Etika Yudaisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 42:
Selain itu, tujuan hidup pemeluk Yudaisme juga sangat menekankan pada ketaatan<ref name="Wyschorod Michael">Wyschorod Michael, The Body of Faith, (New York: Harper & Row), 174</ref> kepada Allah. Ketika banyak hal membicarakan tentang eksistensi Allah dengan menggunakan rasio maka mereka semua dinilai telah kehilangan iman yang seharusnya taat pada Allah. Tujuan hidup mereka tersirat dalam perjanjian mereka dengan Allah dan pemilihan Allah terhadap bangsa mereka. Hal ini merupakan tolok ukur di mana mereka harus melakukan sesuatu yang baik di mata Allah dengan mengingat bahwa mereka memiliki perjanjian dan mereka juga telah dipilih oleh Allah. <ref name="Wyschorod Michael"/>
 
Atas inisiatif Allah, [[Israel]] terikat perjanjian. Allah mengikat perjanjian dengan [[Nuh]] (Kej 6:18), [[Abraham]] (Kej 12:1-7; 15:4-21; 17: 1-16) dan lain-lain. [[Perjanjian]] terpenting adalah perjanjian di [[Gunung Sinai]]. Di sana mereka diingatkan bahwa Allah telah memilih mereka dan memberikan [[hukum]]-hukum untuk membimbing hidup mereka. Keterikatan antara janji Allah dengan mereka membuat mereka menjadi terikat sebagai umat pilihan Allah. Mereka adalah umat yang dipilih Allah karena Allah mengasihi mereka dan mereka diberikan [[tanggung-jawab]] khusus yaitu menjadi “umat yang kudus”. Inilah [[martabat]] dan [[hakikat]] nilai hidup Israel.PENDAHULUAN
 
A. Latar Belakang
 
Budaya dan adat adalah aturan, kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh dan terbentuk dari suatu masyarakat atau daerah yang dianggap memiliki nilai dan dijunjung serta dipatuhi masyarakat dan penduduknya. Di Indonesia aturan-aturan tentang kehidupan manusia tersebut menjadi aturan-aturan hukum yang mengikat disebut hukum adat. Adat dan budaya telah melembaga dalam kehidupan masyarakat baik berupa tradisi upacara atau sesuatu tradisi yang mampu mengendalikan perilaku warga masyarakat dengan perasaan senang atau bangga.
Jawa merupakan sebuah pula yang memiliki berbagai suku, budaya, ras, bahasa, dan tradisi yang berbeda-beda disetiap wilayahnya. Jawa terbagi menjadi enam provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, Yogyakarta, dan Banten. Setiap provinsi memiliki keragaman adat, budaya, bahasa, dan tradisi yang tidak dimiliki oleh daerah lain.
Dari sudut pandang budaya dan tradisi, Jawa memiliki banyak sekali budaya dan tradisi. Dalam satu provinsi misalnya terbagi menjadi banyak daerah, dalam setiap daerah terdapat budaya dan tradisi yang unik. salah satu budaya dan tradisi yang ada di Jawa adalah upacara langkahan pada ritual pernikahan. Jawa sangat memperhatikan dan melestarikan sekali adab dalam bertindak, itu terbukti dengan upacara langkahan yang masih dijunjung tinggi sampai saat ini terutama untuk wilayah Surakarta. Upacara langkahan dilaksanakan apabila calon mempelai wanita mendahului menikah dari kakak perempuan atau laki-laki, calon pengantin wanita melangkah terlebih dahulu kakaknya, untuk itu dilaksanakan upaca langkahan.
Upacara langkahan atau etika saudara muda yang akan menikah, menghormati saudara tua dengan cara memohon maaf karena ‘lancang’ (Jw: cumanthaka) lebih dulu menikah. Bila yang akan dilangkahi adalah kakak perempuan, langkahan dilaksanakan tepat pada saat akan dilakukan adicara siraman, sedangkan bila yang akan dilangkahi adalah kakak laki-laki, adicara dilaksanakan menjelang nyantrik. Adicara langkahan disebut juga “putus lawe”[Bratawijaya, 1988]
 
B. Rumusan Masalah
 
Penulisan paper dengan pembahasan upacara langkahan pada adat pernikahan jawa ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa tujuan dan makna upacara langkahan?
2. Apa perlengkapan yang dibutuhan dalam upacara langkahan?
3. Bagaimana pelaksanaan Adicara I pada upacara langkahan?
4. Bagaimana pelaksanaan Adicara II pada upacara langkahan?
5. Bagaimana iringan suasana pada upacara langkahan?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa makna dan tujuan upacara langkahan yang masih berkembang di Jawa.
2. Mengetahui perlengkapan apa saja yang dibutuhkan selama prosesi upacara langakahan.
3. Mengetahui prosesi upacara langkahan yang berkembang di Jawa.
 
BAB II
PEMBAHASAN
 
A. Makna dan Tujuan Upacara Langkahan
Upacara langkahan, selain bernuansa etika sebagai permohonan restu kepada saudara tua, juga merupakan upaya halus meredam/menghapus prasangka yang tidak semestinya diantara para kerabat. Rela dan legawa saudara tua yang disampaikan kepada ayah-bunda akan menghilangkan beban batin orang tua sehingga lebih mantab melangkah menyelenggarakan perhelatan mantu.
Sebagai saudara tua, tidak sekedar tut wuri handayani tetapi juga ing ngarso sung tuladha yang ditunjukkan melalui adicara memberi petuah kepada adik calon pengantin. Wujud adicara, bertongkat tebu wulung (tetekan widadai) sambil menuntun adik calon pengantin berjalan melangkahi tumpeng Sindula Pengasih.
adapun upacara langkahan memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Memohon restu kakak perempuan atau laki-laki calon pengantin perempuan karena akan mendahului upacara pernikahan.
2. Menunjukkan jiwa kebesaran sang kakak untuk lila legowo jika adiknya menikah terlebih dahulu, karena jodoh adalah rahasia Tuhan.
3. Pernyataan hormat dan bakti seorang adik kepada kakaknya.
4. Pernyataan kasih sayang kakak kepada adiknya, maka kakak memberikan restu/izin dan mendoakan adiknya yang akan melangsungkan pernikahan terlebih dahulu.
5. Menunjukkan kepada kerabat ba
 
== Sumber etika Yudaisme ==