahmad, Musa, dan Muhammad Thaib Umar.
 
Segera setelah pendirian Thawalib, para tokohnya mulai menyeru dan mendorong surau-surau di seluruh Sumatera Barat untuk bergabung. Pertemuan pada Januari 1922 menghasilkan semakin banyak surau, seperti di Maninjau, Payakumbuh, dan Batusangkar, berafiliasi kepada Thawalib dan menerapkan sistem pendidikannya. Para pelajar membentuk Persatuan Pelajar Sumatera Thawalib yang berpusat di Padang Panjang.