Wikipedia:Daftar artikel hoaks di Wikipedia/Kerajaan Sindangkasih: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 145:
Di Kraton Cirebon, Geusan Ulun bertemu dengan Ratu Harisbaya yang konon pernah menjadi kekasihnya. Dari situlah cinta lama bersemi kembali walau terlarang. Harisbaya secara diam-diam meminta kepada Geusan Ulun agar membawanya kabur meskipun ia masih istri sah Panembahan Ratu.
 
Prabu Geusan Ulun mengiyakan permintaan putri Harisbaya. Kemudian, Harisbaya dilarikan ke Sumedang (versi lain, sang putri ngumpet di kereta Geusan Ulun) pada tahun 1585 (Naskah Pustaka Kertabhumi 1-2). Tentu saja peristiwa ini memicu murka Panembahan Ratu yang segera mengirimkan pasukan untuk menyerbu. Konflik ini berakhir dengan perjanjian damai kendati Sumedang Larang harus menyerahkan wilayah Sindangkasih sebelah timu Cilutung sampai muara Cideres ke Kesultanan Cirebon. Penyerahan ini juga dimaksudkan sebagai pengganti talak Panembahan Ratu kepada Harisbaya<ref>Edi name=":0"S. Ekadjati, eds., Empat Sastrawan Sunda Lama, 1994:88</ref>.
 
Cerita perselisihan antara Cirebon dan Sumedang ini pernah dituliskan oleh beberapa peneliti Barat, termasuk Veth, van Deventer, de Roo da Le Faille, dan juga dari cerita (babad) di Sumedang dan Cirebon dari Kraton Kasepuhan dan Kacirebonan (Asikin Wijayakusuma & R. Mohammad Saleh, Rucatan Sajarah Sumedang, 1960:51).