Biara (tempat tinggal): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 66:
[[Berkas:Mor Hananyo.jpg|jmpl|[[Biara Mor Hananyo]], salah satu dari sekian banyak biara di [[Gunung Izla]]]]
[[Berkas:Monasterio de Santa María de Valdediós.JPG|jmpl|Biara Santa María de Valdediós, Spanyol]]
Menurut tradisi, monastisisme dalam [[Kekristenan|agama Kristen]] bermula di [[Mesir]], dirintis oleh [[Antonius Agung dari Mesir|Santo Antonius]]. Mula-mula semua biarawan Kristen adalah [[eremit|petapa]] yang jarang bersua orang lain. Namun karena begitu beratnya kesukaran hidup menyendiriuzlah, banyak biarawan yang menyerah dan kembali ke kehidupan lamanya atau mengalami kesesatan rohani.
 
Suatu bentuk transisional dari monastisisme di kemudian hari dibentuk oleh [[Santo Amun]]. Dalam bentuk monastisisme transisional ini, para biarawan yang "penyendiriberkhalwat" hidup cukup berdekatan satu sama lain sehingga dapat saling membantubantu dan dapat berkumpul pada hari Minggu untuk beribadat bersama-sama.
 
[[Pakomius Agung|Santo Pakomius]] adalah penggagas cara hidup berguyub dan beribadat bersama-sama di bawah satu atap (Monastisisme Senobitis). Sebagian pihak berpendapat bahwa cara hidup dalam komunitas yang digagasnya terilhami oleh cara hidup di [[barak]] [[tentara Romawi]] yang pernah ia jalani ketika menjadi prajurit pada masa mudanya.<ref>Dunn, Marilyn. The Emergence of Monasticism: From the Desert Fathers to the Early Middle Ages. Malden, Mass.: Blackwell Publishers, 2000. p29.</ref> Tak lama sesudahnya, padang gurun Mesir dipenuhi biara-biara, terutama di sekitar Nitria ([[Wadi El Natrun]]), yang dijuluki "Kota Suci". Diperkirakan bahwa daerah ini suatu ketika pernah ditinggali oleh 50.000 orang [[rahib|biarawan]].