Turunnya Kristus ke neraka: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 63:
Injil Matius meriwayatkan bahwa segera sesudah Kristus wafat, terjadi gempa bumi, [[Kegelapan saat Penyaliban|langit menjadi gelap]], tabir kenisah tercabik menjadi dua bagian, dan banyak orang mati yang bangkit berkeliaran di Yerusalem disaksikan oleh banyak orang. Menurut riwayat dalam karya tulis apokrif, [[Kisah Pilatus|Injil Nikodemus]], peristiwa Geger Neraka sudah diisyaratkan terlebih dahulu ketika Kristus membangkitkan [[Lazarus dari Betania|Lazarus]] dari kematian sebelum ia sendiri disalibkan. Syair dalam madah-madah yang digubah untuk dinyanyikan pada akhir pekan menyiratkan the weekend suggest bahwa sebagaimana yang telah ia perbuat semasa hidup, [[Yohanes Pembaptis]] sekali lagi merintis jalan bagi Yesus di neraka dengan bernubuat kepada arwah-arwah bahwa Kristus akan segera datang untuk menyelamatkan mereka.
[[File:Christ's_Descent_into_Limbo_by_Dürer.png|thumb|upright|''Kristus Turun ke Limbo'', cukilan kayu karya [[Albrecht Dürer]], ''[[circa|ca.]]'' 1510]]
[[Image:5part-icon-Hell.jpg|thumb|right|Yohanes Pembaptis menubuatkan peristiwa turunnya Kritus ke [[Neraka dalam agama Kristen|hades]] untuk melawat arwah orang-orang benar, [[ikon Rusia|ikon buatan Rusia]], abad ke-17, [[biara Solovetsky]].]]
The richest, most circumstantial accounts of the Harrowing of Hell are found in medieval dramatic literature, such as the four great cycles of English [[mystery play]]s which each devote a separate scene to depict it, or in passing references in [[Dante]]'s ''[[Divine Comedy|Inferno]]''. The subject is found also in the Cornish mystery plays and the York and Wakefield cycles. These medieval versions of the story do not derive from the bare suggestion made in the Epistle ascribed to Peter, tetapi berasal dari ''Injil Nikodemus''.<ref>"The Apocryphal New Testament" disunting oleh Prof. J. K. Elliott, 1993 {{ISBN|0-19-826182-9}} hlm. 164</ref>
Baris 87:
Kata "neraka" berasal dari [[bahasa Sanskerta]], नरक , ''naraka''. Kata "neraka" telah digantikan dengan frasa "alam maut" sebagai padanan bagi kata Latin, ''infernus, infernum, inferi'', dan kata Yunani, {{lang|grc|ᾍδης}}, [[Neraka dalam agama Kristen|hades]], serta kata Ibrani, ''שאול'', syeol, dalam terjemahan Alkitab dan Syahadat Para Rasul (Syahadat Para Rasul versi Katolik menggunakan istilah "tempat penantian") ke dalam bahasa Indonesia sebagai sebutan bagi tempat berdiam semua arwah, baik arwah orang-orang benar maupun arwah orang-orang fasik, kecuali atau sampai mereka diterima masuk ke surga (KGK 633). Alam arwah inilah yang disebut dalam syahadat dengan kata "neraka", "tempat penantian", dan "alam maut", tempat Kristus turun setelah wafat di kayu salib. Wafat Kristus memungkinkan orang-orang benar yang telah wafat mendahului-Nya untuk masuk ke surga: "Inilah sesungguhnya arwah-arwah suci yang menantikan Juru Selamat mereka di pangkuan Abraham dan yang dibebaskan oleh Kristus Tuhan ketika Ia turun ke neraka (tempat penantian)" (KGK 633). Ajaran katekismus ini menggaungkan kembali perkataan-perkataan dalam [[Katekismus Roma]], 1,6,3. Wafat-Nya tidak berfaedah bagi orang-orang yang dilaknat.
Konseptualisasi alam arwah sebagai suatu tempat, meskipun mungkin saja dan sudah lumrah dilakukan, bukanlah suatu hal yang wajib sifatnya (dokumen-dokumen Gereja, misalnya katekismus, menggunakan istilah "keadaan atau tempat"). Sejumlah pihak meyakini bahwa Kristus tidak turun ke tempat arwah orang-orang yang dilaknat, yang sekarang ini pada umumnya dipahami sebagai makna dari kata "neraka". Sebagai contoh, [[Thomas Aquinas|Tomas Aquinas]] mengajarkan bahwa Kristus tidak turun ke "neraka orang-orang yang tersesat" dalam esensi-Nya tetapi hanya melalui dampak dari wafat-Nya. Melalui wafat-Nya "Ia membuat mereka merasa malu akan ketidakpercayaan dan kefasikan mereka: tetapi bagi orang-orang yang terkurung di [[purgatorium]], Ia memberikan harapan untuk beroleh kemuliaan: sementara bagi para bapa leluhur suci yang terkurung di neraka semata-mata karena [[dosa asal]], Ia membawa terang kemuliaan abadi."<ref>[http://www.newadvent.org/summa/4052.htm Summa Theologica, III, 52, art. 2]</ref>
Meskipun sebagian pihak meyakini bahwa Kristus hanya turun ke "limbo bapa-bapa leluhur", kalangan lain
=== Ortodoks ===
[[Image:Anastasis at Chora.jpg|thumb|300px|
Santo [[Yohanes Krisostomus]] dalam [[khotbah Paskah]]nya juga membahas tentang peristiwa Geger Hades, and is typically read during the [[Paschal Vigil]], the climactic service of the Orthodox celebration of [[Easter|Pascha]] (Easter).
|