Kekristenan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rantemario (bicara | kontrib)
→‎Sejarah agama Kristen: Huruf kapital dan perbaikan ejaan
Rantemario (bicara | kontrib)
+ "Santo"
Baris 137:
=== Saat kolonialisme Belanda ===
 
[[Berkas:Jakarta Cathedral.jpg|200px|jmpl|ka|Katedral di Jakarta.]]
 
Kristen Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis, yang kemudian diikuti bangsa Spanyol yang berdagang rempah-rempah, [[Katolik Roma]] pertama tiba pada tahun 1534, di kepulauan [[Maluku]] melalui orang Portugis yang dikirim untuk eksplorasi. [[Santo]] [[Fransiskus Xaverius]], misionaris Katolik Roma dan pendiri Ordo [[Yesuit]] bekerja di kepulauan [[Maluku]] pada tahun [[1546]] sampai tahun [[1547]].<ref>{{cite web|url=http://www.jmcommunications.com/english/SFXfeer.html |title=Francis Xavier and Asia: The Road to Cultural Inventiveness |publisher=jmcommunications.com |accessdate=2011-03-02}}</ref> Namun ketika Belanda mengalahkan Portugis tahun 1605, Belanda mengusir para [[misionaris]] Katolik dan memperkenalkan Kristen Protestan (dari aliran Calvinist Dutch Reformed Church), sehingga terpengaruh pada ajaran [[Calvinisme]] dan [[Lutheran]].<ref name="countrystudies">{{citeweb|url=http://countrystudies.us/indonesia/38.htm |title=U.S. Library of Congress' Country Studies of Indonesia |publisher=cuntrystudies.us |accessdate=2011-03-02}}</ref>
 
Perkembangan Kekristenan di Indonesia pada zaman itu cukup lambat. Hal ini dikarenakan ajaran Kalvinisme merupakan aliran agama Kristen yang memerlukan pendalaman Alkitab yang mendalam, sementara edisi Alkitab saat itu belum ada yang berbahasa Indonesia. Lagipula, VOC sebagai kendaraan Belanda untuk masuk dan menguasai Indonesia saat itu adalah sebuah perusahaan sekuler dan bukan perusahaan yang cukup religius, sehingga tidak mendukung penyebaran agama yang dilakukan oleh misionaris Belanda sendiri. Setelah pengaruh VOC mulai tenggelam pada tahun 1799, pemerintah Belanda mulai memperbolehkan penyebaran agama dengan lebih leluasa. Orang Kristen aliran Lutheran dari Jerman yang lebih toleran dan tidak memaksa pemeluknya untuk mempelajari agama Kristen dengan sedemikian dalam, mulai memanfaatkan perizinan tersebut untuk mulai menyebarkan agama di antara orang Batak di Sumatera pada tahun 1861, dan misionari Kristen Belanda dari aliran Rhenish juga menyebarkan agama di Kalimantan Tengah dan Sulawesi Tengah.<ref name="countrystudies" />