Muawiyah bin Abu Sufyan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Israel dengan palestina
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler menghilangkan referensi [ * ]
Baris 1:
{{Infobox royaltyMonarch
| name = Muawiyah bin Abu= SufyanMuawiyah I
|reign image = [[Berkas:Caliph661]] Muawiya Calligaprhy.png|jmpl[[680]]
| alt coronation = [[661]]
| caption investiture = [[661]]
|full name = Muawiyah bin Abu Sufyan
| succession1 = [[Khalifah]] Pertama [[Kekhalifahan Umayyah]]
|titles = Amir Muawiyah
| predecessor1 = ([[Hasan bin Ali]])
| religionpredecessor = [[IslamAli]]
| successor1 = [[Yazid I|Yazīd bin Muawiyah]]
|successor = [[Yazid I]]
| reign1 = 661–680<ref>[https://www.britannica.com/biography/Muawiyah-I Encyclopedia Britannica: Muawiyah I].</ref>
|suc-type = Pewaris
| succession2 = [[Gubernur]] dari [[Levant|Syam]]
|heir reign2 = 639-661[[Yazid I]]
|issue = [[Yazid I]]
| predecessor2 = [[Abu Ubaidah bin al-Jarrah]]
|royal house = Bani Abdus Syams
| successor2 = [[Dahhak bin Qais al-Fihri]]
| dynasty = [[Bani Umayyah]]
| succession3 =
|father spouse = [[Abu Sufyan]]
| mother = [[Hindun binti Utbah]]
| spouse-type =
|date of birth = [[602]]
| consort = <!-- yes or no -->
|date issue of death = [[Yazid6 I|YazīdMei]] ibn Muawiyah[[680]]
|}}
| full name = Muawiyah bin Abu Sufyan <br /> ({{lang|ar|معاوية ابن أبي سفيان}})
| house = [[Kekhalifahan Umayyah]]
| dynasty = [[Bani Umayyah]]
| father = [[Abu Sufyan bin Harb]]
| mother = [[Hindun binti Utbah]]
{{infobox|child=yes|label1=Anak|data1=[[Yazid I]]}}
| birth_date = 602 Masehi
| birth_place = [[Mekkah]], [[Arab Saudi]]
| death_date = 22 [[Rajab]]<ref>Akbar Shāh K̲h̲ān Najībābādī, [https://books.google.com/books?id=duAhUE684bwC&pg=PA47&lpg=PA47&dq=22+rajab+muawiyah+death&source=bl&ots=16ZLa7OP_q&sig=8eoBHgGklHIrcNAh1vhPCAtxnG0&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwi4n_mp7_bTAhXKs48KHe8RB8k4ChDoAQgvMAU#v=onepage&q=22%20rajab%20muawiyah%20death&f=false "The History Of Islam"], Volume 2, Page 47, February 2001.</ref> [[Kalender Hijriyah|60 H]]<br /> 26 April, {{Death year and age|680|602}}
| death_place = [[Damaskus]], [[Suriah]]
| burial_date =
| burial_place = [[Damaskus]], [[Suriah]]
| religion = [[Islam]]
}}
[[File:First Fitna map blank.svg|jmpl|250px|{{legend-table|style=
|title= Wilayah kekuasaan [[Kekhalifahan Rasyidin]] yang diperintah oleh 4 khalifah awal. Tahapan pembagian wilayah [[Kekhalifahan Rasyidin]] dari [[Khalifah]] ke 4 [[Ali bin Abi Thalib]] selama [[Perang saudara Islam pertama|Fitnah Pertama]].
|#009900|Wilayah kekuasaan [[Kekhalifahan Rasyidin]] [[Ali]] selama [[Perang saudara Islam pertama|Fitnah Pertama]].
|#ef1000|Wilayah kekuasaan '''Muawiyah I''' selama [[Perang saudara Islam pertama|Fitnah Pertama]].
|#5200FA|Wilayah kekuasaan [[Amru bin Ash]] selama [[Perang saudara Islam pertama|Fitnah Pertama]].
}}]]
'''Muawiyah bin Abu Sufyan''' ({{tahun mati dan umur|602|680}}; {{lang-ar|معاوية بن أبي سفيان}}) bergelar '''Muawiyah I''' adalah khalifah pertama dari [[Bani Umayyah]] dan juru tulis [[Nabi Muhammad]].
 
