Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{refimprove|date=Juni 2018}}
 
{{pp-move}}
{{disambiginfo|{{PAGENAME}}|Id (disambiguasi)}}
{{redirect|RI}}
{{Indo infobox}}
'''Republik Indonesia''' ('''RI''') atau '''Negara Kesatuan Republik Indonesia''' ('''NKRI'''), umumnyaatau lebih umum disebut '''Indonesia''', adalah negara di [[Asia Tenggara]] yang dilintasi garis [[khatulistiwa]] dan berada di antara daratan benua [[Asia]] dan [[Australia]], serta antara [[Samudra Pasifik]] dan [[Samudra Hindia]]. Indonesia adalah negara [[kepulauan]] terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau,.<ref name="merdeka">[https://www.merdeka.com/peristiwa/dari-17504-pulau-di-indonesia-16056-telah-diverifikasi-pbb.html Dari 17.504 Pulau di Indonesia, 16.056 telah diverifikasi PBB] - Eko Prasetya - Merdeka - 19 Agustus 2017.</ref> namaNama alternatif yang biasa dipakai adalah [[Nusantara]].<ref name="Kroef">{{cite journal
| title = The Term Indonesia: Its Origin and Usage
| journal = Journal of the American Oriental Society
Baris 23:
| at =
| language =
}}</ref>
Bentuk negara }}</ref>Indonesia Bentukadalah [[negara kesatuan]] dan bentuk pemerintahan Indonesia adalah [[republik]], dengan [[Dewan Perwakilan Rakyat]], [[Dewan Perwakilan Daerah]] dan [[Presiden Indonesia|Presiden]] yang dipilih secara langsung.
 
Ibu kota negara Indonesia adalah [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Indonesia berbatasan darat dengan [[Malaysia]] di [[Pulau Kalimantan]], dengan [[Papua Nugini]] di [[Pulau Papua]] dan dengan [[Timor Leste]] di [[Pulau Timor]]. Negara tetangga lainnya adalah [[Singapura]], [[Filipina]], [[Australia]], dan wilayah persatuan [[Kepulauan Andaman dan Nikobar]] di [[India]].
 
Sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa lainnya. Kepulauan Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting setidaknya sejak abad ke-7, yaitu ketikasejak berdirinya [[Kerajaan Sriwijaya]], sebuah kemaharajaan Hindu-Buddha yang berpusat di [[Palembang]]. Kerajaan Sriwijaya ini menjalin hubungan [[agama]] dan perdagangan dengan Tiongkok dan India, juga dengan bangsa [[Arab]]. Kerajaan-kerajaan beragama [[Hindu]] dan/atau [[Buddha]] telahmulai tumbuh pada awal abad ke-4 hingga abad ke-13 Masehi, diikuti para pedagang dan ulama dari [[jazirah Arab]] yang membawa agama [[Islam]] sekitar abad ke-8 hingga abad ke-16, serta berbagaikedatangan kekuatanbangsa [[Eropa]] pada akhir abad ke-15 yang saling bertempur untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah [[Maluku]] semasa era penjelajahan samudra. Setelah berada di bawah [[masa penjajahan Belanda|penjajahan Belanda]] selama hampir 3 abad, Indonesia yang saat itu bernama [[Hindia Belanda]] [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|menyatakan kemerdekaannya]] di akhir [[Perang Dunia II]], tepatnya tanggal 17 Agustus 1945. Selanjutnya, Indonesia mendapat berbagai hambatan, ancamantantangan dan tantanganpersoalan berat, mulai dari seringnya terjadi bencana alam, praktik korupsi yang masif, konflik sosial, gerakan separatisme, proses demokratisasi, dan periode pembangunan, perubahan dan perkembangan sosial-ekonomi-politik, serta modernisasi yang pesat.
 
Dari [[Sabang]] di ujung [[Aceh]] sampai [[Merauke]] di tanah [[Papua]], Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, dan agama. Berdasarkan rumpun bangsa (ras), Indonesia terdiri atas bangsa asli pribumi yakni [[Mongoloid]] Selatan/[[Austronesia]] dan [[Melanesia]] di mana bangsa Austronesia yang terbesar jumlahnya dan lebih banyak mendiami Indonesia bagian barat. Secara lebih spesifik, [[Suku Jawa|suku bangsa Jawa]] adalah suku bangsa terbesar dengan populasi mencapai 41,7% dari seluruh penduduk Indonesia.<ref>Leo Suryadinata, Evi Nurvidya Arifin, Aris Ananta; Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape; Institute of Southeast Asian Studies, 2003</ref> Semboyan nasional Indonesia, ''"[[Bhinneka Tunggal Ika|Bhinneka tunggal ika]]"'' ("Berbeda-beda namun tetap satu"), berartibermakna keberagaman sosial-budaya yang membentuk satu kesatuan/negara. Selain memiliki populasi penduduk yang padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung tingkat [[keanekaragaman hayati]] terbesar kedua di dunia.
 
