Ateji: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Khris249 (bicara | kontrib)
Dikembalikan ke revisi 14030808 oleh MyStori (bicara): Vandalisme. (TW)
Tag: Pembatalan
Baris 6:
* Dalam arti luas mencakup ''[[jukujikun]]'' atau penulisan kata memakai aksara kanji dengan mengambil arti harafiah yang dikandung aksara tersebut.
:Pohon [[mapel]] (''maple'') ditulis secara ateji sebagai {{nihongo|紅葉|momiji}} tetapi dapat juga dibaca sebagai "kōyō" (daun warna merah di musim gugur).
<!--
Dalam [[bahasa Jepang]] modern, {{nihongo|'ateji'|当て字, 宛字 {{lang|id|atau}} あてじ|extra={{IPA-ja|a̠te̞ʑi|lang}}| "karakter yang dipanggil"}} pada prinsipnya merujuk pada [[kanji]] yang digunakan secara fonetik untuk menuliskan kata-kata asli atau pinjaman dengan tidak memperhatikan makna asli dari karakter tersebut. Ini mirip dengan [[man'yōgana]] di [[Bahasa Jepang Kuno]]. Sebaliknya, ateji juga mengacu pada kanji yang digunakan secara semantis tanpa memperhatikan pembacaan.
 
Misalnya, kata [[sushi]] sering ditulis dengan ateji 寿司. Meskipun keduanya masing-masing dibaca ''su'' dan ''shi'', namun secara harfiah keduanya sama sekali tidak ada hubungannya dengan makanan. Karakter 寿 berarti "rentang kehidupan alami seseorang" dan 司 berarti "untuk mengelola". Penggunaan ateji sebagai sarana untuk menuliskan kata-kata pinjaman kini telah digantikan oleh [[katakana]], meskipun banyak ateji yang diciptakan pada era sebelumnya masih tetap “hidup”.-->
 
== Penggunaan ==
Ateji saat ini digunakan secara konvensional untuk kata-kata tertentu, seperti '''寿司 (sushi)''', meskipun kata-kata ini dapat ditulis dalam hiragana (terutama untuk kata-kata Jepang asli), atau katakana (terutama untuk kata-kata pinjaman), tergantung selera sang penulis. Ateji sering dijumpai pada plakat toko tradisional dan daftar menu tradisional. Misalnya, kōhī, kata pinjaman Jepang untuk "kopi", umumnya ditulis menggunakan katakana コーヒー, tetapi pada plakat dan menu kedai kopi, sering ditulis dengan ateji '''珈琲'''.
 
Penggunaan ateji membuat sebuah karakter kanji yang awalnya tak berarti menjadi berarti, bahkan melebihi ekspetasi. Contohnya adalah ateji {{Nihongo||亜細亜|ajia}} digunakan untuk menulis [[Asia]]. Kata tersebut sekarang dianggap kuno, tetapi karakter 亜 telah mendapatkan arti "Asia" dalam gabungan kata seperti {{Nihongo||東亜|tōa|Asia Timur}}, walau sebetulnya makna asli dari karakter 亜 adalah "berikutnya" (dan berlanjut). Contoh lain adalah ateji {{Nihongo||亜米利加|amerika|Amerika}}. Dari ateji tersebut terciptalah kata {{Nihongo||米国|beikoku}}. Walaupun secara harfiah berarti "negara beras" tetapi makna yang dimaksud adalah [[Amerika Serikat]].
Baris 15 ⟶ 19:
 
Sewaktu menulis kata serapan, aksara kanji sering dipilih untuk menggambarkan nuansa. Penulisan ateji untuk {{nihongo|'''klab''' atau '''klub'''|倶楽部|kurabu}} memakai tiga aksara kanji yang berturut-turut berarti "bersama," "bersenang-senang," dan "tempat". Kata serapan {{nihongo|'''mantel hujan'''|合羽|kappa}} (asal kata: "capa" dari [[bahasa Portugis]]) terdiri dari dua aksara kanji yang berarti "sayap yang bertemu", karena kappa runcing berbentuk menyerupai burung dengan sayap terlipat bersama.
 
Dalam arti luas mencakup ''[[jukujikun]]'' atau penulisan kata memakai aksara kanji dengan mengambil arti harafiah yang dikandung aksara tersebut. Pohon [[mapel]] (''maple'') ditulis secara ateji sebagai {{nihongo|紅葉|momiji}} tetapi dapat juga dibaca sebagai "kōyō" (daun warna merah di musim gugur).
 
== Sejarah ==
Baris 139 ⟶ 145:
 
* [http://www.eastasiareview.org/issues/2010/lewis.shtml Painting Worlds and Words] oleh Mia Lewis
 
{{Bahasa Jepang}}
 
==Rujukan==
Baris 144 ⟶ 152:
 
{{bahasa-stub}}
{{Bahasa Jepang}}