Penduduk asli Taiwan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Di bawah kekuasaan Belanda: tidak ada artikelnya
Baris 121:
 
==== Di bawah kekuasaan Belanda ====
{{Main article|Taiwan di bawah kekuasaan Belanda}}
[[Berkas:Gospel of St. Matthew in Formosan.jpg|upright|thumb|left|Paragraf pembuka [[Injil Matius]] dalam format paralel dwi-bahasa, dari paruh pertama abad ke-17, dalam bahasa [[bahasa Belanda|Belanda]] dan Sinckan. Ortografi tersebut merupakan sebuah pelopor dari [[manuskrip Sinckan|penulisan Sinckan]], sebuah jenis kontrak tanah yang ditulis oleh penduduk asli dataran rendah suku Sinkan antara paruh akhir abad ke-17 dan paruh pertama abad ke-19. ([[William Campbell (misionaris)|Campbell]] & [[Daniel Gravius|Gravius]] (1888). ''The Gospel of St. Matthew in Formosan'')]]
Pada periode Eropa (1623–1662), para prajurit dan pedagang mewakili [[Perusahaan Hindia Timur Belanda]] membuat sebuah koloni di barat daya Taiwan (1624–1662) yang sekarang dekat [[Kota Tainan]]. Koloni tersebut mendirikan sebuah pangkalan [[Asia]] untuk [[perdagangan triangular]] antara perusahaan tersebut, [[Dinasti Qing]] dan [[Jepang]], dengan harapan bersaing dengan aliansi dagang Portugis dan Spanyol. Spanyol juga mendirikan sebuah koloni di utara Taiwan (1626–1642) yang sekarang berada di [[Keelung]]. Namun, pengaruh Spanyol mengalir hampir dari awal, sehingga pada akhir 1630an, mereka me arjm sebagian besar pasukan mereka.<ref>{{Harvcol|Andrade|2005|p=296 ''2n''}}</ref> Setelah mereka diusir dari Taiwan oleh sebuah padukan kombinasi penduduk asli dan Belanda pada 1642, Spanyol "memiliki dampak kecil bagi sejarah Taiwan".<ref>{{Harvcol|Gold|1986|pp=10–11}}</ref> Pengaruh Belanda jauh lebih menonjol: menyebar ke barat daya dan utara pulau tersebut, mereka mengeluarkan sistem pajak dan mendirikan sekolah-sekolah dan gereja-gereja di beberapa desa.