Indonesia jugamerupakan anggota dari [[PBB]] dan satu-satunya anggota yang pernah keluar dari [[PBB]], yaitu pada tanggal [[7 Januari]] [[1965]], dan bergabung kembali pada tanggal [[28 September]] [[1966]] dan Indonesia tetap dinyatakan sebagai anggota yang ke-60, keanggotaan yang sama sejak bergabungnya Indonesia pada tanggal [[28 September]] [[1950]]. Selain [[Perserikatan Bangsa-Bangsa|PBB]], Indonesia juga negara anggota dari organisasi [[ASEAN]], [[Konferensi Asia–Afrika|KAA]][[APEC|, APEC]], [[OKI]], [[G-20]] dan sebentar lagi akan menjadi anggota [[OECD]].
Selain [[Perserikatan Bangsa-Bangsa|PBB]], Indonesia juga merupakan anggota dari [[ASEAN]], [[Konferensi Asia–Afrika|KAA]][[APEC|, APEC]], [[OKI]], [[G-20]] dan akan menjadi anggota dari [[OECD]].
 
== Etimologi ==
Baris 82:
{{lihatpula|Sejarah Nusantara}}
 
Sejarah Indonesia terdiri dari banyak tahapan/periode. Secara garis besar, sejarah Indonesia terdiri dari periode prasejarah, periode kuno/klasik, periode pertengahan, periode kolonialisme, periode awal kemerdekaan, dan periode modern.
=== Sejarah awal ===
 
