Kerajaan Franka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 232:
Pipin menghibahkan daerah-daerah di sekitar Roma yang telah ia taklukkan kembali kepada Sri Paus dalam surat [[Donasi Pipin]] yang ia letakkan di atas makam Santo Petrus. Daerah-daerah yang dihibahkan Pipin ini menjadi cikal bakal dari [[negara-negara kepausan]]. Lembaga kepausan memiliki alasan kuat untuk mendukung Pipin, karena berharap pembentukan monarki Franka yang baru akan menjadi pangkalan kekuatan (''potestas'') yang mendukung upaya penciptaan suatu tatanan dunia baru dengan Sri Paus sebagai pusatnya.
 
Ketika Pipin mangkat pada 768, putra-putranya, Karel dan [[Karloman, putra Pipin III|Karloman]], sekali lagi membagi-bagi wilayah warisan ayahnya. Akan tetapi Karloman kemudian berkhalwat di sebuah biara dan wafat tak lama kemudian, sehingga seluruh wilayah warisan Pipin jatuh ke tangan Karel. Di kemudian hari, Karel lebih dikenal dengan julukan "Karel Agung" ({{lang-la|Carolus Magnus}}, {{lang-fr|Charles le Magne}} atau ''Charlemagne'', {{lang-de|Karl der Große}}), sosok perkasa, bijaksana, dan sedikit terpelajar, yang melegenda dalam sejarah negara Perancis maupun sejarah negara Jerman. Karel Agung memulihkan kesimbangan antara kekuasaan kaisar dan kekuasaan Sri Paus.
 
Semenjak tahun 772, Karel memerangi dan akhirnya berhasil menaklukkan [[orang Saksen]]. Wilayah kekuasaan orang Saksen dijadikan bagian dari wilayah Kerajaan Orang Franka. Perang ini juga mengembangkan praktik pengerahan kekuatan militer oleh para penguasa Kristen non-Romawi untuk mengubah keyakinan negeri-negeri tetangganya. Misionaris-misionaris Katolik Franka, Irlandia, dan [[Angli-Saksen]] telah berusaha menyebarkan agama Kristen di wilayah kekuasaan orang Saksen sejak pertengahan abad ke-8, namun orang Saksen dengan gigih menentang usaha dakwah mereka dan kekuatan militer yang mendesak masuk seiring dengan kedatangan mereka.