Kereta api Sancaka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 11:
| jenis = Kereta api ekspres
| status = Beroperasi
| lokal = [[Daerah Operasi VI Yogyakarta]] <br> [[Daerah Operasi VIII Surabaya]]
| pendahulu = -
| mulai = 21 Mei 1997 (Eksekutif dan Bisnis) </br> 16 Oktober 2016 (Eksekutif dan [[Ekonomi New Image]])
Baris 38:
| bagasi = Ada
| lainlain = Lampu baca, toilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, AC, peredam suara.
| lok = [[Lokomotif CC201|CC201]], [[Lokomotif CC203|CC203]], [[Lokomotif CC204|CC204]], [[Lokomotif CC206|CC206]]
| gauge = 1.067 mm
| el = -
Baris 58:
Hal yang mungkin tampak berbeda adalah pada penggunaan kereta makan. Pada rangkaian milik dipo kereta Sidotopo, dapat ditemukan kereta makan kelas 1 (M1), sedangkan pada rangkaian milik dipo kereta Yogyakarta, kereta makan menggunakan kereta penumpang (untuk petugas kereta) dan kereta makan (KM1).
 
Tersedia dua jenis rangkaian Sancaka, yang dimiliki oleh [[depot lokomotif|dipo lokomotif]] Sidotopo dan dipo lokomotif Yogyakarta. Kedua-duanya terdiri atas sebuah lokomotif, sebuah kereta pembangkit (P), lima kereta eksekutif (K1), tiga kereta ekonomi AC Plus (K3), dan sebuah gerbong bagasi (B). Khusus untuk rangkaian milik Sidotopo menggunakan Kereta Makan (M1), sedangkan rangkaian milik Jogja menggunakan rangkaian Kereta Makan Pembangkit (MP1/MP2). Lokomotif yang diandalkannya adalah [[Lokomotif CC201|CC201]], [[Lokomotif CC203|CC203]], [[Lokomotif CC204|CC204]], dan [[Lokomotif CC206|CC206]].
 
Dengan harga tiket untuk ekonomi AC Plus seharga Rp 115.000-160.000,00 dan eksekutif seharga Rp165.000-220.000,00, perjalanan dengan Sancaka terutama melewati kawasan percandian di [[Prambanan, Sleman]] dan membelah [[Kota Surakarta|Kota Solo]] dan [[Kota Madiun]].