Peninggalan fosil-fosil ''[[Homo erectus]]'', yang oleh [[Antropologi|antropolog]] juga dijuluki "[[Manusia Jawa]]", menimbulkan dugaan bahwa kepulauan Indonesia telah mulai berpenghuni pada antara dua juta sampai 500.000 tahun yang lalu.<ref>{{cite journal
===Periode prasejarah===
Peninggalan fosilFosil-fosil manusia purba seperti ''[[Homo erectus]]'', yang oleh [[Antropologi|antropolog]] juga dijuluki "[[Manusia Jawa]]", menimbulkan dugaan bahwa kepulauan Indonesia telah mulai berpenghuni pada antara dua juta sampai 500.000 tahun yang lalu. Namun kebenaran tentang hal ini banyak diperdebatkan.<ref>{{cite journal
| last = Pope
| title = Recent advances in far eastern paleoanthropology
Baris 156 ⟶ 158:
|id =
}}</ref>
Hingga tahun 75000 Sebelum Masehi, daratan Nusantara bagian barat (kira-kira kepulauan sebelah barat termasuk [[Sumatera]], [[Jawa]], dan [[Kalimantan]] sekarang) masih menyatu dengan daratan utama Asia. Pada abad ini pula terjadi [[erupsi Gunung Toba]], yang disebut-sebut sebagai salah satu letusan gunung api terbesar sepanjang sejarah yang menyebabkan perubahan iklim yang dikatakan hampir memusnahkan populasi manusia modern saat itu. Umat manusia sendiri sebenarnya belum sampai ke Sumatra, gelombang migrasi dari Afrika ikut terhenti untuk sementara akibat erupsi ini. Gunung Toba kemudian tenggelam dan kalderanya membentuk sebuah [[Danau Toba|danau besar dengan nama yang sama]]. Sekitar abad 25000 SM, gelombang migrasi pertama manusia modern sampai di dataran Nusantara. Peradaban awal dan kebudayaan awal mulai terbentuk saat zaman Holosen (10000 tahun Sebelum Masehi) menandai berakhirnya zaman es dan dataran ini mulai terpisah dari daratan utama Asia lalu terpecah hingga membentuk kepulauan Nusantara seperti sekarang.<ref name="Lazardi_01">http://alanqasaharica.blogspot.com/2017/04/kronologi-sejarah-pulau-sumatra-75000.html</ref> Sejak saat itu, bangsa [[Melanesia]] yang merupakan bangsa manusia modern pertama di Nusantara membentuk kebudayaan-kebudayaan awal. Kedatangan bangsa [[Austronesia]] dari daratan [[Taiwan]] yang mulai tiba di Nusantara sekitar 2000 tahun SM menyebabkan bangsa Melanesia yang telah ada lebih dahulu di sana terdesak ke wilayah-wilayah yang jauh di timur kepulauan, meskipun ada sebagian yang berasimilasi/akulturasi dengan pendatang tersebut.<ref>[[#Taylor|Taylor (2003)]], pp. 5–7</ref> Dengan kondisi tanah vulkanis yang subur, melimpahnya keanekaragaman hayati, ditambah dengan kemampuan bercocok tanam yang dimiliki manusia saat itu menyebabkan kegiatan pertanian dan pemukiman mulai terbentuk dan berkembang pesat.<ref>[[#Taylor|Taylor (2003)]], pp. 8-9</ref> Peradaban-peradaban maju seperti Proto-Melayu dan Deutro-Melayu mulai berkembang pada abad ini.<ref name="Lazardi_01"/>
[[Austronesia#Asal usul bangsa Austronesia|Bangsa Austronesia]], yang membentuk mayoritas penduduk pada saat ini, bermigrasi ke Asia Tenggara dari [[Taiwan]]. Mereka tiba di sekitar 2000&nbsp;SM, dan menyebabkan [[Melanesia|bangsa Melanesia]] yang telah ada lebih dahulu di sana terdesak ke wilayah-wilayah yang jauh di timur kepulauan.<ref>[[#Taylor|Taylor (2003)]], pp. 5–7</ref> Kondisi tempat yang ideal bagi pertanian, dan penguasaan atas cara [[Sawah|bercocok tanam padi]] setidaknya sejak abad ke-8 SM,<ref>[[#Taylor|Taylor (2003)]], pp. 8-9</ref> menyebabkan banyak perkampungan, kota, dan kerajaan-kerajaan kecil tumbuh berkembang dengan baik pada abad pertama masehi. Selain itu, Indonesia yang terletak di jalur perdagangan laut internasional dan antar pulau, telah menjadi jalur pelayaran antara India dan Tiongkok selama beberapa abad.<ref>[[#Taylor|Taylor (2003)]], pp. 15-18</ref> Sejarah Indonesia selanjutnya mengalami banyak sekali pengaruh dari kegiatan perdagangan tersebut.<ref>[[#Taylor|Taylor (2003)]], pp. 3, 9, 10–11, 13, 14–15, 18–20, 22–23; [[#Vickers|Vickers (2005)]], pp. 18–20, 60, 133–134</ref>
 
===Periode klasik===
[[Berkas:Borobudur ship.JPG|jmpl|ka|250px|Sejak abad ke-1 kapal dagang Indonesia telah berlayar jauh, bahkan sampai ke [[Afrika]]. Sebuah bagian dari relief kapal di candi [[Borobudur]], k. 800 M.]]
Kerajaan-kerajaan kecil mulai bermunculan sejak awal abad masehi. Kerajaan tertua yang diketahui berdasarkan penemuan terbaru adalah [[kerajaan Kandis]], bukan [[kerajaan Kutai]] seperti anggapan kebanyakan orang selama ini. Berdasarkan penemuan-penemuan yang ada, kerajaan Kandis berada di pulau [[Sumatera]], kira-kira di daerah [[Riau]] sekarang. Namun sayangnya, hanya sedikit yang diketahui dari kerajaan ini karena bukti-bukti dan catatan yang minim. Kerajaan-kerajaan penting lainnya di Sumatera adalah [[kerajaan Melayu]] Kuno atau kerajaan Jambi Kuno (berdiri sekitar abad ke-2 Masehi).<ref>https://mozaikminang.wordpress.com/2009/10/17/kerajaan-kandis-kerajaan-tertua-di-sumatera/</ref> Di Pulau [[Jawa]], berdiri [[kerajaan Salakanagara|kerajaan Salakanegara]], kerajaan [[Hindu]] pertama di Nusantara yang terletak di daerah sekitar Cianjur, Jawa Barat. Kerajaan Salakanegara mulai berdiri pada tahun 130 Masehi, kemudian berkembang menjadi [[kerajaan Tarumanagara|kerajaan Tarumanegara]] pada tahun 358 Masehi.<ref name="Lazardi_02">http://alanqasaharica.blogspot.com/2017/02/kronologi-sejarah-pulau-jawa-10000-sm.html</ref> [[Kerajaan Kutai]] sendiri mulai berdiri di [[Kalimantan]] Timur pada tahun 350 Masehi, diikuti berdirinya dua kerajaan lain di Kalimantan Selatan, yaitu kerajaan Tanjungpuri dan [[kerajaan Nan Sarunai]] pada tahun 525 M.<ref name="Lazardi_03">http://alanqasaharica.blogspot.com/2017/07/kronologi-sejarah-pulau-kalimantan.html</ref> Di [[Sulawesi]] juga berdiri kerajaan-kerajaan kecil, diantaranya [[kerajaan Luwu]] di Sulawesi Tengah pada tahun 900 Masehi. Kerajaan-kerajaan awal lainnya adalah [[kerajaan Siang]] di Sulawesi Selatan dan kerajaan Suwawa di daerah Gorontalo.<ref name="Lazardi_04">http://alanqasaharica.blogspot.com/2018/01/kronologi-sejarah-sulawesi-40000-sm.html</ref>
 
Pada abad ke-7 Masehi, berdiri [[kerajaan Sriwijaya|Kerajaan Hindu-Buddha Sriwijaya]] di [[Sumatera]] Selatan yang kemudian berkembang menjadi kemaharajaan terbesar dengan masa berdiri terlama di [[Asia Tenggara]] hingga awal abad ke-11. Kerajaan ini menguasai sebagian besar Sumatera, [[Semenanjung Malaya]], Jawa, hingga pantai barat dan barat daya Kalimantan.<ref>[[#Taylor|Taylor (2003)]], pp. 22–26; [[#Ricklefs|Ricklefs (1991)]], pp. 3</ref> Kerajaan ini juga mengendalikan aktivitas pelayaran dan perdagangan di [[Selat Malaka]] yang merupakan jalur perdagangan maritim utama antara [[India]] dengan [[Tiongkok]]. Selat Malaka merupakan salah satu jalur pelayaran terpenting di dunia. Sejak saat itu, sejarah Indonesia juga banyak dipengaruhi oleh bangsa-bangsa lain hingga masa-masa berikutnya.<ref name="Lazardi_01"/>
Di bawah pengaruh agama [[Hindu]] dan [[Buddha]], beberapa kerajaan terbentuk di pulau [[Kalimantan]], [[Sumatera]], dan [[Jawa]] sejak [[abad ke-4]] hingga [[abad ke-14]]. [[Kerajaan Kutai|Kutai]], merupakan kerajaan tertua di Nusantara yang berdiri pada abad ke-4 di hulu [[sungai Mahakam]], [[Kalimantan Timur]].{{fact}} Di wilayah barat pulau Jawa, pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M berdiri kerajaan [[Tarumanegara]]. Pemerintahan Tarumanagara dilanjutkan oleh [[Kerajaan Sunda]] dari tahun 669 M sampai 1579 M. Pada abad ke-7 muncul kerajaan Malayu yang berpusat di [[Jambi (kota)|Jambi]], Sumatera. [[Sriwijaya]] mengalahkan Malayu dan muncul sebagai kerajaan maritim yang paling perkasa di Nusantara. Wilayah kekuasaannya meliputi Sumatera, Jawa, semenanjung Melayu, sekaligus mengontrol perdagangan di Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Tiongkok Selatan.<ref>[[#Taylor|Taylor (2003)]], pp. 22–26; [[#Ricklefs|Ricklefs (1991)]], pp. 3</ref> Di bawah pengaruh Sriwijaya, antara abad ke-8 dan ke-10 wangsa [[Wangsa Syailendra|Syailendra]] dan [[Wangsa Sanjaya|Sanjaya]] berhasil mengembangkan kerajaan-kerajaan berbasis agrikultur di [[Jawa]], dengan peninggalan bersejarahnya seperti candi [[Borobudur]] dan candi [[Prambanan]]. Di akhir abad ke-13, [[Majapahit]] berdiri di bagian timur pulau Jawa. Di bawah pimpinan mahapatih [[Gajah Mada]], kekuasaannya meluas sampai hampir meliputi wilayah Indonesia kini; dan sering disebut "Zaman Keemasan" dalam sejarah Indonesia.<ref>{{cite journal
 
