Tionghoa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 18:
Ketika para penguasa [[Dinasti Qing]] mengadopsi model kekaisaran [[Dinasti Han]], dan menganggap negara mereka sebagai "[[Tiongkok (istilah)|Tiongkok]]" ("中國", lit. Negara Pusat atau Negara Tengah), namun tokoh-tokoh nasionalis Tiongkok seperti Dr. Sun Yat-sen mendeskripsikan pemerintahan Manchu sebagai "penjajah asing" yang harus diusir keluar,<ref name="French Centre"/> dan merencanakan untuk membangun sebuah [[negara]] Tiongkok modern, yang didambakan seperti negara-negara modern lainnya pada saat itu. Setelah keruntuhan dinasti Qing, maka muncullah kontroversi seputar status wilayah yang didominasi oleh etnis minoritas, seperti [[Tibet]] dan [[Mongolia]]. Walaupun Kaisar Qing terakhir yang turun takhta telah menganugerahkan semua wilayah Qing kepada [[Pemerintahan Sementara Republik Tiongkok (1912)|republik yang baru lahir]], namun posisi bangsa Mongol dan Tibet ketika itu adalah hanya setia kepada penguasa monarki Qing, sehingga mereka tidak merasa setia kepada pemerintah republik yang baru menggantikan monarki Qing. Posisi kedua wilayah ini hingga saat ini ditolak oleh [[Republik Tiongkok]] maupun [[Republik Rakyat Tiongkok]].
 
[[Berkas:Flag_of_the_Republic_of_China_(1912-1928).svg|jmpl|Bendera Nasional Tiongkok (1912-1928) setelah Revolusi Xinhai, dengan lima warna '[[Kesatuan lima ras|Lima Bangsa di Bawah Satu Negara]]']]
Pada masa awal Republik ([[Pemerintah Beiyang|1912–27]]) dan Nasionalis ([[Pemerintahan Nasionalis di Tiongkok|1928–49]]), istilah ''Zhonghua minzu'' pertama kali disebut oleh [[Liang Qichao]], yang pada mulanya hanya merujuk pada bangsa Han. Kemudian istilah tersebut diperluas untuk mencakup empat bangsa mayoritas lainnya: [[orang Manchuria|bangsa Man]] (Manchu), [[orang Mongol|bangsa Menggu]] (Mongol), bangsa [[Hui]] (kelompok etnis beragama Islam di barat laut Tiongkok), dan [[orang Tibet|bangsa Zang]] (Tibet),<ref name="Fitzgerald1995"/><ref name="BlumJensen2002">{{cite book|author1=Susan Debra Blum|author2=Lionel M. Jensen|title=China Off Center: Mapping the Margins of the Middle Kingdom|url=http://books.google.com/books?id=pA_MP4Q11qgC&pg=PA170|accessdate=23 February 2013|year=2002|publisher=University of Hawaii Press|isbn=978-0-8248-2577-5|pages=170–}}</ref>, yang merupakan pembagian yang dilakukan oleh Dinasti Qing, di bawah konsep [[Kesatuan lima ras|Lima Bangsa di Bawah Satu Negara]] ({{lang-zh|五族共和}}). [[Sun Yat-sen]] kemudian memperluas lagi konsep ini, dia menulis: