Brunei Darussalam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 11:
Brunei adalah sebuah negara tertua di antara kerajaan-kerajaan di [[tanah Melayu]]. Keberadaan Brunei Tua ini diperoleh berdasarkan kepada catatan [[Bangsa Arab|Arab]], [[Cina]] dan tradisi lisan. Dalam catatan Sejarah [[Cina]] dikenal dengan nama ''Po-li'', ''Po-lo'', ''Poni'' atau ''Puni'' dan ''Bunlai''. Dalam catatan [[Bangsa Arab|Arab]] dikenali dengan ''Dzabaj'' atau ''Randj''.
 
Catatan tradisi lisan diperoleh dari ''Syair Awang Semaun'' yang menyebutkan Brunei berasal dari perkataan ''baru nah'' yaitu setelah rombongan klan atau suku Sakai yang dipimpin '''Awang Pateh Berbai''' pergi ke Sungai Brunei mencari tempat untuk mendirikan negeri baru. Setelah mendapatkan kawasan tersebut yang memiliki kedudukan sangat strategis yaitu diapit oleh bukit, air, mudah untuk dikenali serta untuk transportasi dan kaya ikan sebagai sumber pangan yang banyak di sungai, maka mereka pun mengucapkan perkataan ''baru nah'' yang berarti tempat itu sangat baik, berkenan dan sesuai di hati mereka untuk mendirikan negeri seperti yang mereka inginkan. Kemudian perkataan ''baru nah'' itu lama kelamaan berubah menjadi Brunei.
Replika stupa yang dapat ditemukan di Pusat Sejarah Brunei menjelaskan bahwa agama [[Hindu]]-[[Buddha]] pada suatu masa dahulu pernah dianut oleh penduduk Brunei. Sebab telah menjadi kebiasaan dari para musafir agama tersebut, apabila mereka sampai di suatu tempat, mereka akan mendirikan stupa sebagai tanda serta pemberitahuan mengenai kedatangan mereka untuk mengembangkan agama tersebut di tempat itu. Replika batu nisan ''P'u Kung Chih Mu'', batu nisan Rokayah binti Sultan Abdul Majid ibni Hasan ibni Muhammad Shah Al-Sultan, dan batu nisan Sayid Alwi Ba-Faqih (Mufaqih) pula menggambarkan mengenai kedatangan agama [[Islam]] di Brunei yang dibawa oleh musafir, pedagang dan mubaligh-mubaliqh Islam, sehingga agama Islam itu berpengaruh dan mendapat tempat baik penduduk lokal maupun keluarga kerajaan Brunei.