===Periode Pertengahan===
Pada masa kerajaan Sriwijaya, Dinasti [[Hindu]]-[[Buddha]] Sanjaya dan Syailendra dari kerajaan Sriwijaya juga mendirikan kerajaan-kerajaan perintis di pulau Jawa bagian tengah. Kerajaan-kerajaan ini kemudian berkembang menjadi kerajaan-kerajaan besar, yang terdiri dari [[kerajaan Kadiri|kerajaan Panjalu/Daha/Kediri]] (1045 - 1222), [[kerajaan Sigasari|kerajaan Tumapel/Singosari]] (1222 - 1292), hingga kerajaan [[Majapahit]] (1293 - 1527). Kerajaan Majapahit selanjutnya berkembang menjadi kemaharajaan terbesar di Nusantara dengan wilayah kekuasaan yang luas meliputi Sumatera bagian tengah dan selatan, semenanjung Malaya, pesisir dan dataran rendah Kalimantan, ujung selatan dan timur [[Sulawesi]], [[Nusa Tenggara]], [[Maluku]], hingga ujung barat [[Papua]]. Setelah Majapahit runtuh, kerajaan-kerajaan [[Islam]] mulai berkembang pesat di Indonesia.<ref>{{cite journal
| title = The next great empire
| author = Peter Lewis
Baris 171 ⟶ 177:
}}</ref>
 
Islam sebenarnya sudah memasuki Indonesia pada abad ke-7 Masehi, namun penyebarannya belum signifikan seperti hanya yang terjadi pada abad ke-15 hingga ke-16. Agama Islam memasuki Indonesia pertama kali melalui para pedagang dan ulama Arab, dan selanjutnya melalui pedagang Persia dan India (Gujarat). Para pedagang dan pelaut dari Tiongkok beragama muslim dibawah pimpinan [[Laksamana Cheng Ho]] juga ikut serta dalam menyebarkan Islam di Indonesia.<ref>*Kong Yuanzhi, [http://www.solusihukum.com/resensi.php?id=33 ''Muslim Tionghoa Cheng Ho, Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara.''] Penyunting: HM. Hembing Wijayakusuma. Pustaka Populer Obor, Oktober 2000, xliv + 299 halaman</ref> Kerajaan Islam pertama (atau disebut kesultanan) yang diketahui adalah [[kesultanan Jeumpa]] yang berdiri di Aceh pada tahun 777 Masehi. Kesultanan ini terletak di daerah pantai utara di sebelah timur Banda Aceh sekarang. Kesultakan-kesultanan lain yang juga mulai berdiri di Aceh yaitu [[kesultanan Perlak]] (840 - 1292) dan [[kesultanan Lamuri]] (851 - 1514). Sejak saat itu, Islam mulai mempengaruhi kebudayaan Aceh dan daerah Nusantara lainnya pada masa-masa selanjutnya.<ref name="Lazardi_01"/><ref name="Lazardi_02"/><ref name="Lazardi_03"/><ref name="Lazardi_04"/> Di Semenanjung Malaya berdiri [[kesultanan Malaka]] pada tahun 1405 Masehi. Kesultanan ini kemudian memperluas wilayahnya hingga pesisir Riau. Kesultanan-kesultanan lain di Sumatera juga mulai berdiri dan berkembang seperti [[kesultanan Samudera Pasai]] (1267 - 1521), [[Kesultanan Pagaruyung]] (1347 - 1825), [[kesultanan Aceh]] (1507 - 1903), [[kesultanan Jambi]] (1615 - 1903), dan [[kesultanan Siak]] (1723 - 1945). Kesultanan Aceh adalah kesultanan terkuat di Sumatera. Kesultanan ini berdiri selama 4 abad dan sempat menguasai seluruh Sumatera bagian utara dan tengah (kecuali tanah Batak) dan semenanjung Malaya. Bahkan Penjajah Belanda sampai kewalahan menghadapi kesultanan ini.<ref name="Lazardi_01"/>
Kedatangan pedagang-pedagang [[Bangsa Arab|Arab]] dan [[Bangsa Persia|Persia]] melalui Gujarat, India, kemudian membawa agama [[Islam]]. Selain itu pelaut-pelaut [[Tiongkok]] yang dipimpin oleh Laksamana [[Cheng Ho]] (Zheng He) yang beragama Islam, juga pernah menyinggahi wilayah ini pada awal [[abad ke-15]].<ref>*Kong Yuanzhi, [http://www.solusihukum.com/resensi.php?id=33 ''Muslim Tionghoa Cheng Ho, Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara.''] Penyunting: HM. Hembing Wijayakusuma. Pustaka Populer Obor, Oktober 2000, xliv + 299 halaman</ref> Para pedagang-pedagang ini juga menyebarkan agama Islam di beberapa wilayah Nusantara. [[Samudera Pasai]] yang berdiri pada tahun 1267, merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia.{{fact}}
 
