Abdurrahman Wahid: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tanggal lahir Gus Dur 4 Agustus
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: menghilangkan referensi [ * ]
Baris 188:
Pada September, Gus Dur menyatakan [[darurat militer]] di Maluku karena kondisi di sana semakin memburuk. Pada saat itu semakin jelas bahwa Laskar Jihad didukung oleh anggota TNI dan juga kemungkinan didanai oleh Fuad Bawazier, menteri keuangan terakhir Soeharto. Pada bulan yang sama, bendera bintang kejora berkibar di Papua Barat. Gus Dur memperbolehkan bendera bintang kejora dikibarkan asalkan berada di bawah bendera Indonesia.<ref>Barton (2002), halaman 340</ref> Ia dikritik oleh Megawati dan Akbar karena hal ini. Pada 24 Desember 2000, terjadi [[Bom malam Natal 2000|serangan bom terhadap gereja-gereja]] di Jakarta dan delapan kota lainnya di seluruh Indonesia.
 
Pada akhir tahun 2000, terdapat banyak elit politik yang kecewa dengan Abdurrahman Wahid. Orang yang paling menunjukan kekecewaannya adalah Amien. Ia menyatakan kecewa mendukung Gus Dur sebagai presiden tahun lalu. Amien juga berusaha mengumpulkan oposisi dengan meyakinkan Megawati dan Gus Dur untuk merenggangkan otot politik mereka. Megawati melindungi Gus Dur, sementara Akbar menunggu pemilihan umum legislatif tahun 2004. Pada akhir November, 151 anggota DPR menandatangani petisi yang meminta [[pemakzulan]] Gus Dur.<ref>Barton (2002), halaman 345</ref>
 
=== 2001 dan akhir kekuasaan ===