Mahesa Wong Ateleng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Antapurwa (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Mahisa WungaWonga Teleng''' atauadalah '''Mahesatokoh Wongdalam Ateleng''[[Pararaton]]'' adalahyang merupakan putra dari [[Ken Arok]] (pendiri [[Kerajaan Tumapel]] (atau lebih terkenal dengan nama [[Singhasari]]). yangTokoh lahirini darimerupakan permaisuriayah dari [[KenNarasinghamurti]], Dedesyaitu leluhur raja-raja [[Majapahit]].
 
== Bhatara Parameswara raja Kadiri ==
== Identifikasi Tokoh Mahisa Wunga Teleng ==
Tokoh Mahisa WungaWonga Teleng hanya ditemuiterdapat dalam naskah ''[[Pararaton]]''. sebagaiSementara ayahitu daridalam [[Narasingamurtiprasasti Mula Malurung]]. Naskahditemukan nama '''Bhatara Parameswara''' raja [[NagarakretagamaKadiri]]'' ataupunyang prasasti-prasastididuga identik dengannya. Prasasti ini dikeluarkan oleh cucunya dari tidakpihak adaibu yang menyebutkanbernama adanya[[Kertanagara]] namasaat inimasih menjabat sebagai [[yuwaraja]].
 
Menurut prasasti tersebut, Bhatara Parameswara semasa hidupnya menjadi ''adiguru'' yang dihormati di tanah [[Jawa]]. Ia memiliki putri bernama Waning Hyun yang menikah dengan [[Wisnuwardhana]] raja [[Tumapel]] saat itu. Dari perkawinan ini lahir [[Kertanagara]].
Dalam [[prasasti Mula Malurung]] (1255) terdapat nama '''Bhatara Parameswara''' raja [[Kadiri]] bawahan [[Singhasari]]. Ia disebut sebagai paman sekaligus mertua Raja [[Wisnuwardhana]]. Oleh [[Slamet Muljana]] dalam bukunya, ''Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya'' (1979), tokoh ini disamakan dengan Mahisa Wunga Teleng. Dengan demikian, Mahisa Wunga Teleng adalah tokoh sejarah, bukan sekadar tokoh dongengan ciptaan ''[[Pararaton]]''.
 
Sepeninggal Parameswara, secara berturut-turut ia digantikan oleh adik-adiknya, yaitu [[Gunungbhaya]] dan [[Tohjaya]] sebagai raja [[Kadiri]]. Sepeninggal [[Tohjaya]], kerajaan [[Kadiri]] dipersatukan kembali dengan [[Tumapel]] oleh [[Wisnuwardhana]]. Putranya yang bernama [[Kertanagara]] diangkat sebagai raja muda di sana sebagai bawahan [[Tumapel]].
[[Prasasti Mula Malurung]] juga menyebutkan Bhatara Parameswara meninggal di '''Kebon Agung''', dan dicandikan di '''Pikatan''' sebagai [[Wisnu]].
 
Menurut ''[[Pararaton]]'', pada tahun [[1222]] [[Ken Arok]] menaklukkan [[Kadiri]] dan menjadikannya sebagai bawahan [[Tumapel]]. Menurut [[prasasti Mula Malurung]], wilayah [[Kadiri]] diperintah oleh Parameswara. Besar kemungkinan bahwa Parameswara identik dengan Mahisa Wonga Teleng, karena ia merupakan putra tertua [[Ken Arok]] yang lahir dari permaisuri [[Ken Dedes]].
Adapun nama putri Bhatara Parameswara yang dinikahi [[Wisnuwardhana]] dan kemudian melahirkan [[Kertanagara]] (raja terakhir [[Singhasari]]) adalah '''Waning Hyun'''.
 
Mungkin pengangkatan Mahisa Wonga Teleng sebagai raja [[Kadiri]] inilah yang membuat [[Anusapati]] anak tiri [[Ken Arok]] cemburu. ''[[Pararaton]]'' mengisahkan [[Ken Arok]] tewas tahun [[1247]] dibunuh [[Anusapati]] (ayah [[Wisnuwardhana]]). Mungkin akibat peristiwa ini Parameswara meisahkan [[Kadiri]] dari [[Tumapel]] dan menolak menjadi bawahan [[Anusapati]]. Mereka baru berdamai setelah Waning Hyun menikah dengan [[Wisnuwardhana]].
== Tafsir Baru Sejarah Singhasari ==
''[[Nagarakretagama]]'' (1365) mengisahkan penaklukan [[Kadiri]] oleh '''Sang Rajasa''' (dalam ''[[Pararaton]]'' disebut [[Ken Arok]]) tahun 1222. [[Kadiri]] kemudian menjadi daerah bawahan yang dipimpin oleh '''Jayasabha''' putra [[Kertajaya]].
 
Nasib [[Kadiri]] setelah ditaklukkan [[Ken Arok]] memanag sama sekali tidak disinggung dalam ''[[Pararaton]]''. Sementara itu dalam [[prasasti Mula Malurung]] tersirat bahwa [[Kadiri]] memisahkan diri dari [[Tumapel]] dan kemudian dipersatukan lagi sepeninggal [[Tohjaya]].
Berita tersebut bertentangan dengan isi [[prasasti Mula Malurung]] yang menyebutkan kalau raja bawahan di [[Kadiri]] adalah Bhatara Parameswara (alias Mahisa Wunga Teleng). Dalam hal ini berita dalam prasasti lebih dapat dipercaya karena diterbitkan secara resmi oleh [[Kertanagara]] cucu Bhatara Parameswara sendiri pada tahun 1255 (hanya selisih 33 tahun dari peristiwa 1222).
 
== Identifikasi TokohKeturunan Mahisa WungaWonga Teleng ==
Dalam ''[[Pararaton]]'' dikisahkan tentang [[Anusapati]] yang mengadu pada ibunya ([[Ken Dedes]]), kalau ayahnya bersikap pilih kasih, lebih menyayangi Mahisa Wunga Teleng dan [[Tohjaya]] dibanding terhadap dirinya. [[Ken Dedes]] kemudian menjelaskan kalau [[Anusapati]] sesungguhnya bukan anak kandung [[Ken Arok]].
''[[Pararaton]]'' menyebutkan Mahisa WungaWonga Teleng adalah ayah dari [[Mahisa Campaka]] alias [[Narasingamurti]]. [[Narasingamurti]] memiliki putra bernama [[Lembu Tal]], yang kemudian menjadi ayah dari [[Raden Wijaya]] pendiri [[Kerajaan Majapahit]].
 
''[[Nagarakretagama]]'' yang merupakan kitab pujian untuk [[Hayam Wuruk]] (cucu [[Raden Wijaya]]) ternyata tidak menyebutkan adanya nama Mahisa WungaWonga Teleng. Naskah tersebut hanya mengisahkan sekilas tentang kehidupan [[Narasingamurti]] dan [[Lembu Tal]] saja.
Jika kisah tersebut dipadukan dengan isi naskah [[prasasti Mula Malurung]], maka dapat diketahui alasan [[Anusapati]] cemburu bukanlah sikap pilih kasih [[Ken Arok]], melainkan pengangkatan Mahisa Wunga Teleng sebagai raja bawahan di [[Kadiri]].
 
Apabila Bhatara Parameswara benar-benar identik dengan Mahisa Wonga Teleng, maka dapat disimpulkan kalau Waning Hyun adalah saudara perempuan [[Narasinghamurti]]. Dengan demikian, hubungan antara [[Narasinghamurti]] dengan [[Wisnuwardhana]] tidak hanya sepupu, namun juaga ipar.
[[Anusapati]] merasa lebih tua, namun justru Mahisa Wunga Teleng yang dijadikan [[yuwaraja]] setelah kekalahan [[Kertajaya]]. Alasan inilah yang lebih dewasa dan masuk akal, yang akhirnya membuat [[Anusapati]] tahu siapa ia sebenarnya.
 
Menurut [[Prasastiprasasti Mula Malurung]] juga menyebutkan Bhatara Parameswara meninggal di '''Kebon Agung''', dan kemudian dicandikan di '''Pikatan''' sebagai [[Wisnu]].
''[[Pararaton]]'' kemudian mengisahkan, [[Anusapati]] membunuh [[Ken Arok]] (ayah tirinya) pada tahun 1227 sebagai pembalasan dendam atas kematian [[Tunggul Ametung]] (ayah kandungnya), yang mati dibunuh [[Ken Arok]].
 
== Kepustakaan ==
== Keturunan Mahisa Wunga Teleng ==
* R.M. Mangkudimedja. 1979. ''Serat Pararaton Jilid 2''. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah
''[[Pararaton]]'' menyebutkan Mahisa Wunga Teleng adalah ayah dari [[Mahisa Campaka]] alias [[Narasingamurti]]. [[Narasingamurti]] memiliki putra bernama [[Lembu Tal]], yang kemudian menjadi ayah dari [[Raden Wijaya]] pendiri [[Kerajaan Majapahit]].
* [[Slamet Muljana]]. 1979. ''Nagarakretagama dan Tafsir sejarahnya''. Jakarta: Bhratara
 
''[[Nagarakretagama]]'' yang merupakan kitab pujian untuk [[Hayam Wuruk]] (cucu [[Raden Wijaya]]) ternyata tidak menyebutkan nama Mahisa Wunga Teleng. Naskah tersebut hanya mengisahkan sekilas tentang kehidupan [[Narasingamurti]] dan [[Lembu Tal]].
 
== Referensi ==
[[Slamet Muljana]]. 1979. ''Nagarakretagama dan Tafsir sejarahnya''. Jakarta: Bhratara
 
[[Kategori:Kerajaan Singhasari]]