Sianipar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 38:
| kerabat = [[Panjaitan]] <small>(Abang)</small> <br> [[Silitonga]] <small>(Abang)</small> <br> [[Siagian]] <small>(Abang)</small>
| sub-marga =
| turunan = Guru Soaloon <br> Purba Raja <br> Datu TapakDatulopak <br> Sibatang Buruk
| bonaniari = [[Simanungkalit]]
| padan =
Baris 47:
| sub-suku = [[Toba Holbung]]
| kampung = [[Balige, Toba Samosir|Kec. Balige]]
| kawasan = [[Tarabunga Balige, Toba Samosir|Kec. Balige]] <br> [[LagubotiPardomuan, Toba Samosir|Kec. LagubotiSilaen ]]
}}
 
Baris 53:
 
Raja Sianipar adalah anak keempat (bungsu) dari [[Tuan Dibangarna]]. Menurut kisah yang diceritakan turun-temurun dari keturunan Tuan Dibangarna, Raja Sianipar lahir setelah ketiga abangnya, [[Panjaitan|Raja Panjaitan]], [[Silitonga|Raja Silitonga]], dan [[Siagian|Raja Siagian]] telah dewasa. Raja Sianipar juga lahir ketika seluruh harta warisan berupa tanah milik Tuan Dibangarna telah dibagi kepada ketiga abangnya, namun Raja Silitonga berbaik hati memberikan warisannya kepada Raja Sianipar dan pergi meninggalkan [[Balige, Toba Samosir|Balige]] untuk membuka kampung baru ke arah selatan di daerah [[Sipahutar, Tapanuli Utara|Sipahutar]]. Hal ini merupakan satu alasan mengapa Silitonga adalah satu-satunya marga keturunan Tuan Dibangarna maupun keturunan [[Sibagot Ni Pohan]] yang tidak mempunyai tanah ulayat di kawasan [[Toba Holbung]].
 
Persebaran Marga Sianipar ada 2 wilayah di Kabupaten Toba Samosir, Yakni di Tarabunga Balige dan Sianipar Pardomuan Kecamatan Silaen.
 
Dalam perkembangannya, Keturunan Raja Sianipar mengklasikfiasikan diri ke dalam empat kelompok: