Amanat Galunggung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Memperbaiki naskah yang agak berantakan sebelumnya :)
Atayiskbot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 1:
'''Amanat Galunggung''' adalah nama yang diberikan untuk sekumpulan [[naskah]] yang ditemukan di [[Kabuyutan]], Kabupaten [[Garut]]. Judul Amanat Galunggung diberikan oleh [[Saleh Danasasmita]] dkk (1987).<ref name=":0">Danasasmita, Saleh dkk., 1987, Sewaka Darma (Koropak 408), Sanghyang Siksakandang Karesian (Koropak 630), Amanat Galunggung (Koropak 632), Transkripsi dan Terjemahan. Bandung: Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Sunda (Sundanologi) Direktorat Jendral Kebudayaan Depdikbud. </ref> Padahal kata amanat tak ditulis dalam teks (amanat merupakan kata Arab). Sebelumnya para ahli menyebutnya Naskah Kabuyutan Ciburuy di Bayongbong, Garut, Jawa Barat. Galunggung sendiri merupakan gunung berapi di wilayah Garut.
 
Naskah ini diperkirakan disusun pada abad ke-15, ditulis pada daun lontar dan nipah, menggunakan [[Bahasa Sunda Kuna|bahasa Sunda kuno]] dan [[Aksara Sunda Kuna|aksara Sunda]]. Sayang, naskah ini tak bertarikh dan juga tak lengkap. Yang tersedia hanya enam helai daun. Dilihat dari penulisan kata-katanya, dapat ditafsir bahwa naskah ini lebih tua dari [[Sanghyang siksakanda ng karesian|Sanghyang Siksakanda ng Karesian]] (1518 M) dan [[Carita Parahyangan]] (1580 M) yang ditulis pada abad ke-16<ref>Atja (1968). Carita Parahiyangan: Naskah Titilar Karuhun Urang Sunda. Bandung, Jajasan Kebudajaan Nusalarang.</ref>. Dalam Amanat Galungggung ejaannya ditulis: ''kwalwat, gwareng, anwam,'' dan ''hamwa''; yang di dalam [[Carita Parahyangan]] dieja: ''kolot, goreng, anom,'' dan ''hamo.''
 
Naskah ini menarik perhatian Holle, Brandes, Pleyte, dan Poerbatjaraka. Pleyte menyebut naskah ini sebagai “pseudo-Padjadjaransche Kroniek”. Kemudian para sarjana Indonesia mengatakan bahwa data sejarah yang terkandung dalam bagian awal naskah sesungguhnya hanya merupakan pengantar ke arah fungsi teks sesungguhnya, yakni sebagai pelajaran keagamaan yang disampaikan Rakryan atau Rakeyan Darmasiksa. Pada 1981 tesk ini diterbitkan sebagai stensilan oleh Atja dan Danasasmita. Tahun 1987, Danasasmita dkk mempublikasikannya dalam bentuk buku.<ref name=":0" />