Kesultanan pertama di pulau Jawa adalah [[kesultanan Demak]] yang berdiri tahun 1475 Masehi. Namun apakah benar bahwa kesultanan Demak adalah kesultanan pertama di Jawa sampai saat ini masih diperdebatkan. Ada yang menyebut bahwa kesultanan pertama di Jawa adalah kerajaan Lumajang, yang berdiri di daerah Lumajang, Jawa Timur pada tahun 1295 Masehi. Dikatakan pula bahwa kerajaan Lumajang waktu itu sudah mengadopsi Islam. Kerajaan Demak sendiri pada masanya meliputi wilayah seluruh Jawa (kecuali Banten selatan yang merupakan pusat [[kerajaan Pajajaran]] yang beragama Hindu), [[Madura]], Sumatera (Jambi, Bengkulu, Palembang, dan Bangka-Belitung), dan pesisir Kalimantan (kecuali pesisir utara yang dikuasai [[kesultanan Brunei]]).<ref name="Lazardi_02"/> Setelah kesultanan Demak, beberapa kesultanan yang berdiri di pulau Jawa yaitu [[kesultanan Banten]] (1526 - 1813), [[kesultanan Pajang]] (1549 - 1588), dan [[kesultanan Mataram]] (1588 - 1755).<ref name="Lazardi_02"/>
 
Di Kalimantan, terdapat dua kesultanan besar yang mulai berdiri pada abad ke-14 dan abad ke-16, yaitu [[kesultanan Banjar]] di pesisir selatan dan [[kesultanan Brunei]] di pesisir utara. [[Kesultanan Banjar]] sendiri sebelumnya menjadi bawahan kesultanan Demak, dan selama menjadi bawahan Demak pula, kesultanan ini memperluas wilayah pemerintahannya hingga mencakup seluruh pesisir Kalimantan, kecuali pesisir utara yang di bawah pemerintahan Brunei. Sekitar tahun 1569 hingga 1800-an, kesultanan Banjar terpecah menjadi beberapa kesultanan yang independen. Kesultanan-kesultanan tersebut diantaranya adalah [[kesultanan Sambas]] (1671 - 1950), [[Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura|kesultanan Kutai Kartanegara]] (1300 - sekarang), [[Kerajaan Landak|kesultanan Landak]] (1472 - Sekarang), dan [[kesultanan Bulungan]] (1731 - 1964).<ref name="Lazardi_03"/>
 
Di Sulawesi dan [[Maluku]], terdapat tiga kesultanan besar, yaitu [[kesultanan Gowa]] di Sulawesi Selatan, serta [[kesultanan Ternate]] dan [[Kesultanan Tidore|Tidore]] di Maluku Utara. Wilayah kesultanan Gowa mencakup Sulawesi bagian selatan dan tengah, sedangkan Sulawesi bagian utara dan timur waktu itu dibawah kesultanan Ternate. Kesultanan Gowa juga meliputi wilayah [[pulau Lombok]] dan [[Sumbawa]] di [[Nusa Tenggara Barat]]. Kesultanan Ternate sempat memiliki wilayah yang luas meliputi kepulauan [[Maluku Selatan]], [[Maluku Utara]], dan [[Nusa Tenggara Timur]]. Akan tetapi, Maluku Selatan dan Nusa Tenggara Timur jatuh ke tangan pendatang [[Spanyol]] dan [[Portugis]] yang berdatangan pada awal abad ke-17. Sementara kesultanan Tidore meliputi [[Maluku Utara]] bagian timur hingga pesisir barat dan utara [[Papua]]. Sejak abad ke-15 hingga abad ke-19, satu-persatu kerajaan dan kesultanan yang tersisa di Nusantara mulai dikuasai oleh aliansi Uni-Iberia ([[Spanyol]]-[[Portugis]]), kemudian [[VOC]], [[Inggris]], dan selanjutnya dikuasai [[Hindia Belanda]] selama sekitar tiga abad.<ref name="Lazardi_01"/><ref name="Lazardi_02"/><ref name="Lazardi_03"/><ref name="Lazardi_04"/>
 
=== Kolonialisme ===