Muawiyah diakui oleh kalangan Sunni sebagai salah seorang juru tulis[[Sahabat Nabi]], walaupun keislamannya baru dilakukan setelah [[Mekkah]] ditaklukkan. Ada pendapat lain yang menyatakan bahwa Muawiyah masuk Islam pada 7 H. Kalangan Syi'ah sampai saat ini tidak mengakui Muawiyah sebagai khalifah dan [[Sahabat Nabi]], karena dianggap telah menyimpang setelah meninggalnya [[Muhammad|Rasulullah SAW]]. Ia diakui sebagai khalifah sejak [[Hasan bin Ali]], yang selama beberapa bulan menggantikan ayahnya sebagai khalifah, berbai'at padanya. Dia menjabat sebagai khalifah mulai tahun {{tahun dan umur|602|661}} sampai dengan [[680]].
 
Terjadinya [[Pertempuran Shiffin|Perang Shiffin]] makin memperkukuh posisi Muawiyah dan melemahkan kekhalifahan [[Ali bin Abu Thalib]], walaupun secara militer ia dapat dikalahkan. Hal ini adalah karena keunggulan saat berdiplomasi antara [[Amru bin Ash]] (kubu Muawiyah) dengan [[Abu Musa al-Ashari|Abu Musa Al Asy'ari]] (kubu Ali) yang terjadi di akhir peperangan tersebut. Seperti halnya Amru bin Ash, Muawiyah adalah seorang administrator dan negarawan ulung. Muawiyah adalah sahabat yang kontroversial dan tindakannya sering disalahartikan.
Baris 117 ⟶ 98:
 
=== Membuka Qaisariyah (Caesarea) ===
[[Kaisarea|Qaisariyah]] (sekarang קֵיסָרְיָה ''Caesarea'', [[Israel|palestina)]]) adalah kota dekat [[Tel Aviv]]. Pada zaman Umar, Muawiyah ditugaskan untuk membebaskan kota ini. Namun, ternyata Qaisariyah memilliki benteng pertahanan dan pasukan yang sangat kuat. Setelah Qaisariyah dikepung dalam waktu cukup lama, Muawiyah pun berhasil menerobos kota tersebut. Dikatakan prajurit Qaisariyah yang tewas mencapai 100.000 orang<ref>Ash-Shallabi, Ali Muhammad. ''Muawiyah bin Abu Sufyan''. halaman 67-68</ref>
 
=== Membuka Pesisir Syam ===
Baris 183 ⟶ 164:
* Pertama, mereka harus diqishash secepatnya sebelum baiat kepada Ali. Inilah pendapat Muawiyah dan pendukungnya. Muawiyah berpendapat jika qishash ditunda, pembunuhnya akan berbaur di kehidupan sehari-hari kaum Muslimin dan mereka akan sulit dilacak. Lagipula, Muawiyah adalah wali Utsman dan di antara saudara-saudara Utsman yang lain, Muawiyah lah yang kekuatannya paling besar.
* Kedua, mereka harus diqishash tetapi setelah Ali bisa mengendalikan keadaan sehingga tenteram kembali. Jika qishash dilaksanakan sekarang juga, maka akan berakibat keadaan makin kacau. Para perusuh akan melipatgandakan tekanannya kepada kekhalifahan. Ini adalah pendapat Ali dan pendukungnya. Mayoritas sahabat Nabi menjadi pendukung Ali.
* Ketiga, [[uzlah]] (mengasingkan diri). Ada sahabat-sahabat Nabi yang tidak mau terlibat dalam permasalahan ini dan mereka pun pindah dari pusat konflik. Mereka tidak mau berperang dengan saudara sesama mukmin. Mereka adalah [[Abdullah bin Umar]], .[[Saad bin Abi Waqqash]], dan lainnya.
Inti dari permasalahan Ali-Muawiyah adalah perbedaan cara qishash ini. Muawiyah sendiri tidak mengklaim bahwa dirinya khalifah umat Islam dan tidak berniat merebut kekhalifahan. Hanyasaja ia dan penduduk Syam tidak mau [[baiat]] (sumpah setia) kepada Ali karena permasalahan terbunuhnya Utsman tersebut. Ketika kita melihat kondisi zaman Ali lewat kacamata abad modern, kita bisa dengan mudah menilai, tetapi bagi orang yang hidup di zaman itu, situasi pada saat tersebut sangat pelik. Menurut mayoritas ulama, dalam persoalan rumit itu yang lebih mendekati kebenaran adalah pendapat Ali karena bagaimanapun juga perdamaian negara lebih diutamakan.