Al-Andalus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 164:
== Faktor pendukung kemajuan dan kemunduran ==
=== Faktor pendukung kemajuan ===
Kemajuan Al-Andalus sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan-kekuatan umat Islam, seperti Abdurrahman I, Abdurrahman II, dan Abdurrahman III. Keberhasilan politik pemimpin-pemimpin tersebut ditunjang oleh kebijaksanaan penguasa-penguasa lainnya yang memelopori kegiatan-kegiatan ilmiah yang terpenting di antara penguasa Bani Umayyah di Al-Andalus dalam hal ini adalah [[Muhammad I dari Kordoba|Muhammad I]] ([[852]]-[[886]]) dan Al-Hakam II (961-976).{{fact}}
{{unreferenced section|date=Juli 2015}}
Kemajuan Al-Andalus sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan-kekuatan umat Islam, seperti Abdurrahman I, Abdurrahman II, dan Abdurrahman III. Keberhasilan politik pemimpin-pemimpin tersebut ditunjang oleh kebijaksanaan penguasa-penguasa lainnya yang memelopori kegiatan-kegiatan ilmiah yang terpenting di antara penguasa Bani Umayyah di Al-Andalus dalam hal ini adalah [[Muhammad I dari Kordoba|Muhammad I]] ([[852]]-[[886]]) dan Al-Hakam II (961-976).
 
Toleransi beragama ditegakkan oleh para penguasa terhadap penganut agama Kristen dan Yahudi, sehingga mereka ikut berpartisipasi mewujudkan peradaban Arab Islam di Iberia. Untuk orang-orang Kristen, sebagaimana juga orang-orang Yahudi, disediakan hakim khusus yang menangani masalah sesuai dengan ajaran agama mereka masing-masing. Masyarakat Al-Andalus merupakan masyarakat majemuk, terdiri dari berbagai komunitas, baik agama maupun bangsa. Dengan ditegakkannya toleransi beragama, komunitas-komunitas itu dapat bekerja sama dan menyumbangkan kelebihannya masing masing.
 
Meskipun ada persaingan yang sengit antara [[Bani Abbasiyyah]] di [[Baghdad]] dan Umayyah di Al-Andalus, hubungan budaya dari Timur dan Barat tidak selalu berupa peperangan. Sejak [[abad ke-11]] dan seterusnya, banyak sarjana mengadakan perjalanan dari ujung barat wilayah Islam ke ujung timur, sambil membawa buku-buku dan gagasan-gagasan, sehingga membawa kesatuan budaya dunia [[Islam]].{{fact}}
 
Perpecahan politik pada masa [[Mulukul Thawa'if]] dan sesudahnya tidak menyebabkan mundurnya peradaban. Masa itu, bahkan merupakan puncak kemajuan ilmu pengetahuan, kesenian, dan kebudayaan Al-Andalus. Setiap penguasa di [[Taifa Málaga|Málaga]], [[Taifa Toledo|Toledo]], [[Taifa Sevilla|Sevilla]], [[Taifa Granada|Granada]], dan lain-lain berusaha menyaingi [[Taifa Kordoba|Kordoba]]. Kalau sebelumnya Kordoba merupakan satu-satunya pusat ilmu dan peradaban Islam di Iberia, Muluk ath-Thawa'if berhasil mendirikan pusat-pusat peradaban baru yang di antaranya justru lebih maju.
{{fact}}
 
=== Faktor penyebab kemunduran ===