Kerajaan Franka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 212:
Pada 732 atau 737 (tarikh masih diperdebatkan para ahli), Karel maju memerangi bala tentara Arab-Berber di antara [[Poitiers]] dan [[Tours]], serta mengalahkan mereka dalam [[Pertempuran Tours|sebuah pertempuran yang menentukan takdir Eropa]]. Kemenangan Karel berhasil membendung gerak maju Arab-Berber ke kawasan utara dari Pegunungan Pirenia. Namun Karel sesungguhnya lebih mencurahkan perhatiannya ke kawasan timur laut, terutama pada orang Saksen, yang harus ia paksa untuk mempersembahkan upeti kepadanya sebagaimana telah mereka persembahkan selama berabad-abad kepada raja-raja wangsa Meroving.
 
Tak lama sebelum mangkat pada bulan Oktober 741, Karel bertindak seakan-akan dirinya adalah Raja Negeri Franka dengan membagi negeri itu kepada kedua putranya dari istri pertama, dan hanya menyisakan sebagian kecil dari keseluruhan wilayah (tidak diketahui daerah yang mana) kepada [[Grifo]], putranya dari istri kedua. Meskipun tidak ada lagi raja yang memerintah di Negeri Franka sepeninggal Raja Teuderik pada 737, putra-putra Karel, [[Pippin yang Pendek|Pipin Muda]] dan [[KarlmanKarlmann I(Karoling)|Karloman]], masih tetap bergelar Pembesar Istana ({{lang|la|maior palati}}). Wangsa Karoling memang sudah mengambil alih kedudukan dan kekuasaan tertinggi, tetapi belum mengambil alih gelar raja dari wangsa Meroving. Pembagian wilayah yang dilakukan Karel menjadikan Karloman berkuasa atas [[Austrasia]], [[Alemannia|Alemania]], dan [[Thuringia]], serta menjadikan Pipin berkuasa atas Neustria, Provence, dan Burgundia. Kenyataan ini membuktikan status swatantra ''de facto'' dari Kadipaten Aquitania (di bawah pimpinan [[Hunald I|Hunoald]]) dan Kadipaten Bayern (di bawah pimpinan [[Odilo dari Bayern|Odilo]]), karena kedua daerah ini tidak turut dibagi-bagikan kepada Pipin dan Karloman.
 
Segera sesudah jenazah Karel Martel dimakamkan di dalam [[Biara Santo Denisius]] bersama-sama dengan mendiang raja-raja Meroving, timbul sengketa antara Pipin beserta Karloman di satu pihak dan Grifo di lain pihak. Meskipun Karloman berhasil meringkus dan memenjarakan Grifo, agaknya perseteruan di antara Pipin dan Karloman menyebabkan Pipin membebaskan Grifo ketika Karloman sedang berziarah ke Roma. Mungkin demi meredam ambisi Pipin, Karloman memprakarsai penobatan raja baru, [[Kilderik III]], yang dibawa dari sebuah biara, pada 743. Sebagian kalangan menduga bahwa mungkin saja kedudukan Pipin dan Karloman masih lemah atau ditentang, atau mungkin pula Karloman hanya memprakarsai penobatan raja baru atas desakan segolongan pihak di Negeri Franka yang masih setia atau masih menjunjung keabsahan raja-raja Meroving.