Bambang Soegeng: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 45:
Bambang Sugeng pernah memimpin pasukan [[TKR]] pada saat [[Agresi Militer I]] ([[1947]]) dan [[Agresi Militer II]] ([[1948]]). Selain itu ia juga termasuk perwira yang terlibat dalam perencanaan [[Serangan Umum 1 Maret 1949]]. Sebagai penguasa teritorial, Bambang mengendalikan jalannya pertempuran di wilayah Divisi III [[Jawa Tengah]] dan [[Yogyakarta]] pada masa 1948-1949. Dari tangan pria kelahiran Magelang itu muncul Perintah Siasat dan Intruksi Rahasia untuk melakukan perang propaganda terhadap [[Belanda]].
Dengan posisinya yang senior kemudian Pemerintah menunjuknya untuk menjadi wakil Panglima Besar [[Sudirman]] atau Wakil 1 Kepala Staf Angkatan Perang (KSAP) mulai [[21 September]] [[1944]] hingga [[27 Desember]] [[1949]]. Pada bulan [[Juni]] [[1950]] Bambang diangkat menjadi Panglima [[Kodam V/Brawijaya|Divisi I
Sosoknya yang bisa diterima semua pihak yang menjadikanya satu-satunya alternatif bagi Presiden [[Soekarno]] saat mengangkatnya sebagai [[KASAD]] setelah mencopot [[AH Nasution]] yang dianggap mendalangi [[Peristiwa 17 Oktober]]. Bambang menggunakan pendekatan unik khas Indonesia yaitu musyawarah untuk menyatukan para perwira TNI yang terbelah akibat [[Peristiwa 17 Oktober]] dan menghasilkan [[Piagam Djogja 1955]]. Piagam yang meredam friksi di dalam militer membuat Soekarno yang pada akhirnya mengangkat kembali AH Nasution menjadi KASAD.
|