Kalimantan Timur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Baris 73:
Sesuai traktat [[1 Januari]] [[1817]], Sultan [[Sulaiman dari Banjar]] menyerahkan Kalimantan Timur, Kalimatan Tengah, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan (termasuk Banjarmasin) kepada Hindia Belanda. Pada tanggal [[4 Mei]] [[1826]], Sultan Adam al-Watsiq Billah dari Banjar menegaskan kembali penyerahan wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda.<ref name="Bandjermasin">{{id}} Bandjermasin (Sultanate), Surat-surat perdjandjian antara Kesultanan Bandjarmasin dengan pemerintahan2 V.O.C.: Bataafse Republik, Inggeris dan Hindia- Belanda 1635-1860, Penerbit Arsip Nasional Republik Indonesia, Kompartimen Perhubungan dengan Rakjat 1965</ref> Pada tahun 1846, Belanda mulai menempatkan Asisten Residen di Samarinda untuk wilayah Borneo Timur (sekarang provinsi Kalimantan Timur dan bagian timur Kalimantan Selatan) bernama H. Von Dewall.<ref>{{en}} {{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=f9T74ges6DIC&lpg=PT31&dq=sultan%20sulaiman&pg=PT31#v=onepage&q=sultan%20sulaiman&f=true|title=East Kalimantan: The Decline of a Commercial Aristocracy|last=Magenda|first=Burhan Djabier|publisher=Equinox Publishing|year=2010|isbn=602-8397-21-0}}ISBN 978-602-8397-21-6</ref> Kaltim merupakan bagian dari Hindia Belanda.<ref>{{nl}} {{cite journal|url=http://books.google.co.id/books?id=KJFBAAAAYAAJ&dq=Verdeeling%20van%20het%20Eiland%20Borneo%20in%20tteee%20%20afdeelingen%2C%20onder%20de%20benaming%20van%20Wester%20afdeeling%20en%20Zuid%20en%20Ooster%20afdeeling.&pg=PA55-IA22#v=onepage&q=Verdeeling%20van%20het%20Eiland%20Borneo%20in%20tteee%20%20afdeelingen,%20onder%20de%20benaming%20van%20Wester%20afdeeling%20en%20Zuid%20en%20Ooster%20afdeeling.&f=false |author=Nederlandisch Indië|title=Staatsblad van Nederlandisch Indië|publisher= s.n.|year=1849}}</ref> Kaltim 1800-1850.<ref>{{en}} (2007){{cite web|url=http://www.indonesianhistory.info/map/borneoc19-1.html?zoomview=1|title=Borneo, 1800-1857|publisher=Robert Cribb|date= |work= Digital Atlas of Indonesian History|accessdate=9 August 2011}}</ref> Dalam tahun 1879, Kaltim dan Tawau merupakan Ooster Afdeeling van Borneo bagian dari Residentie Zuider en Oosterafdeeling van Borneo.<ref>{{en}} (2007){{cite web|url=http://www.indonesianhistory.info/map/borneo1879.html?zoomview=1|title=Administrative sub-divisions in Dutch Borneo, ca 1879|publisher=Robert Cribb|date= |work= Digital Atlas of Indonesian History|accessdate=9 August 2011}}</ref> Dalam tahun 1900, Kaltim merupakan zelfbesturen ([[wilayah dependensi]])<ref>{{en}} (2007){{cite web|url=http://www.indonesianhistory.info/map/borneozelfb1900.html?zoomview=1|title=Native states (zelfbesturen) in Dutch Borneo, 1900|publisher=Robert Cribb|date= |work= Digital Atlas of Indonesian History|accessdate=9 August 2011}}</ref> Dalam tahun 1902, Kaltim merupakan Afdeeling Koetei en Noord-oost Kust van Borneo.<ref>{{en}} (2009){{cite web|url=http://www.indonesianhistory.info/map/borneo1902.html?zoomview=1|title=Administrative divisions in Dutch Borneo, 1902|publisher=Robert Cribb|date= |work= Digital Atlas of Indonesian History|accessdate=9 August 2011}}</ref><ref>{{en}} (2007){{cite web|url=http://www.indonesianhistory.info/map/borneosubdist1902.html?zoomview=1|title=Administrative divisions in Dutch and British Borneo, 1902|publisher=Robert Cribb|date= |work= Digital Atlas of Indonesian History|accessdate=9 August 2011}}</ref> Tahun 1942 Kaltim merupakan Afdeeling Samarinda dan Afdeeling Boeloengan en Beraoe.<ref>{{en}} (2007){{cite web|url=http://www.indonesianhistory.info/map/borneo1942.html?zoomview=1|title=Borneo in 1942|publisher=Robert Cribb|date= |work= Digital Atlas of Indonesian History|accessdate=9 August 2011}}</ref>
 
[[Berkas:Borneo1945.png|jmpl|kiri|Provinsi Borneo dibentuk 18 Agustus 1945 dengan gubernur pertama [[Pangeran Muhammad Noor]]. Status gubernur Borneo menjadi tidak relevan seteleh [[Perjanjian Linggarjati]].]]
 
Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal [[17 Agustus]] [[1945]], Indonesia memiliki 8 provinsi, yaitu: [[Sumatera]], [[Kalimantan (provinsi)|Borneo]] ([[Kalimantan]]), [[Jawa Barat]], [[Jawa Tengah]], [[Jawa Timur]], [[Sulawesi]], [[Maluku]], dan [[Sunda Kecil]]. Pada masa pergerakan kemerdekaan (1945-1949), Indonesia mengalami perubahan wilayah akibat kembalinya Belanda untuk menguasai Indonesia, dan sejumlah "negara-negara boneka" dibentuk Belanda dalam wilayah negara Indonesia.
Baris 87:
 
Penggabungan Kaltim ke RI tercatat dalam sejarah sebagai daerah pertama di luar Jawa dan Sumatra usai Konferensi Meja Bundar (KMB) yang menggabungkan diri ke wilayah RI. Status wilayah kaltim pada awal bergabung ke RI hingga 6,5 tahun kemudian adalah keresidenan di bawah Provinsi Kalimantan yang beribu kota di Banjarmasin.<ref>: Muhammad Sarip, Samarinda Tempo Doeloe Sejarah Lokal 1200–1999.</ref>
[[Berkas:Borneo1945.png|jmpl|kiri|Provinsi Kalimantan dibentuk pada [[14 Agustus]] [[1950]] yang beribukota di Banjarmasin, dengan gubernur dr. [[Moerdjani]] (m. 1950-1953) dan sebagai Kepala Daerah Provinsi Kalimantan adalah [[Mas Subarjo]] (m. 1950-1953).
 
 
=== Pembentukan Provinsi Kalimantan Timur ===